Sebelumnya saya hanya pengin tekankan bahwa saya menulis ini dalam keadaan sadar, nggak tertekan, apalagi nggak dibayar. Pun saya bukan kader Partai Gerindra, apalagi saudaraan sama Pak Prabowo. Saya menulis ini karena merasa bahwa sakit hati Pak Prabowo, tergambar jelas melalui cuitan demi cuitan admin Twitter @Gerindra.
Ha kok bisa? Bukannya admin Twitter Partai Gerindra justru membuat kesenangan bagi para warga Twitter? Begini lho, saya jelaskan.
Jujur saja, ketika partai sebelah geger gedhen dan justru akan berimbas menurunnya elektabilitas, Partai Gerindra justru berbenah banyak guna menyambut kontestasi Pemilu 2024. Mereka banyak menyaring generasi muda atau bahkan pemilih baru yang nantinya akan berpartisipasi dalam pemilu.
Jelas bahwa pemilihan admin bertipikal shitpost ini penuh risiko. Pertama, akun @Gerindra ini representasi partai, Buos. Bukan akun-akun meme atau gosip. Nah, yang bikin makin trengginas, mereka sadar bahwa ini adalah Twitter. Bagi mereka yang spaneng ya ada lapaknya, mau yang guyonan juga tersedia. Partai Gerindra memilih jalan terjal yang kedua.
Kedua, Partai Gerindra nggak pernah woro-woro mewakili generasi muda, tapi justru akun @Gerindra jadi tempat guyon para warga Twitter setiap akhir pekan. Beda dengan partai sebelah yang katanya mewakili generasi muda, tapi cuitannya spaneng dan medeni-medeni bak SJW keluar dari kadang. Apakah nggak boleh? Ya boleh saja.
Ketiga, Gerindra=Prabowo. Nah, ini logika dasar memahami cita-cita Partai Gerindra. Bagi awam politik, Gerindra itu ya Prabowo. Sedang kita tahu sendiri Prabowo itu palugada, garda terdepan, memelihara kucing, bisa ngomong sama nyamuk, dan lainnya. Kok ya bisa admin Partai Gerindra malah menjelma bak akun shitpost.
Dari beberapa hal di atas, bisa disimpulkan secara asal-asalan bahwa Prabowo Subianto sejatinya masih menyimpan kesedihan yang mendalam pasca-kekalahan kontestasi pemilu. Nggak tanggung-tanggung, Prabowo kalah tiga kali!
Ya kita tahu sendiri, yang paling suka guyon di tongkrongan, biasanya memiliki problem yang lebih fundamental. Artinya, si lucu di tongkrongan, adalah si paling melankoli ketika pulang ke rumah. Ini adalah rumus nggak tertulis di dunia tongkrongan. Coba deh, Pak Prabowo main ke burjonan, pasti selentingan seperti ini bukan hal baru lagi.
Kekalahan pertama ketika 2009, Partai Gerindra yang baru diusungnya berkoalisi dengan PDIP. Prabowo kalah sebagai cawapres yang mendampingi Megawati Soekarnoputri. Uw, so sweet. Ya gimana, saat itu drama SBY lebih laku ketimbang kegagahan Prabowo.
Kesedihan nggak hanya sampai sana, total dua kali setelahnya Prabowo naik sebagai capres dan kalah kedua kalinya pula kepada Joko Widodo. Sangat disayangkan, 2009 kalah melawan drama, di kontestasi 2014 dan 2019 kalah citra. Pukpuk, Pak Prabowo.
Konyol jika bilang Prabowo nggak sedih setelah kalah dalam tiga kontestasi. Kalah pemilu aja hattrick, lho. Saya yakin sekelas Messi dan Ronaldo aja juga bakalan sungkem sama Prabowo. Lha iya, Messi kalah di final Piala Dunia dan Piala Amerika aja nangis dan mutung milih pensiun, sedang Prabowo malah maju terus pantang mundur. Masalah mental, Prabowo > Messi.
Kalau dilogika, bagaimana nggak sedih, tiga kali Prabowo gagal kontestasi. Kalau bukan Prabowo, mereka yang kalah di dunia politik tiga kali beruntun, barang tentu sudah masuk rumah rehabilitasi bagi jiwa yang terguncang. Tapi ini Prabowo, Bung. Alih-alih nglokro, justru partainya menampilkan guyonan demi guyonan yang mbois sekali bagi generasi muda.
Ya, kita tahu, dampak baik dari betapa lucunya admin @Gerindra ini bisa menekan angka golput bagi generasi muda untuk pemilu yang akan datang. Mereka bisa saja mikir, jebul politik itu asik juga. Tapi ya itu, politik bukan hanya sekadar lucu dan menggemaskan akun Twitter parpol, tetapi ide-ide orang di dalamnya.
Saya yakin kok, banyak partai politik lain yang akan gencar menggerakan admin Twitter parpolnya. Sebab, mereka harusnya sadar, sekarang bukan era pamflet dan baliho lagi. Edan po masih zaman pakai sampah visual.
Yang mulai terlihat bergerak dengan cirinya, selain @Gerindra dengan gaya shitpost, tentu saja @PDemokrat yang heri, alias heboh sendiri dengan urusan internal. Mungkin terinspirasi dari Lambe Turah. Juga ada @PDI_Perjuangan yang justru seperti akun Twitter berita nasional. Jyaaan, Tribunnews juga bentar lagi bakalan kalah.
Ngobrol-ngobrol tentang guyonan @Gerindra dan segenap luka Prabowo, nih, ya…. Maaf saja, bagi saya, makin banyak guyonan yang dilempar akun Partai Gerindra, saya justru makin nyesek. Berbagai cara ala Prabowo melepas kesedihan, sampai-sampai memesan admin shitpost guna mengaburkan fakta bahwa Pak Prabowo masih sedih atas kekalahan dalam tiga kontestasi.
Ada perih dari tiap canda. Ada sebuah getir dari tiap cuitan. Dan kita sebagai warganet, dengan entengnya membalas “bengek, Hyung” manakala Pak Prabowo mencoba mengaburkan luka pemilu. Betapa jahatnya kita, tertawa di atas kelindan kesedihan seorang Prabowo Subianto.
Mari tepuk tangan untuk admin @Gerindra yang siap sedia menghibur para penduduk Twitter, di kala Prabowo sedang menunduk karena luka. Nih, saya kasih rekomendasi lagu buat admin @Gerindra dan Pak Prabowo. Begini penggalan liriknya;
“Sampai kapan kau mau begini
Menjalani kisah rahasia?
Tak sadarkah di balik senyuman
Sungguh ‘ku terluka?”
Ini lagunya Fiersa Besari, Pak Prabowo. Judulnya “Juara Kedua”. Walau sudah jadi menteri sekalipun, juara tetaplah juara dua.
BACA JUGA Ngomongin Jadi Partai Oposisi Padahal Memahami Istilahnya Aja Salah Kaprah! dan tulisan Gusti Aditya lainnya.