Sejak episode terakhir drama fenomenal True Beauty, kaum drama Korea kembali geger. Bukan karena Kudeta Myanmar lalu mereka menaikkan hastag Twitter. Namun, sebab second lead (Han Seo-jun) yang mereka idam-idamkan berpasangan dengan main lead (Lim Ju-kyung) gagal berlayar. Bahtera yang mereka tumpangi sepertinya kandas di tengah samudra. Sebelumnya dalam drama Start-Up, seorang second lead yang juga bermarga Han (Han Ji-pyeong) juga gagal berlayar. Sayangnya bahtera kedua marga Han dalam drama Korea tersebut terlanjur banyak membawa penumpang, walhasil penumpangnya juga ikut kandas terbawa perasaan.
Fenomena second lead yang gagal berlayar sebenarnya cukup sering terjadi dalam drama Korea, tapi anehnya kenapa masih banyak yang kaget atau nggak terima gitu, loh? Padahal hubungannya sendiri juga sering kandas, kan? Eh.
Meskipun kamu berhak mbesengut dan baper seharian gara-gara idolamu yang gagal berlayar. Sambil melamun dan nyruput omongan tetangga yang kayak Bu Tedjo, baiknya juga memikirkan manfaat dari kejadian kekandasan marga Han tersebut. Sedikit, saya akan memaparkan hal yang dapat dipelajari dari marga Han dalam drama Korea yang tersakiti.
Pertama, dalam kekandasan hubungan yang dijalin marga Han dalam drama Korea, secara tidak langsung menjelaskan bahwa good looking itu nggak berguna banget dalam sebuah hubungan. Iya, toh? Han Seo-jun ataupun Han Ji-pyeong mereka sama-sama good looking, tapi kenapa hubungan mereka kok tetap gagal, yo ora? Bukan berarti yang butiran debu bisa menyombongkan diri loh, ya.
Jawabannya, kapal mereka gagal berlayar lantaran ada yang very-very good looking, alias ada yang lebih menarik. Jika ada yang lebih menarik kenapa harus milih yang menarik saja? Jika ada yang very-very good looking, kenapa harus pilih yang good looking saja?
Kedua, nggak ada gunanya kesempatan tanpa eksekusi. Seperti yang dilakukan Han Ji-pyeong diberi kesempatan selama tiga tahun yang kalau dipikir adalah waktu yang cukup untuk menyatakan perasaan dan memikirkan jawaban. Namun, nyatanya ia tetap nggak berkutik alias nggak dieksekusi. Dan itu terjadi juga pada Han Seo-jun diberi kesempatan selama dua tahun, tapi juga nggak berhasil melayarkan kapal.
Jadi, jika ada kesempatan lalu kamu biarkan begitu saja, walhasil kamu tersakiti sebab kesempatanmu diambil orang.
Ketiga, suatu kemubaziran sempurna jika sayang pada orang yang nggak sayang kita juga. Kalian pasti tahu bahwa cintanya Han Seo-jun kepada Ju-kyung bertepuk sebelah tangan. Namun, yang nggak habis pikir adalah kenapa Seo-jun tetap senang kepada Ju-kyung? Kalau senengnya biasa itu nggak masalah, tapi senengnya Han Seo-jun ke Ju-kyung nggak biasa yang bikin masalah, kan repot.
Makanya stop sayang kepada orang yang nggak sayang, sudah diajari sama Mas Han Seo-jun bahwa hidup dalam cinta yang bertepuk sebelah tangan itu nggak enak.
Keempat, marga Han hanya bisa berencana sedangkan sutradara yang memutuskan. Seperti yang terjadi pada kedua marga Han dalam drama Korea tersebut. Sudah diberi kesempatan eh ndilalah kok ya banyak halangan. Sudah diberi waktu yang tepat eh ndilalah kok ya ada aja halangan. Mereka bisa berencana, tapi selebihnya kuasa tetap di tangan sutradara bahwa tugas second lead adalah mendampingi, bukan memiliki.
Hal itu menjelaskan, walau manusia selalu berencana dan berharap, selebihnya Tuhan yang menentukan. Jadi daripada sakit hati kayak kedua marga Han dalam drama Korea tersebut ya mending ikut rencana Tuhan aja dan kurang-kurangin berharap yang berlebihan dan terlalu menggebu-gebu, ya, Dear.
Jadi, sudahi mbesengut dan bapernya karena marga Han dalam drama Korea yang tersakiti. Pasalnya, di balik rasa sakit yang dialami marga Han banyak manfaat yang dapat kita petik dan kita pelajari dalam kehidupan sehari-hari.
Sumber Gambar: YouTube Netflix Asia
BACA JUGA Rekomendasi Drama Korea Bertema Medis yang Dijamin Seru dan Bikin Pinter dan tulisan M. Isnaini Wijaya lainnya.