Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Otomotif

Bus Telolet Udah Nggak Zaman Lagi, yang Ada Malah Bikin Berisik dan Ganggu Orang di Jalan

Erfransdo oleh Erfransdo
30 Januari 2025
A A
Bus Telolet Udah Nggak Zaman Lagi, yang Ada Malah Bikin Berisik dan Ganggu Orang di Jalan

Bus Telolet Udah Nggak Zaman Lagi, yang Ada Malah Bikin Berisik dan Ganggu Orang di Jalan

Share on FacebookShare on Twitter

Fenomena bus telolet sudah berlangsung sejak lama, bahkan hampir satu dekade. Dulu ketika masih sekolah, tepatnya tahun 2015 atau 2016, saya sering melihat anak-anak kecil di pinggir jalan meminta sopir bus untuk membunyikan klaksonnya yang khas itu. “Om telolet om” menjadi kode atau password anak-anak agar sopir bus membunyikan klaksonnya.

Pada awal kemunculannya, fenomena bus telolet memang cukup menyenangkan dan bahkan menghibur para pengguna jalan. Namun, seiring berjalannya waktu, fenomena bus telolet malah bikin risih dan mengganggu pengguna jalan. Apalagi kini suara klaksonnya bertransformasi menjadi suara nyaring yang panjang sehingga membuat telinga pekak.

Fenomena ini mungkin masih cukup menggembirakan bagi anak-anak. Hanya saja, jika dilakukan terus menerus juga bikin orang-orang yang ada di sekitar bus tersebut menjadi tidak fokus. Bukan hanya pengguna jalan, suara telolet ini sangat nyaring sehingga sampai ke telinga orang-orang yang sedang asyik rebahan di rumahnya.

Bisa membahayakan pengguna jalan

Seperti yang sudah saya singgung sebelumnya, bahwa sekarang fenomena bus telolet tidak lagi menarik perhatian, yang ada justru mengganggu para pengguna jalan baik itu pengendara sepeda motor, pengendara mobil, bahkan para pejalan kaki.

Suara telolet bus yang memekakkan telinga tentu membuat banyak orang di jalan merasa terganggu, terlebih saat jalanan dalam keadaan macet di hari kerja. Bukannya terhibur dengan suara yang nggak jelas, para pengguna jalan malah misuh-misuh karena perjalanannya terganggu dengan suara yang sangat nyaring.

Hal paling menyebalkan lagi ketika bus rombongan membunyikan klakson teloletnya sampai beberapa menit. Entah apa tujuannya, saya pikir hal tersebut malah norak dan mengganggu keselamatan para pengguna jalan.

Bagaimana kalau misalnya ada orang yang punya riwayat penyakit jantung kaget ketika tiba-tiba sopir bus membunyikan klakson teloletnya, siapa yang akan bertanggung jawab? Bukan hanya orang dengan riwayat penyakit jantung, orang-orang yang kagetan pun akan merasa sangat terganggu kalau mendengar bus telolet sehingga bisa membahayakan para pengendara.

Hampir setiap hari fenomena bus telolet selalu ada di jalanan raya. Fungsinya buat apa, sih?

Pada awal kemunculannya, bus telolet ini memang hadir untuk menghibur anak-anak yang ada di pinggir jalan. Namun, itu dilakukan ketika dalam keadaan jalan yang lengang sehingga tidak akan terlalu mengganggu pengguna jalan, terlebih suaranya pun hanya klakson biasa tidak seperti sekarang yang sudah dimodifikasi sedemikian rupa.

Baca Juga:

Konten tidak tersedia

Kini, suara klakson telolet dibuat panjang dan semakin nyaring. Bahkan kini fungsi klakson telolet menjadi krisis identitas. Sebab bukan lagi untuk menghibur para bocil di pinggir jalan, melainkan mengganggu para pengendara. Saya pun tidak tahu fungsi sebenarnya apa, yang ada malah bikin orang-orang emosi. Seperti kasus beberapa pekan yang lalu, di mana seorang pejalan kaki melempar batu pada bus yang sedang beraksi membunyikan klakson teloletnya.

Saya tidak paham mengapa di saat keadaan macet, sopir bus malah membunyikan klakson teloletnya. Seperti yang saya alami sepekan lalu di pasar tumpah, di mana bus rombongan membunyikan semua klakson teloletnya. Di situ saya mendengar misuhan orang-orang yang sedang berbelanja.

Bagaimana orang tidak emosi, lagi tenang-tenang malah disuguhi dengan suara klakson yang sangat mengganggu telinga.

Saya harap para sopir bus bisa lebih bijak lagi dalam menggunakan klakson teloletnya agar tidak mengganggu para pengguna jalan. Meskipun niatnya untuk menghibur anak-anak, tapi tetap sepatutnya melihat kondisi di jalan raya apakah pas atau tidak waktunya.

Penulis: Erfransdo
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Ironi Telolet Bus: Bikin Bahagia, tapi Kadang Malah Berakhir Bencana, Saatnya Bikin Aturan yang Tegas!

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 30 Januari 2025 oleh

Tags: bus teloletom telolet om
Erfransdo

Erfransdo

Lulusan pertanian yang terjun ke dunia media. Peduli isu-isu budaya dan lingkungan. Gemar baca buku dan nonton bola.

ArtikelTerkait

Konten tidak tersedia
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi (Unsplash)

Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi: Menolong Ribuan Perantau, tapi Menyengsarakan Warga Sendiri

22 Desember 2025
Eretan Wetan Indramayu, Venesia Jawa Barat yang Nggak Estetik Sama Sekali

Eretan Wetan Indramayu, Venesia Jawa Barat yang Nggak Estetik Sama Sekali

24 Desember 2025
Panduan Bertahan Hidup Warga Lokal Jogja agar Tetap Waras dari Invasi 7 Juta Wisatawan

Panduan Bertahan Hidup Warga Lokal Jogja agar Tetap Waras dari Invasi 7 Juta Wisatawan

27 Desember 2025
Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

23 Desember 2025
Pekalongan (Masih) Darurat Sampah: Ketika Tumpukan Sampah di Pinggir Jalan Menyapa Saya Saat Pulang ke Kampung Halaman

Pekalongan (Masih) Darurat Sampah: Ketika Tumpukan Sampah di Pinggir Jalan Menyapa Saya Saat Pulang ke Kampung Halaman

28 Desember 2025
Apakah Menjadi Atlet Adalah Investasi Terburuk yang Pernah Ada? (Unsplash)

Apakah Menjadi Atlet Adalah Investasi Terburuk dalam Hidup Saya?

27 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.