Body Shaming Dibalut Bercandaan Itu Emang Ada Faedahnya?

Body Shaming Dibalut Bercandaan Itu Emang Ada Faedahnya Terminal Mojok

Bercanda dalam pergaulan sehari-hari biasa terjadi dan bisa dianggap sebagai suatu hal yang lucu. Yang nggak lucu kalau bercandanya bawa-bawa fisik yang mengarah pada body shaming. Apalagi kalau dilakukan di depan umum dan korbannya sampai merasa dipermalukan. Bisa kebayang nggak gimana perasaan mereka saat mengalami hal tersebut?

Bercanda bisa soal apa saja, asal jangan menghina dan sampai bawa-bawa masalah fisik. Nanti kalau temanmu bilang, “Nggak usah ngehina!” dibilang baper lagi. Padahal, bercanda nggak harus menghina, kan? Nggak perlu bawa-bawa fisik lah.

Sebagian orang mungkin menganggapnya sekadar candaan, tapi kenyataannya bercanda bawa-bawa fisik itu sensitif. Tanpa kita sadari bisa menyakiti perasaan orang lain dan bahkan mengganggu kesehatan mentalnya. Memang sih terkadang nggak ada maksud untuk menghina masalah fisik, tapi sebaiknya bercandaan yang seperti itu perlu dihindari. Apalagi kita nggak pernah tahu gimana perasaan seseorang ketika mendapatkan candaan semacam itu.

Saya sendiri pernah mengalami hal semacam itu dan dilakukan oleh orang yang bisa dibilang nggak begitu dekat dengan saya. Sekali, dua kali, saya abaikan, tapi lama-lama saya kesal juga. Rasanya sangat nggak nyaman dan mengganggu. Lagi pula, kalau dipikir-pikir jika saya biarkan malah nanti jadi kebiasaan. Lantaran sudah kesal, saya tegur orang itu secara pribadi. Gimana juga saya masih menghormatinya. Saya bilang secara baik-baik bahwa saya merasa kurang nyaman dengan candaannya.

Namun, orang tersebut nggak merasa bersalah dan malah dengan santainya mengatakan bahwa itu hal biasa dan dia hanya bercanda. Tentu saya sebal sekali melihat reaksinya. Boro-boro meminta maaf, diberitahu secara baik-baik saja tanggapannya seperti itu. Setelahnya, saya memilih untuk mengurangi komunikasi dengan orang tersebut. Saya nggak mau merasa terganggu dan nggak nyaman lagi dengan bercandaannya yang sudah bawa-bawa fisik. Saya pun malas meladeni candaan semacam itu karena bisa merusak mental dan membuat saya emosi.

Menurut saya, orang yang bercanda sambil bawa-bawa fisik itu belum dewasa. Banyak hal yang bisa dijadikan bahan bercandaan, nggak harus menyeret masalah fisik. Apa lucunya membuat orang lain merasa malu dengan fisiknya? Apakah orang itu merasa sempurna sehingga bisa menghina fisik orang lain?

Kadang saya heran, kenapa orang harus bercanda bawa-bawa fisik. Apa untungnya coba? Kalau sekadar buat ngelucu, please, itu bukan ide yang bagus buat dijadiin bahan candaan. Bercanda sekadarnya dan sewajarnya saja kan bisa tanpa harus bawa-bawa fisik yang ujung-ujungnya menghina.

Orang yang sering mengalami body shaming lama-lama bisa merasa nggak percaya diri. Mereka yang tadinya bersyukur bisa berubah menjadi insecure lantaran terus-terusan mengalami body shaming secara tidak langsung. Bercanda dengan bawa-bawa fisik yang mengarah pada body shaming ini akan terus tersugesti ke otaknya dan akan memengaruhi kesehatan mental.

Masalah body shaming bisa terjadi secara langsung atau di dunia maya. Tindakan ini biasa dilakukan dengan membawa-bawa fisik seperti bentuk tubuh, warna kulit, rambut, gigi, dan lainnya. Padahal tindakan body shaming masuk dalam kategori bullying atau perundungan.

Sekarang saya jadi agak kesal kalau ada orang yang bercanda bawa-bawa masalah fisik. Saya bisa auto ngegas kalau sudah keterlaluan. Bukan masalah emosi, tapi hal itu sama sekali nggak lucu dan nggak nyaman bagi saya. Menurut saya, kalau memang mau berkomentar atau merasa nggak sesuai dengan standar yang ada lebih baik sampaikan langsung ke orangnya

Menganggap bercanda masalah fisik sebagai suatu hal biasa dapat menyebabkan sering terjadinya body shaming. Kalau punya fisik yang beda dari standar yang ada, maka akan dianggap sesuatu yang nggak normal dan berujung pada body shaming. Kemudian komentar masalah fisik orang lainnya tanpa sadar bagaimana diri sendiri.

Sebagai salah satu tindakan bullying, body shaming juga merupakan salah satu kekerasan verbal. Menurut saya nggak baik kalau diremehkan dan dianggap bukan apa-apa. Kita tahu sendiri kalau efek dari body shaming ini ujung-ujungnya nggak baik, terutama buat kesehatan mental, kan? Jadi, nggak usahlah bercanda bawa-bawa fisik seseorang, bikin sakit hati.

BACA JUGA Cara Menikmati Hidup walau Terlahir Nggak Good Looking.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.
Exit mobile version