Sepak bola memang segalanya di kampung saya. Olahraga yang nggak hanya memeras keringat, tetapi juga memeras keberuntungan orang di luar lapangan. Benar, melalui judi, sepak bola kampung rasanya akan selalu abadi. Lihat aja bapak-bapak atau mas-mas pakai sarung, kalau sudah berkumpul, Jackpot Society rasanya bakal minder.
Namun, ketika saya dijejali pertanyaan olahraga apa yang dipilih untuk mengisi waktu luang, sepak bola luput dari pilihan. Edan po main sepak bola di kala waktu luang. Bukan juga badminton, catur, atau bahkan lompat tali. Pilihannya jatuh pada olahraga komunal yang bernama karambol.
Karambol adalah pilihan yang tepat. Tidak ada kubu. Semua adalah lawan. Tidak ada kawan, semua adalah tentang kombinasi kristal dan bedak, jentikan jemari yang mematikan, ditambah lambe yang nggak bisa berhenti ngomongin orang. Wes toh, apa yang lebih paripurna daripada itu semua?
Kenapa bukan catur? Sebuah cabang olahraga yang selalu diselenggarakan dalam ajang olimpiade cakruk? Jawabannya adalah catur permainan yang nggak losss dolll melepas penat. Justru, bagi sebagian orang, malah nambah beban masalah. Apalagi, jika judi nyelip dengan khusyuk di tengahnya.
Selain itu, catur itu mikir. Nggak bisa sambil ketawa-ketiwi ngomongin Mbak Dewi yang kemarin bawa pacarnya ke kampung. Catur juga penuh dengan tekanan, apalagi lawannya Pak RT yang sekali gerakin pion, lima menit lamanya. Gerakan Pak RT memang nggak segesit kinerja DPR dalam menetapkan RUU Cipta Kerja. Nggak mbois blas.
Saya hanya ketawa ketika ada yang bilang gim Among Us (yang baru naik itu), adalah sarana yang tepat untuk saling fitnah. Maaf, Kisanak, sebelum Among Us ada, fitnah selalu terjadi di permainan karambol. Apalagi main pasca mabuk, menentukan giliran itu susahnya setengah mati. Kami seakan cosplay jadi kepala negara yang linglung dengan janji-janji kala pemilu dulu.
Saya mengamati, objek fitnah yang dikaji bukan dari anggota yang sedang memainkan, melainkan pihak-pihak yang nggak ada di cakruk. Nah, serunya, pasti ada saja impostor yang lambenan kepada pihak yang menjadi objek kajian gibah. Ini sungguh menegangkan manakala meluruskan nalar, kritis, dan halusinasi pasca mabuk tadi.
Ada beberapa indikasi impostor saat main karambol yang bisa saya catat dan telaah. Pertama, bagi si paling kuat minum. Ini lambung kuda. Kala beberapa teguk banyak orang sudah terbang, modelan ini masih bertahan di garda terdepan. Nah, bisa saja kan si pemilik kesadaran paling tinggi ini mengorek banyak informasi.
Kenapa harus karambol? Jelas, dengan karambol fokus seseorang akan menjadi berkurang, tetapi nyaman. Ini yang nggak dimiliki oleh catur atau malah sepak bola.
Kedua, si paling jago karambol. Nah, ini yang seru. Ketika ada yang jago main karambol, biasanya ia akan mendominasi. Ia diam pun diperhitungkan. Saya percaya petuah tong kosong nyaring bunyinya. Nah, yang kalahan ini biasanya nggambleh terus dan bakal ngomongin apa pun yang ada di kepalanya saat itu.
Ketiga, si paling gampang kesemutan. Ini juga rawan jadi impostor pembocor gibah di cakruk. Kan karambol itu olahraga yang paling merakyat, dimainkan saat sila, bisa guyub bebarengan. Nah, ketika sila seperti ini biasanya ia akan mencari momen dengan alasan kesemutan, padahal ia mendengarkan semua gibah.
Pada titik tekan ini, Among Us jelas nggak ada apa-apanya ketimbang karambol. Damage yang dihasilkan Among Us paling berupa video lucu atau tangkap layar yang nggak lucu-lucu amat itu. Sebaliknya, damage yang dihasilkan kala main karambol begitu luar biasa jika ada satu bajingan bernama impostor. Nggak hanya video, tapi satu desa bisa geger dari gibah satu kelompok saja.
Hasil gibah Among Us paling hanya bermuara di akun-akun repost doang. Lihat, nih, kalau permainan karambol masalah yang diciptakan bisa bermuara sampai kantor desa atau bahkan KUA. Nggak cuma sampai sana, gara-gara gibah saat main karambol, arena main layangan di desa saya bisa terbelah karena gap-gapan.
Dari hal sederhana bernama permainan karambol, kok saya punya ide menarik, ya. Coba saja para DPR RI yang terhormat itu adain Karambol Cup. Semua anggota DPR harus main, dan bersenang-senang. Saya jamin, rakyat yang diwakilkan bakalan seneng.
Loh, wakil rakyat kok main-main?
Ya, lihat saja ketika mereka kerja, hasilnya bikin susah satu negara, kan?
Sumber gambar: YouTube TapGameplay
BACA JUGA Jadilah Impostor Sukses nan Menyebalkan di Game Among Us dan tulisan Gusti Aditya lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.