Review Indomie Ramen Series: Beneran Mirip Ramen Jepang, Beneran Enak

Review Indomie Ramen Series: Beneran Mirip Ramen Jepang, Beneran Enak

Review Indomie Ramen Series: Beneran Mirip Ramen Jepang, Beneran Enak (Dokumentasi pribadi Erma Kumala Dewi)

Baru-baru ini Indomie merilis produk baru yang dinamai ramen series. Terdapat tiga varian rasa yang ditawarkan yaitu shoyu ramen, tori miso, dan takoyaki. Sebelum resmi merilis produk terbarunya ke toko-toko, PT Indofood mendirikan kedai ramen bernama Indomie Yatai.

Mereka menawarkan ramen komplit seharga Rp6.000 saja. Barangkali mereka ingin memanfaatkan fenomena street food ramen yang sedang populer belakangan ini. Strategi ini terbukti ampuh membuat Indomie ramen viral di mana-mana.

Lalu apakah benar cita rasa Indomie ramen series memang seautentik itu? Akankah inovasi terbaru ini berhasil atau malah gagal? Berikut ulasannya:

Indomie Ramen Series varian Shoyu Ramen

Varian shoyu ramen menawarkan cita rasa yang ringan. Kuahnya berwarna kecoklatan dan jernih. Aroma khas fermentasi kedelai yang merepresentasikan shoyu atau kecap asin begitu pekat. Mungkin aromanya tergolong mengganggu bagi sebagian orang. Tapi ternyata, rasanya nggak sepekat aromanya kok. Masih bisa dinikmati dengan nyaman.

Mudahnya, rasa kuahnya seperti kaldu ayam yang diberi kecap asin dan disempurnakan dengan bumbu-bumbu. Tidak jelas bumbu apa saja yang ditambahkan sebab dicantumkan dengan detail di bagian komposisi. Kalau saya boleh menduga mungkin menggunakan jahe, jamur, kombu, dan bawang.

Kemasan bumbunya sangat ringkas, hanya ada satu bumbu cair saja. Bungkus lainnya berisi bahan pelengkap yang terdiri dari narutomaki mungil dan daun bawang kering. Narutomakinya lumayan lah, masih ada sedikit rasa khas fish cake, setidaknya bukan tepung doang. Saya sarankan untuk tidak lupa merebus bahan pelengkap ini bersamaan dengan mi. Selain membuat toppingnya empuk, perebusan ini sekaligus meng-infuse aroma daun bawang ke dalam kuah.

Indomie Ramen Series varian Tori Miso Ramen

Varian tori miso menawarkan cita rasa yang lebih pekat. Pada resep autentiknya, ramen ini menggunakan miso tare yang berbentuk pasta sehingga kuah yang dihasilkan lebih pekat dengan warna kemerahan. Sayangnya pada versi Indomie kita tidak akan mendapati miso tare yang seperti ini.

Bumbu yang kita dapatkan hanyalah satu bungkus bumbu bubuk dan satu bungkus minyak bumbu. Rasa kedelai khas miso sudah bercampur pada bumbu bubuknya. Mungkin krimer dan kuning telur bubuk yang tertera di komposisi dipakai untuk menciptakan tekstur kuah yang pekat. Bumbu bubuk ini punya komponen yang tergolong ramai, sampai ada serpihan nori, daun bawang kering, dan biji wijen segala.

Kuahnya memiliki rasa kedelai yang tidak terlalu kuat, tapi rasa gurih dari kaldu ayamnya telah ter-highlight dengan sempurna. Rasa khas rumput laut juga cukup menonjol di sini, padahal ukuran norinya cukup kecil. Keberadaan biji wijen sangat berguna untuk memperkaya tekstur pada hidangan ini, jadi ada ceplus-ceplusnya gitu. Barangkali Indomie sengaja membuat rasa misonya cukup mild untuk menyesuaikan dengan lidah orang Indonesia yang nggak familier dengan rasa miso.

Indomie Ramen Series versi Takoyaki Ramen

Varian ini menjadi satu-satunya ramen goreng pada series ini. Lagi-lagi kemasan bumbunya sangat ringkas. Hanya ada 1 bumbu pasta takoyaki, saus mayo, dan 1 bungkus bahan pelengkap yang terdiri dari katsuobushi dan nori yang berbentuk serpihan kecil.

Rasa bumbu takoyakinya cukup asin jika dibandingkan dengan saus takoyaki pada umumnya. Malahan menurut saya nggak ada manisnya sama sekali. Aroma dan rasa khas udang cukup menonjol pada bumbu ini. Namun demikian rasanya nggak seasin itu saat sudah diaduk bersama mi-nya, justru sangat pas.

Keberadaan saus mayo membuat tekstur mi ini menjadi creamy. Tingkat keasaman saus mayonya sangat pas, nggak sampai merusak keseluruhan rasa mi-nya. Hidangan ini disempurnakan dengan bahan pelengkap yang aromanya mengingatkan saya pada snack-snack rasa rumput laut.

Nilai plus yang layak diapresiasi

Indofood tampak telah memberikan effort yang besar untuk membuat ramen series ini. Tiap varian punya detail masing-masing yang sudah disesuaikan dengan karakteristik masing-masing jenis ramen. Selain itu saya suka sekali dengan tekstur mi-nya yang tebal dan lebih kenyal. Sangat pantas untuk disebut premium collection.

Menurut saya, rasa umami yang ditonjolkan pada series ini terasa lebih alami. Dalam artian benar-benar dibuat semirip mungkin dengan kuah kaldu buatan tangan. Kalau ada rasa asin ya terasa seperti garam saja. Bukan rasa micin yang lumrah kita jumpai dalam mi instan pada umumnya. Kalau dibandingkan dengan Indomie rasa kaldu ayam atau ayam bawang misalnya, pasti akan paham perbedaan yang saya maksud.

Oh iya, jangan berharap akan mendapat rasa pedas pada ramen series ini ya. Sebab, semua variannya nggak ada yang pedas. Mungkin bisa menambahkan Boncabe atau chilli oil sendiri biar makin nikmat.

Kesimpulan

Menurut saya Indomie telah berhasil mengeksekusi ramen series dengan sangat baik. Rasa-rasa yang dihasilkan sudah cukup mendekati ramen yang autentik. Sudah sangat baik untuk brand mi instan yang berasal dari luar Jepang. Bahkan tergolong unik sebab rasa yang dihadirkan sangat baru, belum ada kompetitor lokal yang membuatnya.

Tiap varian punya karakteristik masing-masing. Shoyu ramen sangat cocok untuk orang-orang yang mencari cita rasa ringan. Untuk pecinta ramen yang lebih pekat bisa memilih tori miso. Sedangkan yang mau ramen goreng bisa memilih takoyaki. Sejauh ini varian tori miso masih menjadi favorit saya.

Beberapa topping yang bisa ditambahkan untuk menyepurnakan kelezatannya adalah irisan daun bawang dan telur yang direbus 6-7 menit. Bisa juga menambahkan sayuran yang direbus terpisah agar tidak merusak rasa kuah dan mi-nya.

Gimana, udah ngiler belum? Sayangnya Indomie ramen series belum dijual di pasaran. Baru tersedia di olshop dengan harga yang masih nggak masuk akal. Setidaknya sudah punya bayangan lah ya untuk cobain yang mana duluan. 

Penulis: Erma Kumala Dewi
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Indomie Tori Miso Ramen: Cita Rasa Internasional yang Lekat dengan Lidah Indonesia

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version