Perkara kuliner, semua tergantung selera. Tapi, bagi saya pribadi, sungguh sia-sia orang yang membenci Indomie Ramen Series. Bagi saya lagi, mereka adalah kaum-kaum yang merugi.
Indomie Ramen Series, adalah puncak kenikmatan mi instan rebus di dunia ini. Aroma yang betul-betul indah, tampilan yang menggoda, serta rasa yang tak patut untuk diperdebatkan jadi alasan yang menempatkan mi instan tersebut sebagai sebaik-baiknya mi instan di negara ini.
Saya sendiri memang penggila ramen. Mimpi saya hingga kini adalah pergi ke Jepang dan menjelajahi satu demi satu warung ramen di Tanah Para Samurai. Membayangkan saya menyusuri gang kecil dan masuk warung ramen, sudah bikin tenang. Mirip adegan-adegan di serial Midnight Diner.
Di Jogja memang banyak warung ramen. Seperti mahasiswa Jogja pada umumnya, saya memulai perjalanan ramen dimulai dari Nikkou Ramen. Hati saya tertambat di warung itu. Sudah pindah berkali-kali, tapi tetap saja saya kunjungi. Juga, saya menjelajah banyak warung ramen yang ada di Jogja.
Tapi tentu saya, saya tidak bisa setiap hari mengunjungi warung ramen. Harga ramen adalah jadi alasan saya tidak bisa setiap hari menyeruput kuah-kuah yang begitu nikmat. Maka, Indomie Ramen Series adalah pelepas rindu yang selalu menyelimuti.
Tori Miso dan Tori Kara
Indomie Ramen Series punya banyak series, tapi yang mau saya rekomendasikan adalah Tori Miso dan Tori Kara. Bedanya adalah, yang satu kuat di rasa misonya (kayaknya) dan yang satu pedasnya minta ampun. Secara pribadi, saya lebih suka Tori Miso karena tidak perlu “menderita” saat makan. Rasanya yang lembut bikin saya merasa penuh saat makan mi instan tersebut.
Tapi tak berarti Tori Kara kalah superior. Kuahnya sama-sama enak, dan pedasnya tak sungkan menendang saat kuahnya diseruput. Yah, anggap saja Tori Miso cocok untuk kalian yang ingin menghabiskan waktu menikmati hujan, dan Tori Kara untuk kalian para petarung yang mendaku si paling kuat pedas.
Aroma dua varian sama-sama kuat. Tori Miso jelas jauh lebih lembut meski lumayan menusuk jika tidak biasa mencium aroma mi yang kuat. Varian Tori Kara sama-sama kuat, tapi lebih condong ke aroma pedas yang menusuk.
Baca halaman selanjutnya
Harga yang lumayan “menendang”
Untuk rasa, aduh, agak susah saya menjelaskan keindahan. Tori Miso punya rasa gurih kuat, kuahnya kental, dan memberi kesan kuat. Tori Kara menendang dengan pedas gurih ala Indonesia, tapi masih memberi sensasi yang mirip dengan Miso.
Intine, enak. Yang bilang nggak enak, duh, sungguh kaum yang merugi.
Harga Indomie Ramen Series
Untuk harga, Indomie Ramen Series tentu tidak sama dengan varian Indomie yang lain. Di minimarket, saya kerap menemukan mi ini dibanderol dengan harga enam ribu rupiah. Cukup mahal untuk mi instan, tapi kelewat murah untuk sesuatu yang begitu enak. Tapi di warung kelontong modern, ada yang menjual di angka empat ribu rupiah. Kok bisa terpaut jauh? Ha yo mbuh, udu aku bakule.
Jika menganggap mi instan adalah instrumen survival, jelas Indomie Ramen Series bukan alat survival terbaik. Tapi tak ada salahnya punya 4 bungkus untuk stok di kosan. Makan mi instan rasa mewah tak ada salahnya juga kok. Menurut saya, amat, sangat, worth.
Hari-hari belakangan kita disuguhi hal-hal tak menyenangkan. Pengangguran meningkat, PPN naik, kepastian masa depan muram, dan kadang diperburuk dengan hujan yang mengguyur tanpa henti. Tapi, semua bisa diatasi dengan menuntut pemerintah, sembari menyeruput nikmatnya Indomie Ramen Series.
Lagi-lagi, sungguh merugilah kaum-kaum yang nggak bisa menikmati mahakarya Indomie satu ini.
Penulis: Rizky Prasetya
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Indomie Tori Miso Ramen: Cita Rasa Internasional yang Lekat dengan Lidah Indonesia