Gaji Dirapel, Sistem Pengupahan Paling Nggak Manusiawi yang Masih Sering Dilakukan Kantor Pemerintahan

Gaji Dirapel, Sistem Pengupahan Paling Nggak Manusiawi yang Masih Sering Dilakukan Kantor Pemerintahan Mojok.co

Gaji Dirapel, Sistem Pengupahan Paling Nggak Manusiawi yang Masih Sering Dilakukan Kantor Pemerintahan (unsplash.com)

Gaji dirapel bikin pekerja menderita.

Sudah menjadi rahasia umum kalau kinerja pemerintah itu buruk. Banyak rakyat mengeluhkan fasilitas dan pelayanan publik yang bobrok. Sementara, mereka yang duduk di kursi pemerintahan malah foya-foya, menghambur-hamburkan uang. 

Sebenarnya, keluhan terhadap kantor pemerintah juga muncul dari mereka yang bekerja di sana. Terutama, mereka yang bekerja di kantor pemerintahan sebagai tenaga kasar seperti satpam dan petugas kebersihan. Bekerja di kantor pemerintahan itu menderita karena gajinya sering dirapel. Pahit banget kan? 

Apa itu gaji dirapel?

Gaji yang dirapel berarti gaji yang dibayarkan sekaligus di kemudian hari. Misal, gaji kalian adalah Rp5 juta per bulan, apabila gajimu dirapel selama tiga bulan, maka kalian akan menerima gaji sebesar Rp15 juta di bulan ketiga. 

Sekilas, skema pembayaran seperti ini terdengar baik-baik saja. Toh, jumlah yang diterima juga sama saja. Namun, sistem pembayaran seperti ini menyalahi hak pekerja yakni mendapatkan gaji secara tepat waktu. 

Permasalahannya akan tambah rumit kalau jangka periode gaji yang dirapel semakin panjang. Ada lho kantor pemerintah yang merapel gaji pegawai sampai 6 bulan. Bayangkan saja kalian jadi pegawai yang nggak kunjung dibayar selama 6 bulan, mau makan apa? Padahal pekerja yang gajinya dirapel ini biasanya pekerja kasar seperti satpam maupun petugas kebersihan. Besar gajinya tidak seberapa, tapi terlambat terus. Giliran pimpinan kantor pemerintahan, gaji dan tunjangannya lancar terus.

Kesalahan sepele yang membuat pekerja menderita

Gaji dirapel biasanya disebabkan oleh persoalan yang sepele yakni masalah administrasi. Masalah yang sebenarnya bisa selesai apabila lebih tertib secara pencatatan dan pengarsipan. Beberapa lembar kertas catatan administrasi itu sangat mempengaruhi nasib pekerja dan keluarganya.

Buruknya, gaji dirapel seolah-olah dianggap wajar oleh oknum pimpinan kantor pemerintahan. Setidaknya, itu yang tergambar dari cuitan Pak YP di X, seorang jubir salah satu kementerian terbesar di Indonesia. Kalau seorang pimpinan kantor pemerintahan besar mewajari hal tersebut, apa kabar pola pikir pimpinan kantor pemerintahan lain? Jangan-jangan sama aja. Semoga pimpinan kantor pemerintahan lain nggak begitu ya. 

Bisa menimbulkan masalah yang lebih besar

Gaji yang tidak kunjung dibayarkan sebenarnya menyimpan masalah yang lebih besar. Pekerja yang tidak memiliki uang untuk kehidupan sehari-hari akan berhutang ke pihak lain. Kalau utang ke bank mungkin tidak akan jadi masalah ya, tapi kalau utang ke pinjaman online (pinjol) akan lain ceritanya. 

Hal itu mungkin saja terjadi karena pinjol begitu mudah menawarkan pinjaman. Walau di baliknya ada bunga pinjaman yang begitu besar. Tapi, kalau seseorang nggak ada pilihan lain, bunga besar nggak akan jadi pertimbangan yang penting kebutuhan dasar mereka terpenuhi.

Besar harapan saya sistem gaji dirapel ini dihapuskan. Kasihan lho mereka bila gajinya nggak ditunaikan dengan tepat waktu, sudah gajinya nggak seberapa, pekerjaanya capeknya luar biasa. Ingat upah adalah hak pekerja, harus diberikan sesuai dengan jumlah dan waktunya. 

Penulis: Ahmad Arief Widodo
Editor: Kenia Intan 

BACA JUGA Tidak Ada yang Lebih Tabah dari Orang dengan Gaji Rp5 Juta di Jakarta. Idealnya Rp10 Juta kalau Mau Hidup Layak

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version