Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Budaya Klakson di Lampu Merah Ternyata Ada Gunanya Meskipun Berisik

Nafiuddin Fadly oleh Nafiuddin Fadly
4 Desember 2020
A A
Budaya Klakson di Lampu Merah Ternyata Ada Gunanya Meskipun Berisik terminal mojok.co

Budaya Klakson di Lampu Merah Ternyata Ada Gunanya Meskipun Berisik terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Sebagai warga negara indonesia pasti sudah tahu dengan budaya klakson di lampu merah atau bangjo. Setiap berhenti di lampu merah, biasanya orang akan menunggu lampu hijau menyala. Nah entah kenapa di Indonesia ini ketika lampu hijau baru menyala, sepersekian detik jempol-jempol manusia langsung menekan klakson. Tit! Seperti itulah bunyinya.

Saya sendiri sebenarnya bertanya-tanya, sejak kapan budaya klakson di lampu merah itu dimulai. Apakah sejak negara api menyerang? Anehnya budaya ini sulit sekali hilang. Malahan, saya rasa menekan klakson seperti suatu kewajiban. Kalau tidak menekan klakson saat di lampu merah, identitas kalian sebagai warga negara Indonesia patut dipertanyakan.

Jujur, memang ada jengkelnya sama orang yang menekan klakson di lampu merah. Lha apa nggak sebel, lampu hijau baru aja menyala, baru aja lhooo… langsung ada suara tiiit! Apa dikira kami nggak tahu kalau lampu hijau berarti sudah bisa jalan? Masih mending lampu hijau. Pernah saya punya pengalaman, lampu merah baru saja pindah ke lampu kuning, itu saja sudah diklakson. Why gitu lho? Why?

Saya kemudian merenung apakah ada hal positif dari budaya klakson di lampu merah? Jangan-jangan selama ini saya hanya memandang dari sisi negatif. Dan akhirnya ketemu jawabannya, ternyata memang mempunyai nilai positif kok. Setidaknya ada empat alasan kenapa budaya klakson di lampu merah harus dipertahankan.

#1 Banyak yang ngelamun

Kalau kalian perhatikan saat berhenti di lampu merah, biasanya orang-orang pada ngelamun. Saya nggak tahu orang pada ngelamunin apa. Mungkin mereka ngelamun bagaimana caranya bisa membayar utang-utang negara atau malah memikirkan Edhy Prabowo yang sedang ditangkap KPK. Padahal urusan dia apa juga nggak tahu.

Kebiasaan orang-orang yang sering ngelamun di lampu merah membuat mereka tidak fokus. Saat lampu merah berpindah ke lampu kuning lalu ke lampu hijau mereka masih saja ngelamun. Tentu saja orang-orang yang naik kendaraan di belakangnya jadi ikut sebal. Akhirnya mau tidak mau harus membunyikan klakson.

#2 Tidur saat berhenti di lampu merah

Ini yang terkadang terjadi di lampu merah, yaitu tidur di motor. Bisa-bisanya ada orang tidur saat lampu merah. Emang lampu merah dianggep hotel kali ya. Saya nggak bisa membayangkan tidur sambil memegang stang motor, rasanya gimana tuh? Kenikmatannya dimana gitu lho?

Apa pun itu kita harus sabar jika bertemu orang yang tidur di lampu merah. Kan orang sabar disayang Tuhan. Positive thinking saja, mungkin dia habis lari-lari mengelilingi kampung karena dikejar  sama debt collector. Rasanya punya utang itu bikin deg-degan lho.  

Baca Juga:

Lalu Lintas Medan Terlalu Barbar untuk Perantau Asal Surabaya seperti Saya

Jangan Pernah Terjebak Lampu Merah di Rawamangun, Bisa-bisa Berangkat Masih SD, Pulang-pulang Sudah Sarjana

#3 Sebagai kearifan lokal

Jika kalian lihat di negara-negara lain mungkin nggak bakal nemu budaya klakson di lampu merah seperti di Indonesia. Bukankah bagus jika kita memiliki kearifan lokal yang tidak dimiliki negara lain? Dengan budaya klakson yang hanya di Indonesia, saya yakin bisa menaikkan derajat Indonesia di mata dunia. Bayangkan betapa hebatnya bila negara-negara lain mengakui ini.

Indonesia bisa menggunakan budaya klakson agar orang-orang luar negeri mengingat kita. Apabila mereka sudah bosan dalam suasana sunyi senyap dan kangen dengan suara klakson tinggal ke Indonesia. Lumayan bisa meningkatkan pariwisata.

#4 Untuk mengecek motor

Manfaat lain budaya klakson di lampu merah adalah untuk mengecek motor sedang rusak atau tidak, khususnya klakson. Kita sering kali jarang mengecek motor, malahan ada juga yang jarang service motor. Apalagi saat musim hujan, klakson kadang nggak bisa dibunyikan karena mampet terkena air. Maka dari itu, gunakan kesempatan membunyikan klakson untuk mengecek klaksonmu rusak atau tidak. Kalau tidak bisa bunyi sama sekali ya berarti harus diservice.

BACA JUGA Menguak Penyebab Orang Melawan Arus Lalu Lintas 

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 3 Desember 2020 oleh

Tags: lalu lintasLampu Merah
Nafiuddin Fadly

Nafiuddin Fadly

Seorang yang kangen menulis.

ArtikelTerkait

Lampu Merah Pasar Demangan Jogja, Lampu Merah yang Bikin Kalian Kehilangan Kewarasan lampu lalu lintas, lampu sein

Lampu Merah Pasar Demangan Jogja, Lampu Merah yang Bikin Kalian Kehilangan Kewarasan

1 Agustus 2024
Kepribadian Orang bisa Ditebak Melalui Cara Mereka Melewati Polisi Tidur mojok.co/terminal

Kenapa Sih Harus Ada Polisi Tidur?

6 Agustus 2019
knalpot brong

Bertaubatlah Kalian yang Pakai Knalpot Brong

15 Agustus 2019
Supeltas Solo: Hadir Raganya, Terabaikan Jasanya

Supeltas: Hadir Raganya, Terabaikan Jasanya

26 Juli 2022
Supeltas Solo: Hadir Raganya, Terabaikan Jasanya

Supeltas Adalah Simbol Betapa Nggak Becusnya Polisi Lalu Lintas Kita

29 Mei 2023
fiqih lalu lintas

Asal Usul Fikih Lalu Lintas

27 Oktober 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah (Unsplash)

8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah

3 Desember 2025
3 Alasan Soto Tegal Susah Disukai Pendatang

3 Alasan Soto Tegal Susah Disukai Pendatang

30 November 2025
Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

1 Desember 2025
Madiun, Kota Kecil yang Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya Mojok.co

Madiun, Kota Kecil yang Sudah Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya

2 Desember 2025
6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting Mojok

6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting

30 November 2025
Alasan Saya Bertahan dengan Mesin Cuci 2 Tabung di Tengah Gempuran Mesin Cuci yang Lebih Modern Mojok.co

Alasan Saya Bertahan dengan Mesin Cuci 2 Tabung di Tengah Gempuran Mesin Cuci yang Lebih Modern 

5 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.