Fenomena bus telolet sudah berlangsung sejak lama, bahkan hampir satu dekade. Dulu ketika masih sekolah, tepatnya tahun 2015 atau 2016, saya sering melihat anak-anak kecil di pinggir jalan meminta sopir bus untuk membunyikan klaksonnya yang khas itu. “Om telolet om” menjadi kode atau password anak-anak agar sopir bus membunyikan klaksonnya.
Pada awal kemunculannya, fenomena bus telolet memang cukup menyenangkan dan bahkan menghibur para pengguna jalan. Namun, seiring berjalannya waktu, fenomena bus telolet malah bikin risih dan mengganggu pengguna jalan. Apalagi kini suara klaksonnya bertransformasi menjadi suara nyaring yang panjang sehingga membuat telinga pekak.
Fenomena ini mungkin masih cukup menggembirakan bagi anak-anak. Hanya saja, jika dilakukan terus menerus juga bikin orang-orang yang ada di sekitar bus tersebut menjadi tidak fokus. Bukan hanya pengguna jalan, suara telolet ini sangat nyaring sehingga sampai ke telinga orang-orang yang sedang asyik rebahan di rumahnya.
Bisa membahayakan pengguna jalan
Seperti yang sudah saya singgung sebelumnya, bahwa sekarang fenomena bus telolet tidak lagi menarik perhatian, yang ada justru mengganggu para pengguna jalan baik itu pengendara sepeda motor, pengendara mobil, bahkan para pejalan kaki.
Suara telolet bus yang memekakkan telinga tentu membuat banyak orang di jalan merasa terganggu, terlebih saat jalanan dalam keadaan macet di hari kerja. Bukannya terhibur dengan suara yang nggak jelas, para pengguna jalan malah misuh-misuh karena perjalanannya terganggu dengan suara yang sangat nyaring.
Hal paling menyebalkan lagi ketika bus rombongan membunyikan klakson teloletnya sampai beberapa menit. Entah apa tujuannya, saya pikir hal tersebut malah norak dan mengganggu keselamatan para pengguna jalan.
Bagaimana kalau misalnya ada orang yang punya riwayat penyakit jantung kaget ketika tiba-tiba sopir bus membunyikan klakson teloletnya, siapa yang akan bertanggung jawab? Bukan hanya orang dengan riwayat penyakit jantung, orang-orang yang kagetan pun akan merasa sangat terganggu kalau mendengar bus telolet sehingga bisa membahayakan para pengendara.
Hampir setiap hari fenomena bus telolet selalu ada di jalanan raya. Fungsinya buat apa, sih?
Pada awal kemunculannya, bus telolet ini memang hadir untuk menghibur anak-anak yang ada di pinggir jalan. Namun, itu dilakukan ketika dalam keadaan jalan yang lengang sehingga tidak akan terlalu mengganggu pengguna jalan, terlebih suaranya pun hanya klakson biasa tidak seperti sekarang yang sudah dimodifikasi sedemikian rupa.
Kini, suara klakson telolet dibuat panjang dan semakin nyaring. Bahkan kini fungsi klakson telolet menjadi krisis identitas. Sebab bukan lagi untuk menghibur para bocil di pinggir jalan, melainkan mengganggu para pengendara. Saya pun tidak tahu fungsi sebenarnya apa, yang ada malah bikin orang-orang emosi. Seperti kasus beberapa pekan yang lalu, di mana seorang pejalan kaki melempar batu pada bus yang sedang beraksi membunyikan klakson teloletnya.
Saya tidak paham mengapa di saat keadaan macet, sopir bus malah membunyikan klakson teloletnya. Seperti yang saya alami sepekan lalu di pasar tumpah, di mana bus rombongan membunyikan semua klakson teloletnya. Di situ saya mendengar misuhan orang-orang yang sedang berbelanja.
Bagaimana orang tidak emosi, lagi tenang-tenang malah disuguhi dengan suara klakson yang sangat mengganggu telinga.
Saya harap para sopir bus bisa lebih bijak lagi dalam menggunakan klakson teloletnya agar tidak mengganggu para pengguna jalan. Meskipun niatnya untuk menghibur anak-anak, tapi tetap sepatutnya melihat kondisi di jalan raya apakah pas atau tidak waktunya.
Penulis: Erfransdo
Editor: Rizky Prasetya














