Siapa sih yang nggak klepek-klepek tiap lihat Hong Du Shik, Lee Ik Jun, dan Ahn Jeong Won?
Masih segar dalam ingatan kita mengenai drama Korea bergenre medis yang dibalut dengan subgenre lain, seperti persahabatan dan romansa, Hospital Playlist. Sudah dua musim drakor ini menemani para penonton melepas penat setelah menyelesaikan rutinitas yang menjengkelkan. Kisah para dokter di Pusat Medis Yulje dengan segala konfliknya sangat menarik buat disaksikan.
Begitu pula dengan drakor yang baru saja habis masa penayangannya dan digemari pula oleh para penonton di seluruh dunia, Hometown Cha-cha-cha. Drama ini berhasil menorehkan prestasi tiap hari, entah itu menempati posisi pertama di delapan negara sebagai Netflix Top 10 TV Shows, drama yang paling banyak dibicarakan selama bulan September versi Good Data, hingga kesuksesan Hong Du Shik dalam mencuri hati para pemirsa.
Menyadari popularitas Hong Du Shik di kalangan kaum Hawa hingga membuatnya jadi bahan rebutan para oknum yang mengaku sebagai istrinya, saya ikut teringat pada Lee Ik Jun dan Ahn Jeong Won (Andrea) yang pernah juga mengalami hal serupa di masa penayangan Hospital Playlist.
Ik Jun dan Jeong Won beberapa saat lalu menghiasi imajinasi pemirsa akan pasangan hidup yang ideal. Selama penayangan Hospital Playlist, baik musim pertama maupun kedua, saya kerap menemukan kawan-kawan sesama penikmat drama Korea di Twitter yang membuat jajak pendapat untuk menentukan siapa karakter yang paling suami-able di drakor tersebut. Saya pun pernah membuat polling serupa di akun pribadi. Hasilnya, Ik Jun dan Jeong Won lah yang paling sering menempati peringkat teratas.
Bila dipikirkan lagi, ketiga karakter itu memiliki beberapa kemiripan. Bisa diandalkan, cerdas, supel, simpel, ramah, family-man, dan ngajeni orang tua adalah karakter yang merepresentasikan ketiganya. Lantas, sebuah starter pack mengenai figur cowok ideal pun terbentuk pasca-penayangan kedua drakor yang kebetulan sama-sama dibesut oleh tvN. Entah para cowok di luar sana harus bersyukur atau mengeluh gara-gara standar baru ini, tapi yang jelas para penonton jadi mendambakan sosok laki-laki semacam ini, termasuk saya. Dan figur idaman ini jelas berbeda dari tipikal tokoh drakor di masa-masa sebelumnya.
Kurang lebih sedekade lalu, wujud laki-laki dingin dan tsundere kerap wira-wiri dalam drakor. Gu Jun Pyo, si kaya raya dalam drakor Boys Over Flower yang sempat bikin demam di sebagian wilayah Asia Tenggara, adalah tokoh yang paling berhasil memvisualisasikan tabiat itu.
Alhasil, sindrom “bad boy” dan “cold city guy” jadi menjangkiti Indonesia selama beberapa waktu berkat merebaknya virus drakor yang dibintangi oleh Lee Min-ho itu. Salah satu sinetron Indonesia yang punya penyakit ini ialah Cinta Cenat Cenut. Sinetron yang dibintangi oleh ketujuh anggota boyband SM*SH ini sempat punya tempat di hati para penggemarnya. Pada saat itu, karakter Rafael dan Morgan sangat digandrungi, meski kemudian saya baru mengerti bahwa keduanya sangat arogan dan manipulatif.
Sejak awal mereka sudah bersikap kurang ajar dengan menjadikan Putri, tokoh protagonis dalam sinetron tersebut, sebagai penentu kemenangan taruhan mereka. Ada pula adegan ketika Rafael and the gang menyetrap Putri dengan memaksanya menjewer telinga dan mengangkat satu kaki, hukuman yang khas sekali dengan zaman baheula. Ini mereka lakukan karena Putri melawan si pemilik yayasan, Rafael itu tadi. Pun masih ada banyak lagi kekerasan yang dilakukan oleh Rafael yang pada akhirnya justru jadian dengan Putri.
Tak hanya sinetron, dunia fiksi penggemar atau fan fiction pun sama sakitnya. Bahkan salah satu aplikasi baca-tulis yang memiliki ikon berwarna oranye sampai punya stereotip tersendiri. Berkat bejibunnya jumlah karya yang mengangkat tema soal bad boy pelaku kekerasan fisik dan verbal yang akhirnya takluk pada seorang good girl, Wattpad sempat dinilai sebagai perpustakaan paling klise dan cringe. Temperamen para tokohnya pun mirip seperti Boys Over Flower maupun Cinta Cenat Cenut: berkuasa di sekolah berkat orang tua yang suka menyumbang, punya geng, dan suka seenaknya sendiri.
Drama Korea, sinetron, bahkan fiksi penggemar yang memiliki alur semacam itu sangatlah kental dengan kekerasan. Kekerasan fisik, seperti menarik tangan si perempuan secara paksa, menculik, menyudutkan perempuan ke dinding, menampar, hingga menginjak kaki sering sekali kita saksikan, tapi kita turut menormalisasikannya karena mengerti bahwa hal itu adalah proses terbangunnya perasaan di antara kedua tokoh. Ada pula kekerasan emosional, yang dilakukan dengan menghina atau membentak karakter perempuan, dan kekerasan seksual, seperti nyosor tanpa consent.
Jujur saja saya merasa ngeri ketika menonton ulang adegan ketika Gu Jun Pyo yang memaksa Geum Jan Di untuk berciuman dengannya. Begitu juga ketika Hwang Sun Oh dalam drama Love Alarm yang tiba-tiba mengajak Kim Jo Jo ke sebuah gang kecil dengan alasan mau mengajaknya bicara, tapi berakhir mengesun Kim Jo Jo.
Tipikal karakter abusif, manipulatif, dan posesif seperti di atas hampir nggak pernah diperlihatkan dalam Hometown Cha-cha-cha dan Hospital Playlist. Sebaliknya, kedua drakor ini memberikan perspektif baru dalam menjalani hubungan percintaan yang selama ini agak kalah pamor dengan drakor yang meromantisasi kekayaan sang pemeran pria untuk menyenangkan pasangannya.
Dua drakor tersebut melalui para karakternya mengajarkan bahwa menjalani hubungan percintaan nggak harus muluk-muluk. Hometown Cha-cha-cha dan Hospital Playlist memberikan kesadaran bahwa pasangan ideal bukanlah yang mampu membelikan permata berkilau, tapi cukup dengan menyiapkan telinga dan nggak menghakimi ketika pasangan baru saja menghadapi hari yang bikin galau. Seorang pasangan nggak perlu juga jadi ahli jotos yang ditakuti semua orang. Cukup nggak gengsi nyuci baju dan piring sendiri saja sudah jadi sosok yang pantas disayang.
Kalau disuruh milih, jelas dong sebagian besar orang akan memilih pasangan yang love language-nya adalah words of affirmation atau act of service seperti Hong Du Shik, Lee Ik Jun, dan Ahn Jeong Won alih-alih seseorang dengan perilaku abusif yang ditutupi dengan kebiasaan memberikan hadiah maupun physical touch yang kebablasan.
Sumber Gambar: Instagram tvN Drama Official