Bukan Salah PSSI Kalau Tim Indonesia Hancur di Asia. Pokoknya PSSI Nggak Pernah Salah!

PSSI, Erick Thohir, AFC, Bali United (M. Wigya Permana Putra via Shutterstock.com)

PSSI, AFC, Bali United (M. Wigya Permana Putra via Shutterstock.com)

Siapa yang salah dari bencana ini? AFC? PSSI? PT LIB? Bali United? Atau kita semua yang terlalu tinggi mematok ekspektasi?

Bali United kalah telak dari Visakha FC di laga kedua AFC Cup 2022. Peluang lolos ke babak semifinal AFC Cup Zona ASEAN masih terbuka, meski kecil banget, kayak upil. Upilnya Isidorus Rio.

Bali United adalah juara Liga 1 2021/2022 dan Visakha adalah wakil Kamboja. Iya, Kamboja, negara yang timnas sepak bolanya sering dikalahin sama timnas Indonesia.

Agak aneh memang, ketika tim Indonesia kalah dari wakil Kamboja. Betul, muara dari kompetisi dan pembinaan adalah timnas, tapi ya kebangetan aja gitu. Masak tim asal Indonesia kalah dari klub dari “kembang kuburan”.

Yang lebih gemesin lagi, Bali United dua kali ditaklukan oleh tim asal Kamboja. Sekarang Visakha FC, dan di AFC Cup 2020, Serdadu Tridatu kalah dari Svay Rieng dengan skor 2-1. Pernah dengar nama klub Svay Rieng? Saya berani taruhan kalau banyak dari kamu baru dengar setelah baca tulisan saya.

Di tiga gelaran terakhir, wakil Indonesia juga gagal total. Di AFC Cup 2019, PSM satu-satunya wakil Indonesia yang lolos ke semifinal, sebelum pada akhirnya kalah dari tim Vietnam.

Lalu, siapa yang layak disalahkan atas buruknya prestasi tim Indonesia di level Asia? Ya, jelas bukan PSSI. Ngawur banget kamu mau menjawab PSSI. Bukan, pokoknya bukan salah PSSI. 

Saya yakin sejuta seribuan miliar, kalau PSSI nggak salah. Kalau salah, pasti ada yang lebih salah dan layak untuk jadi kambing hitam. Pokoknya bukan mereka. Ngawur kamu itu.

Apa? Kamu masih ngotot kalau PSSI yang salah? Gini ya, dalam kehidupan itu, orang kalau salah, pasti berusaha untuk memperbaiki dan berprogres. Bahkan keledai tak jatuh di lubang yang sama. Nah, mereka kan nggak ada progres. jadi, ya mereka nggak pernah bikin salah.

Lalu, siapa yang salah? Menurut saya, yang salah adalah AFC. Iya, AFC adalah biang dari kegagalan tim-tim Indonesia di level Asia.

Kenapa AFC yang salah? Ya, karena AFC bikin turnamen yang pesertanya klub-klub kuat dari negara lain. Ngapain coba AFC bersikap kayak gitu. Sikap AFC yang ngeselin tuh hanya membuat tim-tim Indonesia malu dan di-bully seantero negeri.

Harusnya, AFC berkaca ke PSSI dan PT Liga Indonesia Baru yang membuat turnamen bergengsi seperti Piala Presiden. Kalau AFC bikin turnamen kayak Piala Presiden yang berisikan tim-tim asal Indonesia, sudah barang tentu, juaranya adalah tim asal Indonesia. Ya, kan? Logika sederhana kayak gitu bisa dipahami, kan? Mau pakai format kayak apa, juaranya tim asal Indonesia. Itu baru kompetisi yang bener. Kalau kata Cing Abdel, valid no debat.

Kesalahan AFC lainnya adalah membuat jadwal turnamen yang serampangan. AFC tuh harusnya memahami kesibukan tim asal Indonesia yang harus berlaga di Piala Presiden. Netizen, tuh, salah, ketika menyalahkan PSSI dan PT LIB, sembari membela AFC. Padahal, AFC tak perlu dibela.

AFC tuh tidak paham kultur sepak bola Indonesia, yang punya sifat kompetitif. Mau main di pertandingan uji coba kek, fun games kek, pokoknya menang. Bahkan, kalau bisa, pemain lawan cedera parah. Titik!

AFC seharusnya tidak membuat kompetisi yang jadwalnya mepet dengan Piala Presiden. Tim-tim Indonesia harus menjadi yang terbaik di Piala Presiden. Kenapa? 

Coba tengok nama turnamennya. Piala Presiden. Turnamen yang, sesuai namanya, mewakili puncak kekuasaan tertinggi di Indonesia. Dari situ saja, sudah bisa dilihat bahwa Piala Presiden lebih penting dibanding AFC Cup.

AFC dipimpin oleh orang biasa, bukan sosok besar seperti Presiden Indonesia. Selain itu, AFC Cup juga tidak sepenting Piala Presiden, yang hadiahnya, konon katanya adalah saat pensiun, mereka akan diangkat menjadi PNS.

Coba bayangkan, misalnya Herman Dzumafo juara Piala Presiden dan diangkat jadi PNS. Dzumafo akan sering main Zuma. Dzumafo, Zuma. Klop!

Lalu, kalau juara AFC Cup, paling mentok cuma dapat duit. Yaelah, duit mah nggak penting. Ingat, materi nggak dibawa ke alam akhirat. 

Bandingkan kalau jadi juara Piala Presiden dan mengabdi untuk negara lewat jalur PNS. Pahalanya tentu besar, akhi. Pahala > materi semata. MasyaAllah.

Selain itu, juara AFC Cup, mentok-mentok namanya cuma muncul di Transfermarkt. Tapi, kalau juara Piala Presiden, jadi PNS, dan mengabdi untuk negara, bisa lebih dari itu. Namanya akan dijadikan nama jalan di sebuah daerah.

Bayangin, di Bali ada Jalan Ilija Spasojevic atau Jalan Willem Pluim. Wah, bangga luar biasa. Para pemain akan tercatat sebagai pahlawan. Di dunia, mereka menjadi pahlawan, di akhirat masuk surga.

Jadi, berhenti menyalahkan Piala Presiden, PSSI, dan PT LIB. Mari kita menyalahkan AFC serta memboikot semua turnamen yang mengganggu agenda PSSI.

Ngawur banget itu AFC.

Penulis: Alief Maulana

Editor: Yamadipati Seno

Exit mobile version