Malam itu, tiba-tiba saya pengin banget makan mie instan. Padahal saya termasuk tipe orang yang jarang makan mie, nggak sampai sebulan sekali. Tapi entah kenapa malam itu, godaan mie instan terlalu sulit ditolak. Saya pun akhirnya memilih rasa yang paling aman: Indomie Ayam Bawang. Rasa klasik yang selalu bisa diandalkan.
Kali ini saya niat banget masaknya. Airnya sesuai takaran, telurnya setengah matang, mangkuknya pun pakai yang estetik. Saat semuanya siap, aroma khas mie ayam bawang langsung menyeruak. Gurih, lembut, dan bikin nostalgia masa kecil. Tapi begitu suapan pertama masuk ke mulut, ada sesuatu yang terasa janggal.
“Hmm… kok kayak ada yang hilang, ya?” batin saya.
Saya mencoba menikmati lagi beberapa suap, tapi rasa itu tetap terasa aneh. Bukan karena mienya, bukan juga karena bumbunya. Semuanya udah sesuai takaran. Tapi lidah saya seolah mencari sesuatu yang hilang di situ. Setelah beberapa detik berpikir, akhirnya saya sadar: Indomie Ayam Bawang nggak pakai bawang goreng.
Harusnya Indomie Ayam Bawang pakai bawang goreng sebagai pelengkap
Rasanya aneh, namanya “ayam bawang”, tapi nggak ada bawangnya. Maksud saya bukan bawang bubuk, tetapi bawang goreng yang kriuk, wangi, dan jadi pelengkap paling sempurna di dunia per-mie instan-an.
Saya sempat nggak yakin dan langsung chat teman saya yang doyan banget makan mie.
“Eh, bener nggak sih Indomie Ayam Bawang nggak ada bawang gorengnya?”
Dengan santainya teman saya menjawab, “Iya, memang dari dulu nggak ada.”
Seketika saya diam. Jadi, selama ini semua orang makan Indomie Ayam Bawang tanpa sadar kalau kita sebenarnya kehilangan sesuatu?
Bawang goreng itu kecil, tapi punya peran besar, lho. Ia memang bukan bintang utama, tetapi kehadirannya bikin panggung lebih hidup. Tanpanya, rasa Indomie Ayam Bawang jadi kayak lagu tanpa reff. Enak, sih, tapi nggak sampai bikin ketagihan.
Coba saja bandingin sama mie rasa lainnya. Indomie Goreng punya bawang goreng yang bikin setiap suapan ada sensasi kriuknya. Bahkan beberapa rasa premium sampai tambah topping segala. Tetapi Indomie Ayam Bawang? Nihil. Padahal kalau dipikir-pikir, rasa ayam dan bawang itu justru paling cocok dikasih taburan bawang goreng biar makin “ngena” di lidah.
Mungkin bisa jadi pertimbangan produsen
Saya nggak tahu apakah ini keputusan resep dari pabrik, atau memang niatnya biar tetap sederhana. Tapi yang jelas, setiap kali saya makan Indomie Ayam Bawang, selalu ada rasa “sayang banget” di akhir mangkok.
Mungkin memang itulah pesona Indomie satu ini. Rasanya tenang, sederhana, dan nggak neko-neko. Cocok buat mereka yang cuma pengin mie ayam tanpa drama rasa yang ribet. Di sisi lain, kesederhanaan itu juga terasa terlalu aman, kayak seseorang yang punya potensi besar tapi memilih nggak mengeluarkan semuanya.
Bayangin kalau bawang goreng kecil itu ditambahkan sedikit aja. Rasanya pasti bisa naik satu level. Ada tekstur, ada aroma yang bikin tiap suapan jadi lebih greget. Tapi nyatanya, Indomie Ayam Bawang tetap bertahan dalam kesunyian kriuk yang nggak pernah ada.
Mungkin itu juga yang menjadi alasan kenapa rasa ini jarang jadi pilihan utama banyak orang. Semua orang tahu ia enak, tapi sedikit yang benar-benar jatuh cinta padanya. Ia ada di rak, tapi sering dilewati. Soalnya orang tahu rasanya enak, tapi… ada yang kurang.
Tapi meski saya menyebutnya “dosa”, Indomie Ayam Bawang tetap punya tempatnya sendiri. Kadang justru rasa yang nggak sempurna itu bikin kita balik lagi. Kayak hubungan yang biasa aja tapi bikin nyaman. Kita tahu ada kekurangannya, tapi entah kenapa tetap pengin menikmatinya lagi.
Jadi mungkin bukan kesalahan Indomie Ayam Bawang karena nggak punya bawang goreng, tapi kesalahan kita yang berharap terlalu tinggi pada sesuatu yang sederhana.
Penulis: Nur Anisa Budi Utami
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Indomie Goreng Soto dan Ayam Bawang: Dua Mi Instan Paling Nyeleneh yang Saya Temui.
