Ditolak Kredit Motor 3 Kali Bikin Saya Bersyukur dan Tidak Lagi Malu Mengendarai Motor Bebek Jadul

Ditolak Kredit Motor 3 Kali Bikin Saya Bersyukur dan Tidak Lagi Malu Mengendarai Motor Bebek Jadul

Ditolak Kredit Motor 3 Kali Bikin Saya Bersyukur dan Tidak Lagi Malu Mengendarai Motor Bebek Jadul

Akhir-akhir ini hampir semua tetangga saya kredit motor baru. Ada yang beli motor BeAT, FreeGo, Lexi sampai motor NMAX keluaran terbaru. Seolah-olah sedang terjadi demam kredit motor di lingkungan saya berada.

Di tengah gempuran kredit motor tersebut, bikin saya agak cemburu. Ya bagaimana saya tidak cemburu untuk melakukan hal serupa, jika sekeliling saya melakukan itu? Manusiawi, lah. Ditambah motor yang saya pakai merupakan motor bebek jadul, Honda Blade keluaran tahun 2009. Dan saya pun beberapa kali saya mencoba untuk kredit motor. Terhitung sebanyak tiga kali saya mencoba, tapi nyatanya tidak pernah bisa. Sehingga saya memutuskan untuk tetap bertahan dengan motor jadul saya.

Nyatanya sampai sekarang hidup saya tetap baik-baik saja. Hal itu membuat saya bersyukur tidak terjerumus ke dalam dunia kredit motor yang nyatanya malah bisa membuat hidup semakin merana.

Ditolak yang berujung rasa syukur

Berbekal rasa penasaran, saya coba memberanikan diri untuk kredit motor. Hasilnya beberapa kali pengajuan selalu berakhir penolakan. Entah sang dealer melihat saya yang belum terlalu siap, atau dari gaji saya yang bukan PNS, hanya seorang guru ini jauh dari cukup. Tapi di balik alasan penolakan tersebut, saat ini saya malah menjadi sangat bersyukur.

Penolakan pertama sebenarnya membuat saya sangat kesal sehingga penasaran dan mengajukan kembali, takut-takut ada kesalahan teknis. Namun, hasilnya tetaplah sama: ditolak. Akhirnya saya coba refleksi diri. Mungkin penolakan tersebut adalah bentuk kasih sayang Tuhan kepada saya supaya tidak perlu membayar cicilan per bulan yang selalu membuat orang-orang rungkad.

Penghasilan yang belum sepadan untuk kredit motor

Sebagian orang kredit motor karena memang kebutuhan, tidak ada lagi kendaraan, apalagi untuk mencari nafkah. Sedangkan orang seperti saya, ingin kredit motor karena penasaran bagaimana rasanya mencoba motor baru, lengkap dengan STNK atas nama sendiri. Bagaimana tidak? Motor Blade jadul yang saya gunakan ini merupakan warisan yang sudah saya pakai sejak SMA hingga kini bekerja. Jadi wajar kiranya kalau saya ingin mencicipi bagaimana rasanya memiliki motor yang baru.

Namun lagi-lagi, melihat kembali penghasilan dan pengeluaran sehari-hari yang pas-pasan, memikirkan harus membayar cicilan per bulannya saja sudah terasa begitu mual. Berat. Apalah daya ketika masih menjadi guru di Indonesia.

Motor jadul yang masih bisa dimanfaatkan

Di sisi lain, saya masih punya si Blade 110 cc yang begitu tangguh. Walaupun jadul, bodi yang sudah tidak begitu mulus, tapi motor ini benar-benar masih bisa dimanfaatkan dengan sangat baik. Dari pengakuan tukang bengkel langganan saya, ia mengakui bahwa mesin motor Blade keluaran tahun 2009 ini lebih kuat ketimbang mesin-mesin motor keluaran terbaru.

Ditambah jalanan pulang pergi saya menuju tempat kerja itu banyak tanjakan dan terdapat beberapa jalan yang berlubang. Namun, itu semua bukanlah masalah besar bagi motor bebek jadul yang saya gunakan hampir 10 tahun lamanya.

Saya tidak kredit motor dan hidup saya tetap baik-baik saja

Beberapa kawan saya menganjurkan saya untuk segera mengganti motor. Alasannya bosan kalau lihat saya pergi pakainya motor itu-itu lagi, motor bebek jadul lagi. Dulu sempat saya minder karena memang motor saya seperti sudah tidak layak pakai. Namun kali ini saya mantap menjawab, saya tidak akan kredit motor. Kalaupun saya ingin motor baru, lebih baik menabung terlebih dahulu ketimbang harus merana bayar cicilan perbulannya.

Bukan tanpa alasan, tidak sedikit tetangga saya yang sudah kredit motor, hidupnya bukan lebih baik, tapi malah tampak merana. Pinjam uang ke mana-mana, sampai-sampai saya yang pernah dikucilkan menggunakan motor bebek jadul ini jadi sasarannya untuk meminjam uang.

Intinya jika ada yang menyuruh atau menawari untuk kredit motor, lebih baik dijawab dengan mantap tidak usah. Terlebih ketika kita masih punya kendaraan yang masih bisa dimanfaatkan. Yakinlah bahwa hidup akan tetap baik-baik saja selama kita tidak menerima tamu bernama kredit motor.

Penulis: Handri Setiadi
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Alasan Saya Menolak Kredit Motor: Skema yang Merugikan Pembeli, tapi Nggak Banyak yang Menyadari

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version