Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Otomotif

Kenikmatan Menggunakan Honda Beat Generasi Kedua: Nggak Rewel, Nggak Bikin Gembel

Akbar Mawlana oleh Akbar Mawlana
2 Mei 2023
A A
motor honda astrea 800 Pol espargaro Honda scoopy Honda CT125 Honda CRF honda beat street motor matik MOJOK.CO honda c70

Logo Honda (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Surabaya pun gagal menaklukkan Honda BeAT

Seiring berjalannya waktu, saya mulai beranjak menjadi mahasiswa di Surabaya. Dengan begitu, saya mengangkut Honda BeAT ke Surabaya. Awalnya, saya berasumsi dengan segala kemacetan Surabaya, uang untuk mengisi bensin sepeda motor juga akan membengkak. Ada rasa kegetiran di hati, mengingat biaya hidup di Surabaya juga bisa terbilang mahal.

Namun, kegetiran saya seketika lenyap saat sepeda motor sampai di kos setelah menggunakan jasa pengiriman. Sesampainya di kos, saya berniat menghitung biaya pengeluaran sepeda motor dalam seminggu. Setelah seminggu, nyatanya saya hanya mengeluarkan uang bensin sebesar empat puluh ribu. Hanya naik sepuluh ribu. Harga yang masih terbilang murah dengan melihat kondisi kemacetan jalanan di Surabaya.

Tentu, harga pengeluaran yang masih terbilang murah dibandingkan pengguna motor matic lainnya. Saya pun sempat menanyakan biaya pengeluaran pada teman kuliah yang motornya matic, seperti pengguna Vario. Penuturan teman saya harus mengeluarkan uang bensin sebesar enam puluh ribu. Atau pengguna Mio dan Scoopy, teman saya menjawab kalau menghabiskan uang bensin sebesar lima puluh ribu dalam seminggu.

Bensin irit, tenaga elit

Iritnya Honda BeAT generasi kedua selain disebabkan oleh teknologi PGM-FI, juga disebabkan tenaga mesinnya yang hanya 108 CC. Tenaga mesin yang terbilang kecil dibandingkan sepeda motor matic lainnya, seperti Vario, Scoopy, Mio, NMAX, dan PCX. Kendati memiliki kekuatan mesin yang terbilang kecil, Honda BeAT generasi kedua bisa terbilang kuat.

Kekuatannya sudah saya uji ketika sering digunakan untuk bepergian ke tempat dataran tinggi, seperti Batu, Pacet, dan Cangar. Awalnya, banyak sekali teman kuliah memberi saran untuk tidak menggunakan motor saya untuk pergi ke Batu, Pacet, dan Cangar. Katanya, takut tidak kuat menanjak nanti. Cuman karena saya orang Madura yang punya modal nekat, saya hiraukan saran dari teman-teman.

Dengan modal nekat, saya berangkat ke Batu, Pacet, dan Cangar. Dan ternyata sepeda motor saya kuat menanjak, meski jalannya tanjakan dan berkelok-kelok. Ketika saya bisa sampai di Batu dan Pacet, ada rasa heran karena dengan 108 CC, bisa menaklukkan jalan menanjak. Yang paling membuat saya lebih heran adalah bisa sampai ke Cangar. Mengingat, kawan saya yang motornya Vario dan Scoopy, tidak kuat menanjak di Cangar.

Kisah serupa juga dialami oleh teman seangkatan yang juga mempunyai Honda BeAT generasi kedua. Dia sering bepergian ke Batu, Pacet, dan Cangar menggunakan sepeda motornya. Tentunya, saya dan dia punya rasa heran yang sama, bagaimana bisa dengan CC kecil, bisa membabat jalanan menanjak dan berkelok? Saya dan dia hanya punya satu jawaban: memang kendaraan yang kuat.

Anti-banjir

Kekuatan Honda BeAT generasi kedua juga saya rasakan saat menerjang banjir di Surabaya. Surabaya memang sering mengalami banjir ketika hujan deras. Sudah tidak terhitung berapa kali saya harus menerjang banjir di Surabaya. Uniknya, selama menerjang banjir di Surabaya, sepeda motor saya tidak pernah rewel. Biasanya, motor lain kalau habis menerjang banjir akan tidak hidup, sehingga harus dibawa ke bengkel.

Baca Juga:

Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

Tetapi, tidak bagi motor saya. Padahal, motor kawan kos lainnya seperti Supra X 125 dan NMAX, harus dibawa ke bengkel akibat menerjang banjir besar. Kekuatan lainnya dari motor ini ketika menerjang banjir adalah tidak mudah mogok. Padahal, banjir yang saya terjang bisa terbilang dalam, bagi ukuran sepeda motor. Perihal itu saya sampai dibuat terheran-heran, melihat motor lainnya ada yang mogok di tengah banjir.

Bukan hanya lihai perihal menerjang banjir, Honda BeAT generasi kedua juga lihai menggocek jalanan. Sebab, dengan ukurannya yang minimalis, ia bisa lincah melewati berbagai celah di tengah kemacetan.

Dengan kelincahan Honda BeAT generasi kedua, saya berani menyalip di celah truk dan mobil lainnya saat macet di Surabaya, sekalipun ukuran celahnya tidak lebar. Berbanding terbalik ketika saya mengendarai Vario, saya tidak berani melewati celah truk dan mobil dengan ukuran tidak lebar karena saya sudah memprediksikan tidak akan cukup dengan ukuran motornya yang besar.

Maka, dengan keiritan, ketangguhan, dan kelincahannya, nikmat mana lagi yang akan engkau dustakan ketika mengendarai Honda BeAT generasi kedua?

Penulis: Akbar Mawlana
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Rajin Pangkal Pandai, Honda BeAT Pangkal Kaya

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Halaman 2 dari 2
Prev12

Terakhir diperbarui pada 23 November 2025 oleh

Tags: generasi keduahonda beatiritPGM-FIpilihan redaksi
Akbar Mawlana

Akbar Mawlana

Mahasiswa yang gemar gelisah dan menulis.

ArtikelTerkait

Makan Sate Padang Itu Pakai Ketupat, Bukan Lontong Apalagi Nasi

Makan Sate Padang Itu Pakai Ketupat, Bukan Lontong Apalagi Nasi

16 April 2023
4 Tipe Perempuan di Kolom Komentar IG Nicholas Saputra terminal mojok

4 Tipe Perempuan di Kolom Komentar IG Nicholas Saputra

28 September 2021
Jembatan Aborsi, Contoh Nyata Beratnya Perjuangan Kuliah di UI

Jembatan Aborsi, Contoh Nyata Beratnya Perjuangan Kuliah di UI

1 Mei 2023
Kasihan Motor Saya jika Pertalite Beneran Dihapus

Beli Pertalite Pakai Aplikasi: Kalau Bisa Dibikin Ribet, Kenapa Tidak?

25 Juni 2022

Busana Kim Kardashian di Met Gala Nggak Beda dengan Kiri Kekimcil-Kimcilan

17 September 2021
Simpang Lima Gumul, Tempat Jahanam yang Kini Jadi Ikon Kebangaan Warga Kediri Mojok.co kabupaten kediri kediri kuno kini jakarta

Simpang Lima Gumul, Tempat Jahanam yang Kini Jadi Ikon Kebangaan Warga Kediri

27 Juni 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

KA Ijen Expres, Kereta Premium Malang-Banyuwangi, Penyelamat Mahasiswa asal Tapal Kuda

KA Ijen Expres, Kereta Premium Malang-Banyuwangi, Penyelamat Mahasiswa asal Tapal Kuda

18 Desember 2025
4 Rekomendasi Film India Penuh Plot Twist Sambil Nunggu 3 Idiots 2 Tayang

4 Rekomendasi Film India Penuh Plot Twist Sambil Nunggu 3 Idiots 2 Tayang

18 Desember 2025
Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi (Unsplash)

Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi: Menolong Ribuan Perantau, tapi Menyengsarakan Warga Sendiri

22 Desember 2025
Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

19 Desember 2025
Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

18 Desember 2025
Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

18 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Talent Connect Dibimbing.id: Saat Networking Tidak Lagi Sekadar Basa-basi Karier
  • Ironi Perayaan Hari Ibu di Tengah Bencana Aceh dan Sumatra, Perempuan Makin Terabaikan dan Tak Berdaya
  • Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja di Masa Lalu yang Tak Banyak Orang Tahu
  • Melacak Gerak Sayap Predator Terlangka di Jawa Lewat Genggaman Ponsel
  • Regenerasi Atlet Panahan Terancam Mandek di Ajang Internasional, Legenda “3 Srikandi” Yakin Masih Ada Harapan
  • Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.