Sisi Gelap Chaebol di Dunia Nyata: Benarkah Sekejam di Drama Korea?

Sisi Gelap Chaebol di Dunia Nyata: Benarkah Sekejam di Drama Korea

Sisi Gelap Chaebol di Dunia Nyata: Benarkah Sekejam di Drama Korea? (Unsplash.com)

Chaebol di drama Korea nggak segan membunuh dan berbuat jahat lainnya, benarkah di kehidupan nyata juga begitu?

Sudah terlampau sering saya mendengar pujian buat drama Korea di media dan dunia nyata. Banyak orang menyebut bahwa drakor punya alur, cerita, dan konflik yang selalu fresh dan baru. Padahal sebenarnya nggak seinovatif itu juga, sih.

Drakor masih hidup sebagaimana yang distereotipkan orang awam, yaitu menggambarkan kehidupan bumi-langit antara orang kaya dengan orang miskin. Banyak banget drama Korea dengan tema semacam itu. Sebut saja King The Land, Love Alarm, Business Proposal, The Heirs, hingga Boys Over Flower.

Saat menonton drama romance lintas status sosial seperti yang sudah saya sebutkan di atas, sudah barang pasti kita jadi mengenal istilah “chaebol”. Kamu mungkin menyangka chaebol adalah orang-orang kaya yang rumahnya mewah, duitnya nggak habis-habis, dan semua keinginannya bisa terwujud. Tapi, chaebol lebih dari itu.

Asal-usul chaebol

Chaebol (kadang juga ditulis jaebeol sebagaimana hangeul-nya, 재벌) adalah kombinasi dari karakter “kaya” dan “klan”. Mereka memang kaya raya, tapi chaebol berbeda dengan buja (orang kaya) dan konglomerat.

Chaebol bukan sekadar punya harta melimpah, tapi juga menguasai sebuah sistem dengan individu atau keluarga yang memimpin kerajaan bisnis di berbagai industri. Perusahaan yang saling terkait, menjalankan berbagai lini bisnis, dan dikuasai oleh keluarga kaya inilah yang disebut chaebol. Contoh chaebol paling terkenal di Korea Selatan antara lain Hyundai, LG, Samsung, Lotte, dan SK Group.

Chaebol-chaebol yang sudah saya sebutkan tadi bukan hanya menguasai suatu bisnis tertentu. Jangan dikira Samsung hanya menjual gadget atau Hyundai cuma memproduksi mobil. Samsung juga punya sayap bisnis di bidang teknik, konstruksi, pembuatan kapal, asuransi, dan kartu kredit. Sementara itu, Hyundai juga punya industri pembuatan kapal selain mobil dan kendaraan darat lainnya.

Terus, gimana caranya chaebol bisa menjadi raksasa di Korea Selatan?

Menurut publikasi yang ditulis Hong, Kim, dan Park (2015) dengan judul The Differential Choice Of Chaebol In Earnings Management, munculnya chaebol bermula di era pemerintahan diktator Presiden Park Chung Hee. Pada 1970-an, pertumbuhan perekonomian Korea Selatan lagi tinggi-tingginya. Perusahaan-perusahaan besar Korea tumbuh menjadi konglomerat dan semakin membesar menjadi chaebol dengan memanfaatkan industri berat dan kimia milik negara.

Chaebol semakin mendominasi perekonomian Korea Selatan pada 1980-1990-an. Akan tetapi pada krisis moneter 1997, chaebol menjadi pihak yang paling disalahkan atas terjadinya krisis. Walaupun begitu, chaebol tetap bisa bertahan bahkan makin mendunia dengan produk dan jasa masing-masing. Bahkan, di jurnal yang sama disebut kalau chaebol sudah berkembang terlalu besar untuk tetap berada di bawah kendali pemerintah.

Apakah chaebol di dunia nyata sama seperti di drama Korea?

Saat nonton drakor dengan tema chaebol, mata kita dicekoki dengan segala kemewahan anggota keluarga penguasa ekonomi Korea Selatan. Tapi pemandangan berbeda akan kita temukan kalau drakor yang kita tonton bergenre thriller.

Misalnya di drama Vincenzo, Jang Han Seok (Ok Taecyeon) selaku direktur Babel Group mau-mau aja mengotori tangannya dengan darah orang-orang yang menghalangi keputusannya. Si direktur psiko itu juga punya sifat yang kejam sampai bikin iblis pun merasa tertandingi. Ia pun menghalalkan segala cara agar bisnisnya makin berkembang, bahkan kalau itu harus menggadaikan nyawa pegawai dan adiknya sendiri.

Saya lantas mencoba menggali informasi lebih dalam soal chaebol. Beneran nggak sih chaebol nggak segan untuk membunuh orang yang menghalangi mereka kayak di drakor? Berikut ini fakta yang saya temukan.

#1 “Membunuh” itu hal biasa

Dari informasi yang saya temukan, sejauh ini di media belum ada kabar soal chaebol membunuh orang lain. Tapi kalau membunuh usaha mikro kecil-menengah (UMKM) sih ada, ya.

Dilansir dari Council on Foreign Relations, sudah banyak pakar ekonomi yang menyebut bahwa chaebol sering menggerakkan kekuasaan monopolistik mereka untuk mendepak UMKM dari pasar. Cara chaebol menekan UMKM adalah dengan menjiplak inovasi alih-alih mengembangkannya atau membelinya. Akibatnya, UMKM yang menjadi lapangan pekerjaan paling luas di Korea Selatan jadi nggak bisa berkembang.

#2 Korupsi? Itu mah rutinitas sehari-hari

Kejahatan kerah putih (white-collar crime) berupa korupsi seperti yang kita saksikan di drama Reborn Rich beneran terjadi di dunia nyata. Kasus korupsi di Korea Selatan juga bukan fenomena baru. Tapi dari banyaknya kasus korupsi yang melibatkan chaebol, saya spill satu kasus paling membagongkan yang melibatkan perusahaan raksasa, Samsung.

Lee Jae Yong, yang juga dikenal sebagai Jay Y. Lee, yang menjabat sebagai Executive Chairman Samsung Electronics pernah dua kali dipenjara atas tuduhan suap dan korupsi pada mantan presiden Korea Selatan, Park Geun Hye. Tapi ia tetap berhasil bebas dengan pengampunan khusus dari presiden, lho. Bahkan, dia masih punya muka untuk menyapa Presiden Amerika Serikat Joe Biden dalam kunjungannya ke Korea Selatan. Urat malu udah putus, Pak?

#3 Penganiaya tapi hidup tenang ke mana saja

Bicara lagi soal Jang Han Seok dari Vincenzo. Kita mengenal karakternya sebagai sosok ngamukan dan bersumbu pendek. Kalau amarahnya tersulut sedikit saja, peluru bisa langsung menancap di dada lawan bicaranya.

Kondisi ini nggak lain di dunia nyata. Dari Korea Times disebutkan bahwa pada 2010 silam, Chey Chul Won, anak dari keluarga pendiri SK Griup, menganiaya seorang sopir truk tangki, Yoo Hong Joon. Yoo dipukul dengan tongkat baseball alumunium dan dibogem di wajah. Setelah melakukan kekerasan itu, Chey meninggalkan dua lembar cek masing-masing 10 juta won untuk Yoo.

Sama seperti drakor, selalu saja ada cara bagi chaebol untuk bisa lepas dari jeratan hukum. SK Group berupaya melindungi Chey sementara Yoo dipecat secara sepihak oleh M&M, subkontraktor SK Energy. Lagi-lagi sama seperti di drakor, korban melakukan protes dengan memarkirkan truknya di depan markas besar SK Group.

Setelah diselidiki, ternyata Chey ini memang problematik dan abusive. Ditemukan fakta bahwa Chey juga pernah menindas pegawainya dengan tongkat golf dan sekop. Ia juga mengancam tetangganya dengan tongkat baseball cuma gara-gara si tetangga menyampaikan keluhan gara-gara Chey berisik malam-malam.

Selain korupsi dan penganiayaan, tercatat banyak juga chaebol yang melakukan tindakan kurang menyenangkan, seperti menyiram minuman ke pegawai, mengamuk ke pramugari, berkendara saat mabuk, dan menganiaya penumpang pesawat.

Polah chaebol yang ajaib bin kejam di dunia nyata rupanya persis seperti drama Korea, ya? Mentang-mentang kaya raya, berkuasa, dan kebal hukum, para chaebol jadi seenaknya sama orang lain. Parah, parah.

Penulis: Noor Annisa Falachul Firdausi
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA 5 Anak Chaebol di Jagat Drama Korea yang Baik Hati.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version