Calo Kerja, Sisi Gelap di Balik Gemerlapnya Cikarang Kota Industri

Calo Kerja, Sisi Gelap di Balik Gemerlapnya Cikarang Kota Industri

Calo Kerja, Sisi Gelap di Balik Gemerlapnya Cikarang Kota Industri (Unsplash.com)

Di Cikarang, banyak calo kerja berkeliaran “membantu” para pencari kerja dengan iming-iming diterima di pabrik bonafide dan dapat gaji di atas UMK.

Seyogianya, seseorang yang baru selesai mengemban tugas belajar dan lulus dengan membawa secarik kertas bertuliskan ijazah akan mencari lowongan pekerjaan. Tiap tahunnya, jumlah siswa SMA sederajat yang lulus dan langsung mencari kerja memang banyak. Itu belum ditambah para sarjana yang juga menyelesaikan studinya di perguruan tinggi dan siap memasuki dunia kerja. Bonus demografi di negeri kita memang punya segudang manfaat, tapi lebih banyak masalah yang timbul juga.

Salah satu masalah yang masih dibahas dalam debat capres dari zaman Prabowo masih jadi cawapresnya Megawati sampai sudah nyalon presiden berkali-kali adalah soal lapangan kerja yang masih kurang di sana-sini. Banyaknya lulusan sekolah dan kampus tak sebanding dengan lapangan pekerjaan yang tersedia. Akibatnya, mayoritas orang yang kompetensinya kurang dan sulit untuk bekerja di luar negeri memilih pabrik sebagai opsi karier mereka.

Cikarang, tujuan utama para pencari kerja

Cikarang adalah salah satu tujuan utama para pencari kerja. Walaupun statusnya merupakan kecamatan di Kabupaten Bekasi, nama Cikarang jauh lebih terkenal ketimbang menyebut Kabupaten Bekasi itu sendiri. Selain itu, nama Bekasi sudah identik dengan Kota Bekasi.

Kawasan-kawasan industri besar cukup banyak dan sudah lama berdiri di Cikarang. Sebut saja MM2100, Jababeka, EJIP, Delta Silicon, dan masih banyak lagi kawasan industri kecil yang tersebar di tiap sudut. Tiap kawasan industri memiliki pabrik-pabrik yang levelnya multinasional. Maka nggak usah heran kalau Cikarang dijuluki kota industri.

Selain menjadi kota industri, upah minimum kabupaten/kota (UMK) di Kabupaten Bekasi juga merupakan salah satu yang tertinggi di Indonesia. Yang terbaru, untuk tahun 2024 mendatang, UMK Kabupaten Bekasi mencapai Rp5,2 juta. Wow, tentu jumlah yang cukup banyak dan menggoda pencari kerja untuk datang ke sini, bukan?

Ditambah lagi biaya hidup di Cikarang belum semahal biaya hidup di Jakarta atau daerah penyangga ibu kota lainnya. Harga makanan dan kontrakan atau kos di sini masih terjangkau dengan UMK segitu. Nasi uduk masih ada yang goceng di sini, Bos!

Maka sudah jelas para pencari kerja dari berbagai sudut negeri berbondong-bondong datang ke Cikarang. Mereka menganggap Cikarang sebagai tempat mengadu nasib dengan segala keuntungan yang ditawarkannya.

Mencari kerja cukup sulit di sini

Sayangnya, mencari kerja di Cikarang, terutama pabrik-pabrik yang ada di sini, tak semudah minta balikan ke mantan. Kualifikasi yang diminta cukup membuat banyak orang geleng-geleng kepala. Misalnya, lowongan kerja yang mematok batasan umur di atas 21 tahun tak bisa bekerja. Kualifikasi seperti ini jelas di luar nalar bagi seorang fresh graduate.

Ditambah lagi banyak pabrik di Cikarang yang nggak melakukan proses rekrutmen dengan jalur konvensional via email, website resmi perusahaan, dan semacamnya. Kebanyakan pabrik ini justru menggunakan jasa pihak ketiga seperti yayasan atau BKK (Bursa Kerja Khusus) sebagai penyalur tenaga kerja mereka. Tentu saja jika melewati yayasan atau BKK sebagai penyalur, para pencari kerja harus merogoh kocek untuk memakai jasa mereka. Padahal belum jaminan lolos diterima kerja.

Ruwetnya proses seleksi dan rekrutmen di pabrik-pabrik Cikarang membuat banyak oknum sialan yang memanfaatkan ini sebagai ladang penghasilan. Ya, mereka yang disebut calo kerja hadir untuk “membantu” para pencari kerja bisa update status enaknya jadi karyawan pabrik dan pamer slip gaji di akhir bulan.

Calo kerja pabrik Cikarang beraksi dengan iming-iming harga jasa mereka lebih kecil dibanding gaji yang akan didapat pencari kerja

Para calo kerja di Cikarang ini—entah punya ilmu apa—walaupun sifatnya underground, mereka bisa saja dengan mudah mencari mangsanya. Biasanya mereka akan mengiming-imingi harga jasa para calo lebih kecil dibandingkan gaji yang akan didapatkan para pencari kerja saat sudah diterima bekerja di pabrik impian.

Tentu saja tawaran tersebut terlihat menggiurkan di mata beberapa orang. Kebanyakan pengguna jasa calo kerja ini adalah adik-adik fresh graduate yang baru lulus sekolah dan minim pengalaman. Selain itu, mereka yang berasal dari daerah luar Cikarang juga menjadi sasaran empuk para calo kerja.

Di lingkungan tempat tinggal saya banyak yang sudah bekerja di pabrik dengan “bantuan” para calo kerja ini. Tarifnya cukup beragam, tergantung seberapa bonafide perusahaan yang kita inginkan. Rata-rata jasa calo ini dipatok sekitar 4-7 juta untuk bisa masuk pabrik skala biasa dengan maksimal gaji UMK. Bahkan ada juga calo yang mematok angka di atas 10 juta untuk pencari kerja yang ingin masuk perusahaan berskala multinasional. Tentu saja dengan iming-iming gaji dan pengalaman yang lebih besar.

Memang miris kondisi di sini. Daerah yang katanya kawasan industri terbesar di Asia Tenggara, malah umum dengan praktik percaloan hanya untuk bisa kerja. Padahal fitrahnya orang mencari kerja untuk mencari uang, bukannya memberikan uang pada orang lain demi bisa bekerja.

Saran buat pencari kerja pemula

Di tengah maraknya praktik calo kerja Cikarang ini, yang kasihan adalah para pencari kerja murni. Kesempatan mereka untuk bisa berkarier di pabrik tentu berkurang karena direnggut mereka yang berduit.

Saran saya, buat para pencari kerja pemula, mending pakai jalur langit saja deh alias berdoa sama Tuhan. Selain itu, barengi doa kalian dengan usaha untuk menambah kompetensi. Jangan memakai jalan pintas dengan menggunakan calo kerja. Sebab, selain merenggut kesempatan pencari kerja yang jujur, secara tak langsung kalian turut menyuburkan praktik ilegal di negeri ini. Jangan sampai anak cucu kalian nantinya malah kesulitan mencari kerja kalau praktik calo pabrik di Cikarang ini terus menjamur.

Penulis: Mohammad Arfan Fauzi
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Daripada Ngontrak, Mending Langsung Beli Rumah di Cikarang. Banyak Untungnya!

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version