Pemerintah berencana menaikan tarif cukai rokok per Januari 2020 sebesar 23 persen. Selain itu harga jual eceran (HJE) juga akan naik sebesar 35 persen. Ya sekarang kalau kita beli Gudang Garam Surya 12 di warung seharga Rp. 16.000,00, bisa jadi tahun depan kita beli Surya 12 bisa seharga Rp. 22.000,00. Wah mahal amat ya!
Kanaikan tarif cukai rokok ini didasarkan untuk menekan konsumsi rokok yang terus meningkat. Kenaikan tarif cukai rokok ini berimbas pada industri rokok. Para produsen rokok merasa dirugikan atas wacana kenaikan tarif rokok ini. Ya nggak rugi gimana misal harga rokok melambung tinggi dan konsumen menurun. Selanjutnya yang terjadi pabrik rokok akan mengalami kebangkrutan dan akhirnya bangkrut, tambah lagi deh pengangguran di Indonesia.
Dilansir dari Tirto Ketua Komunitas Kretek, Aditya Purnomo ragu dengan dalih pemerintah menaikkan cukai demi menekan konsumsi rokok. Dia meyakini kenaikan cukai yang drastis karena pemerintah sedang mencari akal untuk mendapatkan uang dengan cara mudah. Ya biasalah akal-akalan pemerintah dalam menutupi-menutupi, alasanya untuk mengerem perokok aktif di Indonesia yang terus bertambah, padahal nantinya untuk keperluan APBN. haha
Kenaikan tarif cukai rokok sangat berimbas para perokok aktif. Jika nantinya cukai rokok melambung tinggi para konsumen rokok sangat keberatan, apalagi yang sudah kecanduan rokok. Ra udud paru-paru ra smile. Ada banyak aliran perokok aktif dalam menghadapi harga rokok yang melambung tinggi nantinya. Berikut lima aliran perokok dalam menghadapi tingginya harga rokok.
1. Berganti ke rokok elektrik/vape
Jika wacana peningkatan tarif cukai rokok terealisasi, nantinya banyak perokok yang memilih berganti ke rokok elektrik. Rokok elektrik menjadi solusi karena harganya juga sangat terjangkau. Dengan uang 500 ribu bisa mendapatkan mesin vape beserta liquid-nya. Jika liquid-nya habis tinggal beli lagi dan nggak harus ganti mesin vape-nya. Aliran yang berganti ke vape ini biasanya adalah anak muda.
2. Memilih ke rokok lintingan
Yang aliran kedua biasanya yang low budget. Karena nggak kuat untuk beli rokok ya bergantilah ke rokok lintingan atau biasa di sebut tingwe (nglinting dhewe). Dengan uang 10 ribu sudah bisa mendapatkan tembakau di pasar-pasar tradisional. Dengan bermodal tembakau, kertas perokok sudah bisa menikmati tembakau. Biasanya aliran yang kedua ini adalah bapak-bapak pekerja berat. Mahasiswa yang ber low budget biasanya juga ada sih yang memilih jalan keluar ini. haha
3. Beli Rokok Ilegal
Aliran yang ini juga aliran yang low budget. Rokok ilegal banyak dipasarkan di rumahan biasanya di kota-kota banyak yang menjual rokok ilegal. Dengan uang 10 ribu perokok sudah bisa mendapatkan satu bungkus rokok ilegal yang rasanya sama dengan rokok bercukai yang bermerk sama. Rokok ilegal sangat menguntungkan perokok aktif yang low budget karena masih bisa menikmati rokok kesayanganya dengan harga yang lebih murah.
4. Kebal dengan harga rokok
Aliran perokok yang kebal dengan harga rokok adalah mereka yang bourjois. Mereka tidak peduli harga rokok mahal, ya karena mereka mampu beli. Aliran ini biasanya para pekerja kantoran, PNS, ataupun mereka para pengusaha-pengusaha kaya. Untuk mengaluarkan uang 50 ribu hanya untuk merokok pun mereka rela.
5. Berhenti merokok
Aliran perokok yang terkena imbas harga rokok yang terakhir adalah mereka yang memutuskan untuk berhenti merokok. Mereka memilih berhenti merokok karena mereka tidak kuat lagi untuk membeli rokok dengan harga tinggi. Mereka enggan unuk beralih ke alternatif rokok lain seperti vape ataupun rokok lintingan, ya karena mereka hanya penyuka satu merk rokok. Karena rokok yang disukainya harganya mahal dan akhirnya memutuskan untuk berhenti merokok, juga untuk menjaga kesehatan.
Itulah lima aliran perokok dalam menghadapi kanaikan harga rokok yang diwacanakan pemerintah versi saya. Walapun pemerintah menaikan cukai rokok di Indonesia demi mengerem perokok aktif yang setiap tahunya meningkat, tetapi masih banyak cara lain para perokok di Indonesia dalam menghadapi tingginya harga rokok nantinya. (*)
BACA JUGA Jokowi dan Memori Orde Baru yang Masih Membekas atau tulisan Adien Tsaqif Wardhana lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.