Cinere, Kecamatan di Depok yang Vibes-nya Lebih Jaksel ketimbang Depok

Cinere, Kecamatan di Depok yang Vibes-nya Lebih Jaksel ketimbang Depok

Cinere, Kecamatan di Depok yang Vibes-nya Lebih Jaksel ketimbang Depok(Fiqih Alfarish via Unsplash)

Sebagai penduduk Cinere, tentu saja saya akan menulis banyak tentang daerah ini. Tapi, saya baru sadar kalau saya melewatkan Depok, daerah yang harusnya lekat dengan tempat tinggal saya

Sedikit mengulas, Cinere sebelum menjadi kecamatan yang mandiri seperti sekarang ini, dulunya adalah bagian dari kecamatan Limo. Hingga akhirnya, sekitar tahun 2007, Cinere memutuskan untuk pisah dari kecamatan Limo dan menjalani hidup mandiri.

Saya merupakan salah satu warga Cinere, Depok, hanya saja saya nggak pernah merasa seutuhnya menjadi bagian dari warga Depok. Nggak tahu kenapa, saya justru lebih lekat dengan Jakarta Selatan.

Walau secara geografis, rumah saya berada dalam wilayah pemerintahan kota Depok. Namun, keseharian dan suasana tempat saya menetap lebih terasa Jaksel sekali. Saya tentu bukan satu-satunya orang yang merasakan hal demikian. Beberapa dari tetangga rumah saya pun merasakan hal yang sama.

Sebagai warga biasa, saya dan beberapa orang Cinere lain tentu berkeluh kesah dengan kondisi yang ada di sekitar. Namun, saya tetap ingin menjadi bagian dari kecamatan yang Jaksel sekali.

Perbatasan Cinere dan Cilandak Jaksel sangat nggak kentara

Sebagian dari teman saya, tentu yang bukan orang Depok, sering menganggap kalau saya adalah warga Jaksel. Saya pun hanya senyum-senyum saja ketika mendengar anggapan teman saya itu. Ya, mereka nggak sepenuhnya salah. Itu karena, perbatasan antara Cinere dan Cilandak Jaksel nggak kentara. Nggak ada tanda pasti seperti sebuah perbatasan pada umumnya. Seperti daerah lain yang perbatasan wilayahnya dipisahkan oleh sebuah sungai sebagai tandanya.

Bahkan, di komplek rumah saya saja, yang notabene masih satu nama, antara jalan satu dan lainnya sudah berbeda provinsi. Jadi, rumah saya masih termasuk dalam wilayah Cinere, Depok, Jawa Barat. Sedangkan jalan di belakang rumah saya itu sudah menjadi bagian dari Provinsi DKI. Cukup dengan koprol saja, saya sudah bisa pindah provinsi.

Berbeda ketika orang mendengar kata “Margonda”, sudah pasti isi pikirannya adalah Depok. Sementara Cinere, masih samar antara Depok atau Jaksel. Menariknya, setelah saya iseng searching di google, hasilnya adalah ada beberapa daftar yang mengatakan “Cinere Jakarta Selatan”. Google aja bingung, hehehe.

Banyak fasilitas publik dari kelas menengah ke bawah hingga ke atas

Jaksel memang identik dengan fasilitas yang menunjang gaya hidup mewah di masa modern seperti sekarang ini. Contohnya, pusat perbelanjaan, rumah sakit, sekolah mewah dan lain sebagainya. Nama-nama yang sering kita dengar tentunya Mall Pondok Indah, perumahan Pondok Indah, Mall Kota Kasablanka, perumahan di Panglima Polim dan lainnya.

Keidentikan itu rasanya patut disematkan untuk Cinere. Pasalnya, di kecamatan yang nggak luas ini ada banyak fasilitas serupa seperti yang ada di Jaksel. Ada, pasar segar, Cinere Mall, Mall Cinere Belevue, RS Puri Cinere, perumahan elite Puri Cinere, ada dua Superindo, pusat perbelanjaan Grand Lucky dan masih banyak lagi. Belum lagi, banyak sekolah baik sekolah negeri mau pun swasta.

Tentu, hal yang nggak bisa disepelekan adalah fasilitas ibadah untuk warga. Seperti banyaknya masjid dan gereja yang ada di Cinere, dan ada pura juga, lho. Saya rasa belum ada kecamatan lain yang luasnya hampir sama dengan Cinere tapi punya banyak fasilitas publik seperti ini.

Baca halaman selanjutnya

Lebih dekat ke Jaksel ketimbang Depok

Lebih dekat nongkrong ke Jaksel ketimbang ke Depok

Perihal nongkrong tentu nggak boleh dilupakan, apalagi untuk sebagian warga perkotaan. Banyak dari warga Cinere yang nongkrong di sekitar Cinere saja. Banyak kafe-kafe hits soalnya. Nah, sebagian lagi banyak yang lebih memilih nongkrong ke Jakarta Selatan. Seperti Mall Pondok Indah, Kemang, Blok M dan lainnya. Hal itu karena jarak dari Cinere ke tempat tongkrongan tersebut lebih dekat ketimbang jauh-jauh ke Margonda, Depok. Belum sampe Margonda sudah capek duluan.

Itulah rasanya tinggal di Cinere, lebih lekat dengan Jaksel ketimbang kotanya sendiri yaitu Depok. Mungkin, nama “Depok” hanya “menghiasi” alamat rumah orang-orang dan jadi penanda geografis saja ketimbang benar-benar seutuhnya menjadi sebagai warga Depok.

Sumber gambar: Fiqih Alfarish via Unsplash

Penulis: Jarot Sabarudin
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Depok Memang Unik dan Ajaib, tapi Jadi Tempat Tinggal Terbaik

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Exit mobile version