Freelancer Wajib Tahu! Inilah Jenis-jenis Situs Freelance Berdasarkan Sistem Kerjanya

Jenis-jenis Situs Freelance Berdasarkan Sistem Kerjanya terminal mojok freelancer

Sambil mengisi waktu nganggur senggang di tengah upaya mencari kerja, saya iseng kerja freelance di situs online. Kerja freelance memang jadi alternatif yang tepat buat orang yang nggak punya modal besar atau bakat buat jualan seperti saya. Yah, walaupun kerja freelance juga bisa dibilang mirip kayak jualan, sih. Bedanya, yang dijual di sini adalah jasa dan keterampilan kita. Jadi, modal yang diperlukan buat kerja freelance itu bukan berupa uang, melainkan keterampilan dan waktu.

Saya sendiri sudah coba-coba buat akun freelance di situs online sejak beberapa tahun lalu. Sayangnya, saya nggak ngerti gimana caranya biar dapat proyek buat dikerjakan. Menjelang lulus kuliah, saya kepikiran lagi untuk kerja freelance.

Singkat cerita, saya akhirnya berhasil dapat proyek pertama di sebuah situs bernama Fastwork, dan alhamdulillah masih berjalan sampai sekarang. Dari perjalanan mencoba beberapa situs freelance sampai akhirnya berhasil nyangkut di salah satunya, berikut saya rangkum dua jenis situs freelance berdasarkan sistem kerjanya:

#1 Situs freelance yang sistem kerjanya kayak ngelamar kerja

Dalam dunia pencarian kerja, umumnya perusahaan/instansi yang lagi butuh karyawan akan mempublikasikan info lowongan pekerjaan. Info lowongan kerja biasanya berisi deskripsi pekerjaan dan kriteria karyawan yang dicari. Nantinya, pencari kerja yang merasa cocok dengan kualifikasi dan tertarik dengan pekerjaan itu bakal melamar lowongan tersebut. Setelah melalui berbagai proses seleksi, pada akhirnya hanya akan ada beberapa orang yang direkrut jadi karyawan.

Begitu juga dengan situs freelance yang menerapkan sistem kayak gini. Klien yang lagi butuh freelancer akan membuat info berisi kriteria freelancer yang dia butuhkan beserta deskripsi proyeknya. Kemudian, para freelancer yang merasa cocok dengan deskripsi pekerjaannya itu akan “mengajukan lamaran” ke klien. Nantinya, klien berhak memilih freelancer mana yang mau mereka ajak kerja sama.

Contoh situs freelance yang sistemnya kayak gini antara lain Freelancer.com, Sribulancer.

#2 Situs freelance yang sistem kerjanya seperti marketplace/e-commerce

Buat kalian yang sering belanja online di “toko ijo” atau “toko oren”, atau bahkan punya lapak di sana, mungkin sudah nggak asing lagi dengan sistem kerjanya. Pemilik lapak/toko di e-commerce akan memasang iklan produknya berisi foto produk lengkap dengan deskripsi dan harga barang. Pembeli yang tertarik tinggal buat pesanan dan bayar, kemudian menunggu barang dikirim penjual. Setelah barang diterima, pembeli bakal melepas uang yang udah dibayarkan supaya bisa masuk ke akun penjual.

Beberapa situs freelance juga menerapkan sistem serupa. Freelancer bisa mengiklankan jasa apa pun yang mau mereka tawarkan, lengkap dengan deskripsi layanannya serta estimasi harga dan waktu pengerjaannya. Klien yang tertarik bisa menghubungi freelancer untuk menjelaskan apa yang dia butuhkan sambil mendiskusikan harga. Setelah klien membayar sesuai dengan kesepakatan harga, baru deh freelancer bisa mulai mengerjakan proyeknya. Nanti, kalau hasil kerjanya sudah disetujui klien, uangnya masuk ke akun freelancer.

Contoh situs freelance yang sistemnya kayak gini adalah Fiverr dan Fastwork.

Tapi, selain dua sistem tersebut, ada juga, lho, situs freelance yang menyediakan dua sistem di atas sekaligus, contohnya Upwork.

Berdasarkan pengalaman pribadi, situs yang sistemnya kayak marketplace ini lebih “ramah” buat pemula yang baru banget mau mencoba kerja freelance. Soalnya, kita bisa berkreasi untuk menawarkan jasa yang kira-kira menarik dan dibutuhkan klien, mulai dari yang paling umum sampai yang paling random sekalipun. Saya pernah lihat ada jasa freelance merekam video/audio suara hujan. Ada juga, lho, jasa mendengarkan curhat!

Nggak hanya dari segi jasa yang ditawarkan, kita juga bisa berkreasi dengan tampilan iklan jasa kita dan harga yang kompetitif. Boleh juga menampilkan contoh pekerjaan yang bisa kita lakukan dengan skill yang kita jual ini. Nggak harus pekerjaan betulan, kok. Buat saja proyek mandiri yang sederhana tapi bagus. Pokoknya, pintar-pintar kalian saja deh bikin penawaran yang menarik.

Beda dengan situs yang sistemnya kayak ngelamar kerja. Biasanya, ketika melihat postingan proyek dari klien, saya langsung minder duluan melihat freelancer lain yang ratingnya sudah jauh lebih bagus. Apalagi saya belum ada pengalaman sama sekali, jadi bingung gimana cara mempromosikan diri. Kalau mau coba bikin dummy project (proyek contoh), pastinya butuh usaha lebih karena harus menyesuaikan dengan proyek klien yang kita inginkan.

Sekali lagi, ini semua hanya berdasarkan pengalaman pribadi saya. Apa pun situs yang mau kalian pakai, yang paling penting adalah jangan gampang putus asa. Sebaiknya, coba di beberapa situs yang berbeda. Jangan hanya terpaku pada satu situs, lalu setelahnya cuma nungguin sampai kering. Ibarat tebar jaring buat tangkap ikan, semakin lebar jaringnya, semakin besar peluang kita bisa dapat ikan.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Exit mobile version