Belakangan ini tim bertabur bintang Chelsea mengalami penurunan performa yang cukup drastis. Dari sepuluh pertandingan terakhir, Chelsea hanya mampu memenangkan empat pertandingan, itu pun hanya melawan tim papan bawah saja, termasuk ketika bertanding di Piala FA. Chelsea tercatat belum pernah menang melawan tim Big Six di musim ini. Dengan skuat yang bertabur bintang, justru Chelsea mengalami permasalahan yang cukup serius dalam hal ketajaman. Mendatangkan Werner dan Mendy tak serta merta membuat Chelsea mudah menceploskan gol dan aman dari kebobolan.
Para pemain Chelsea mungkin akhir-akhir ini sedang mengalami tekanan yang cukup berat. Terlebih beberapa pemain bintang yang belum menunjukkan performa terbaiknya. Sebut saja Timo Werner dan Kai Havertz yang tampil melempem di Premier League. Duo bintang Jerman itu belum memenuhi ekspektasi untuk bisa membawa Chelsea setidaknya bertengger di empat besar klasemen Premier League. Bahkan Chelsea hanya berbeda dua poin dengan Arsenal yang memiliki masalah cukup besar bersama Arteta di musim ini.
Di tengah menurunnya permainan Chelsea, justru pemain yang dibenci karena dituduh menjadi anak kesayangan Lampard yaitu Mason Mount membuktikan kualitas terbaiknya. Ia selalu berada di lapangan bukan karena embel-embel anak kesayangan pelatih, namun memang karena kualitasnya yang mumpuni. Bahkan di antara para pemain Chelsea yang lain, justru Mount lah yang bersinar yang mampu membantu Chelsea meraih hasil positif. Ia salah satu pemain yang menciptakan banyak peluang untuk Chelsea.
Sebagai fans Chelsea saya bingung mengapa banyak yang tidak menyukai Mason Mount hanya karena dia selalu tampil menjadi starter. Toh dia memang layak dipasang sebagai starter dibanding yang lain. Saya curiga bahwa fans Chelsea yang membenci Mount sudah terlanjur diracuni oleh tweet-tweet Coach Justin yang sering dilabeli coach yang bukan coach itu. Bagi saya Mason Mount, setidaknya untuk saat ini, adalah roh bagi permainan Chelsea. Menurunnya performa Timo Werner, Kai Havertz, dan beberapa pemain lainnya, Mason Mount tetap mampu tampil konsisten di atas lapangan.
Beberapa waktu lalu Lampard pernah menjawab pertanyaan dari beberapa jurnalis tentang rumor bahwa Mason Mount yang menjadi anak emasnya karena selalu bermain sepanjang pertandingan. Lampard menjawab bahwa tidak ada hal semacam itu, ia menjalin komunikasi dengan baik dengan semua pemain Chelsea, dan perihal Mount selalu bermain karena memang dia pantas untuk mendapatkannya dilihat dari performanya.
Buat fans Chelsea yang masih ngotot males melihat Mason Mount bermain menjadi starter terus, fix bahwa mereka itu bocil atau fans amatiran. Mereka terlalu naif. Sudah tahu Mount yang paling konsisten permainannya dibanding rekan setimnya, bahkan performanya jauh lebih baik dari Timo Werner dan Kai Havertz, masih aja bocil sok-sokan bilang bahwa Mount anak kesayangan Lampard dan merusak pertandingan. Hadeuhhh.
Sering dimainkan bukan berarti menjadi anak emas, Bro. Kalau konsepnya begitu, pemain lain yang sering main dari menit awal hingga akhir juga itu namanya pemain emas, dong? Ya mikir aja dong. Makanya jangan hanya lihat berita dan nonton sekilas saja, dong. Nonton tuh setiap pertandingan dan lihat hingga selesai. Lihat pemain mana yang lebih banyak nyiptain peluang.
Bagi saya Mason Mount adalah gelandang pekerja keras seperti Hariono sang pengangkut air yang membawa timnya susah payah bangkit namun kurang apresiasi. Bukannya apresiasi, namun malah hujatan yang diterima dirinya oleh fans bocil. Tapi, tentunya doi nggak bakalan ngedengerin hujatan macam itu. Toh dirinya sudah mampu membuktikan kualitasnya di lapangan. Bukan mulut yang berbicara, tapi aksi di lapangan yang membuktikan. Dengan kerja kerasnya doi beberapa kali menjadi man of the match bagi Chelsea. Bahkan pertandingan melawan Fulham beberapa hari kemarin Mason Mount lah yang menjadi satu-satunya pemain yang mencetak gol untuk Chelsea.
Dengan kepercayaan dirinya yang tinggi dan kerja kerasnya, tadi malam saat Chelsea melawan Luton Town di Piala FA, Mason Mount dipercaya menjadi skipper untuk Chelsea. Sebuah kepercayaan yang diberikan oleh Lampard kepada pemain mudanya. Saya tidak begitu terkejut melihat lineups dan siapa kaptennya karena Mount memang berhak menerimanya. Di laga tersebut beberapa pemain senior memang tidak dimainkan seperti Azpilicueta yang biasa mengemban ban kapten, begitu pula dengan Kante, Thiago Silva, dan Olivier Giroud. Hanya ada Kurt Zouma yang mungkin bisa mendapat ban kapten itu. Namun, bagi saya Mason Mount adalah pilihan yang tepat.
BACA JUGA Cech Turun Gunung dan Kiper Chelsea yang Makin Linglung dan tulisan Erfransdo lainnya.