Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kuliner

4 Ciri Bubur Ayam yang Pasti Enak, Cocok Jadi Penyelamat Perut di Pagi Hari

Paula Gianita Primasari oleh Paula Gianita Primasari
15 November 2025
A A
4 Ciri Bubur Ayam yang Pasti Enak, Cocok Jadi Penyelamat Perut di Pagi Hari

4 Ciri Bubur Ayam yang Pasti Enak, Cocok Jadi Penyelamat Perut di Pagi Hari (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Bubur ayam adalah salah satu santapan yang paling digemari dalam ritual sarapan pagi di Indonesia. Pasalnya, hidangan ini nggak seberat nasi uduk. Di sisi lain, bubur ayam dianggap bergizi cukup untuk modal menaklukan hari.

Lagi pula kuah bubur yang hangat, suwiran ayam, dan topping pelengkapnya jelas jauh lebih menggugah selera ketimbang semangkuk sereal dingin atau setangkup roti tawar ala sarapan bule. Sayangnya, nggak semua bubur diciptakan setara.

Jujur saja, nggak sedikit bubur yang rasanya nggak jauh beda dari masakan rumah sakit. Nah, supaya pagi hari nggak dimulai dengan drama bubur, ada baiknya perhatikan sejumlah ciri-ciri berikut sebelum memutuskan bubur ayam mana yang layak jadi penyelamat perut.

#1 Tekstur bubur nggak pas adalah indikasi bubur ayam nggak beres

Ciri utama bubur ayam yang layak disebut juara bisa dilihat dari teksturnya. Bubur yang enak itu harus memiliki tekstur creamy dan halus. Bukan berair, apalagi encer. Soalnya bubur yang bagus dimasak dengan perbandingan air yang tepat dan diaduk secara konsisten.

Proses tadi memungkinkan bulir-bulir berasnya pecah lalu menyatu sempurna. Hasilnya, tentu bukan bubur yang nasi dan airnya terpisah. Sebaliknya, bubur juga pantang terlalu kental karena bakal bikin berat buat sarapan.

Cara mendeteksinya gampang. Saat diangkat dengan sendok, bubur terlihat turun perlahan. Selain itu, rasa bubur polosannya juga pasti sudah gurih meski belum ditaburi topping. Kalau syarat ini nggak ada, jangan harap momen menikmati semangkok bubur ayam akan berakhir bahagia.

#2 Curigai bubur ayam yang kuahnya terlalu jernih

Kuah adalah nyawa sejati bubur ayam lantaran bertugas memberikan kedalaman rasa. Makanya kuah yang terlampau bening adalah tanda bahaya. Ini adalah indikasi mutlak rasa kuahnya hambar.

Sebaliknya, kuah bubur ayam yang pasti enak harus menampilkan warna kuning keemasan medok dan berkesan pekat. Di samping itu, rasanya harus menonjolkan gurih umami dari kaldu ayam asli. Plus, ada sentuhan rempah seperti kunyit, jahe, dan bawang putih yang diracik seimbang.

Baca Juga:

4 Cara Mudah Menikmati Mie Ayam untuk Sarapan ala Warga Lokal Jakarta

Sego Penggel, Onigirinya Orang Kebumen yang Seharusnya Bisa Lebih Dikenal

Intinya, rasa kuahnya harus nendang di lidah tanpa perlu penambahan garam lagi. Terakhir, kuah ini wajib disajikan dalam kondisi panas dengan kepulan uap yang masih kentara. Tujuannya jelas, agar lemak dan minyak di dalamnya nggak lekas menggumpal dan bikin eneg penikmatnya.

#3 Topping harus lengkap, kualitas setiap elemen anti kaleng-kaleng

Yang pertama, suwiran ayam wajib menggunakan jenis ayam kampung. Bagian yang disajikan juga yang paling juicy. Suwirannya nggak boleh kering seperti serutan kayu, melainkan harus masih lembut dan empuk.

Selanjutnya, kacang kedelai dan bawang goreng dipastikan renyah. Jika terlanjur melempem dan rasanya pahit, jelas itu red flag karena artinya sudah basi. Bawang goreng yang bagus akan terasa harum, bukan getir.

Elemen krusial lain adalah kerupuk yang crunchy. Kerupuk yang sudah alot dan chewy tentu membuat pengalaman makan jadi seperti medan perang. Selain itu, daun bawang dan seledri mesti berwarna hijau cerah yang menyiratkan kesegaran, bukan layu atau menguning. Soalnya, bukan hanya rasa yang akan berperan saat seseorang makan, melainkan juga aroma dan estetika.

#4 Gerobak penjual bubur ayam jagoan nggak berkeliling karena yang enak itu dicari, bukan mencari

Bubur ayam yang sudah teruji kualitasnya biasanya sudah memiliki tempat tetap yang nyaris nggak pernah tampak sepi. Keajegan ini terjadi karena mereka sudah punya reputasi yang kuat dan dikenal banyak orang. Praktis, banyak pelanggan tetap yang menghampiri.

Aturannya sederhana. Yang enak itu pasti diburu, bukan memburu. Kalau pedagang bubur ayam masih sering pindah-pindah atau berkeliling menjajakan dagangannya pakai gerobak, bisa diartikan mereka masih berjuang mencari konsumen.

Memang nggak semua yang keliling itu nggak enak. Namun, untuk meminimalisasi risiko sarapan gagal, mending incar gerobak bubur ayam yang sudah mangkal dan dikerumuni pembeli sejak pagi. Ini adalah cara paling mudah buat dicermati.

Mencari bubur ayam yang istimewa adalah sebuah seni yang butuh kesabaran. Dengan memahami empat kriteria mutlak tadi, pemuja bubur nggak perlu lagi berjudi. Apalagi, kalau taruhannya suasana hati di pagi hari. Itu terlalu mahal!

Yang jelas, bubur ayam yang sejati punya vibes hangat dalam setiap suapan. Sebab, garis start memulai aktivitas terlalu berharga untuk disia-siakan hanya oleh sepiring makanan yang kurang maksimal.

Penulis: Paula Gianita Primasari
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Dosa Pedagang Bubur Ayam Khas Jakarta yang Berjualan di Jogja

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 15 November 2025 oleh

Tags: Buburbubur ayammenu sarapansarapantukang bubur ayamwarung bubur ayam
Paula Gianita Primasari

Paula Gianita Primasari

Mahasiswa doktoral UNDIP jurusan Manajemen Pemasaran asal Semarang.

ArtikelTerkait

3 Dosa Tukang Bubur Ayam Pinggir Jalan yang Bikin Pembeli Trauma Berkepanjangan

3 Dosa Tukang Bubur Ayam Pinggir Jalan yang Bikin Pembeli Trauma Berkepanjangan

1 Juni 2024
Kenapa ya Nasi Jadi Makanan Pokok Orang Indonesia?

Kenapa Sarapan Nasi Goreng Dipercaya Bikin Ngantuk?

18 Desember 2022
Tim Diaduk atau Nggak Diaduk, Ini Perbedaan Bubur Ayam Khas Bandung, Cianjur, dan Jakarta yang Perlu Kamu Tahu! terminal mojok

Perbedaan Bubur Ayam Khas Bandung, Cianjur, dan Jakarta yang Perlu Dipahami Tim Diaduk dan Nggak Diaduk

27 Juli 2021
Dosa Pedagang Bubur Ayam Khas Jakarta yang Berjualan di Jogja Mojok.co

Dosa Pedagang Bubur Ayam Khas Jakarta yang Berjualan di Jogja

26 Februari 2025
Sarapan Mie Ayam Adalah Kebiasaan Orang Jakarta yang Paling Aneh Mojok.co

Sarapan Mie Ayam Adalah Kebiasaan Orang Jakarta yang Paling Aneh

15 Juni 2024
Ngopi Itu Enaknya Pagi, tapi Coffee Shop Malah Buka Jam 9! terminal mojok.co

Ngopi Itu Enaknya Pagi, tapi Coffee Shop Malah Buka Jam 9!

14 September 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Rekomendasi Tempat Jogging Underrated di Semarang, Dijamin Olahraga Jadi Lebih Tenang Mojok.co

Rekomendasi Tempat Jogging Underrated di Semarang, Dijamin Olahraga Jadi Lebih Tenang

3 Desember 2025
4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Tetap Menyenangkan Mojok.co

4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Liburan Tetap Menyenangkan

30 November 2025
Logika Aneh di Balik Es Teh Solo yang Bikin Kaget (Unsplash)

Logika Ekonomi yang Aneh di Balik Es Teh Solo, Membuat Pendatang dari Klaten Heran Sekaligus Bahagia

30 November 2025
Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

30 November 2025
Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

2 Desember 2025
Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

2 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lagu Sendu dari Tanah Minang: Hancurnya Jalan Lembah Anai dan Jembatan Kembar Menjadi Kehilangan Besar bagi Masyarakat Sumatera Barat
  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.