Jalan Kusumanegara itu wujud ruwetnya tata kota dan lalu lintas di Kota Jogja.
Tinggal di Kotamadya Jogja katanya memberi banyak privilege. Saya sadar akan hal itu. Menjadi warga Kotamadya membuat saya effortless karena semua fasilitas dan kebutuhan tersedia secara lengkap, dekat, dan mudah mendapatkanya. Sekolah-sekolah unggulan juga kebanyakan ada di Kotamadya Jogja. Saat PPDB, baik dengan sistem peringkat NEM maupun sistem zonasi, warga Kotamadya nggak perlu khawatir asal sudah mengantongi nilai Ujian Nasional yang tinggi.
Tapi Tuhan memang adil. Selain privilege, ada banyak hal di Kotamadya yang bikin saya dan banyak masyarakat sambat. Yang baru-baru ini mengusik saya adalah kondisi jalan, khususnya Jalan Kusumanegara.
Jalan yang masuk dalam wilayah administratif Kemantren Umbulharjo ini sebenarnya nggak asing buat saya. Dulu saya sering melewati jalan ini, terutama kalau mau ke Banguntapan, Bantul, atau jalan-jalan ke Gunungkidul. Tapi, baru-baru ini, saya lewat Jalan Kusumanegara lagi. Baru saya sadari ternyata kondisi jalan ini memangkas mood dan menggantikannya dengan rasa sebal, lalu istighfar.
Sebelum saya paparkan alasan keluh kesah itu, saya juga sudah cari tahu apakah cuma saya yang mengalami masalah ini. Rupanya, Jalan Kusumanegara Jogja ini memang banyak masalahnya. Bahkan saya sampai nemu 3 skripsi dari Prodi Teknik Sipil yang meneliti permasalahan di Jalan Kusumanegara. Parah.
#1 Jalan Kusumanegara Jogja itu sempit tapi ramai
Jalan Kusumanegara termasuk jalur padat di Jogja. Lalu lintasnya selalu ramai karena menghubungkan 2 tempat wisata paling ramai, yaitu Titik Nol dan Gembira Loka Zoo.
Selain itu, ada juga kampus, swalayan, sekolah, pabrik, dan kantor pemerintahan di Jalan Kusumanegara. Jalan ini juga menjadi penghubung antara Kotamadya Jogja dengan Kabupaten Bantul dan Kabupaten Gunungkidul alias menjadi jalur komuter.
Sayangnya, lebar Jalan Kusumanegara ini terbilang sempit untuk jalan seramai itu. Sudah sempit, banyak mobil parkir sembarangan di bahu jalan pula. Bikin nyalip jadi nggak bebas. Sabar-sabarin, deh, kalau lewat sini.
Baca halaman selanjutnya: Sebuah ruas jalan yang terkadang merepotkan warga Jogja sendiri!