Eksistensi MBK, si Bedak Lawas Pengganti Deodoran Terbaik Sepanjang Masa

bedak MBK pengganti deodoran terminal mojok

Banyak produk tempo doeloe yang justru sekarang hits lagi. Saya pernah dengar kalau tren 90-an akan kembali merebak di masyarakat. Nah, sepertinya produk-produk seperti mainan, makanan, dan kosmetik sudah mulai hype lagi. Salah satunya adalah produk perawatan ketiak lawas, bedak MBK.

Suatu keharusan tiap manusia untuk menjaga tubuhnya. Apalagi aromanya. Duh, ini jadi hal sensitif yang biasanya jarang banget dibicarakan. Menjaga keharuman tubuh itu penting banget, lho. Coba bayangkan, aroma tubuh yang kurang sedap bisa sangat mengganggu aktivitas kita dan orang lain.

Biasanya hal ini diakali dengan menggunakan deodoran sehabis mandi. Deodoran punya fungsi yang cukup membantu menghilangkan aroma tubuh yang nggak sedap. Bagi sebagian orang, sih. Kenapa? Karena nggak semua orang cocok pakai deodoran. Jujur saja, saya pribadi nggak punya masalah aroma tubuh. Jadi, saya nggak khawatir banget ketika beraktivitas.

Meski begitu, saya masih sering pakai deodoran untuk berjaga-jaga. Selain itu, saya juga suka wanginya. Tapi, ada satu hal yang paling saya nggak suka ketika pakai deodoran, yakni sensasi lengket dan bikin kulit ketiak lecet memerah. Serius. Kapok juga akhirnya.

Sepertinya saya terlalu ketinggalan zaman deh sampai nggak tahu kalau ada yang namanya bedak MBK. Kata orang, bedak ini sakti untuk menghilangkan aroma tubuh yang menyengat. Katanya, bedak ini juga bisa menahan keringat. Saya melakukan riset kecil-kecilan lho dari orang-orang yang pakai bedak MBK, termasuk ibu saya sendiri. Hahaha.

Saya sempat bertanya pada beberapa orang: lebih baik pakai deodoran atau bedak MBK, dan kebanyakan dari mereka bilang kalau bedak MBK jauh lebih bagus ketimbang deodoran. Terlebih harganya sangat murah. Pertama kali saya beli bedak ini, harganya hanya Rp2 ribu per sachet. Isinya juga banyak dan tergolong hemat. Dipakai cukup seujung jari saja.

Zaman sekarang saja harganya semurah itu. Coba bayangkan berapa harga bedak MBK zaman dulu. Mungkin Rp100 bisa dapat dua sachet kali, ya? Keren~

Ternyata bedak MBK ini sudah populer sejak zaman dahulu. Hmmm, saya rasa dari era 90-an, deh. Maklum, saya masih kecil umur segitu, jadi belum paham soal bedak MBK. Hehehe. Lantaran penasaran dengan manfaat dari bedak ini, alhasil saya coba beli dan pakai. Jujur, bedak ini malah bikin saya nggak mau pakai deodoran lagi sampai sekarang.

Setelah baca berbagai ulasan di internet dan kata ibu saya, bedak MBK memang benar-benar legenda dari masa ke masa. Bahkan ada yang sudah pakai bertahun-tahun karena memang sebagus itu. Hmmm, saya setuju banget. Pertama, wanginya enak banget. Kedua, bikin ketiak kering. Ketiga, meskipun kita berkeringat, nggak bau sama sekali. Keempat, nggak bikin noda di baju.

Bedak MBK ini sebenarnya ada dua varian. Kalau yang zaman dulu kemasannya warna putih dan sekarang warna silver. Keduanya masih dijual kok di pasaran. Menurut saya, bedak ini bagus sekali untuk menahan keringat dan aroma tubuh yang nggak sedap.

Saya nggak tahu pasti sih soalnya tubuh saya memang nggak mengeluarkan aroma nggak sedap meskipun nggak pakai deodoran. Namun, setelah pakai bedak MBK ini memang lebih wangi rasanya. Percaya atau nggak, meski saya berkeringat, tetap wangi. Serius!

Wah, ternyata walau sudah bertahun-tahun, bedak MBK ini masih laris banget sampai sekarang. Banyak anak muda yang pakai ini karena dirasa lebih manjur ketimbang deodoran. Padahal kalau dipikir-pikir pasti formula deodoran lebih modern dan sejatinya bisa lebih manjur mengatasi masalah pertubuhan ini, ya. Eh, nyatanya produk lawas malah lebih bagus.

Sayangnya, bedak MBK ini masih sulit ditemukan dengan kemasan yang lebih praktis. Sampai sekarang kemasannya berupa plastik mirip seperti kemasan Marimas. Hehehe. Memang agak ribet pakainya, tapi nggak masalah selama hasilnya memuaskan.

Sampai saat ini saya masih bertahan dengan bedak MBK ketimbang deodoran. Ibu saya juga setuju kalau bedak ini merupakan solusi masalah pertubuhan. Karena dulu Ibu langganan pakai bedak ini waktu masih muda.

Produk lawas ini memang awalnya sulit saya temukan di toko-toko dekat rumah. Tapi ternyata banyak sekali yang jual di online shop. Nah, jadilah saya stok untuk persedian beberapa bulan ke depan.

Sumber Gambar: YouTube Babang Abul

BACA JUGA 6 Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Pakai Bedak dan tulisan Ayu Octavi Anjani lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.
Exit mobile version