Blok M Tak Hanya Pusat Nongkrong, tapi Juga Tempat Sakral para Wibu dan Rumah bagi Ennichisai

Blok M Tak Hanya Pusat Nongkrong, tapi Juga Tempat Sakral para Wibu dan Rumah bagi Ennichisai

Blok M Tak Hanya Pusat Nongkrong, tapi Juga Tempat Sakral para Wibu dan Rumah bagi Ennichisai (Pixabay.com)

Selamat datang di Blok M, tempat yang memberi suasana Jepang, rumah dari Ennichisai, festival paling ditunggu para wibu

Bagi beberapa orang, Blok M dikenal sebagai tempat nongkrong paling menyenangkan. Segala jenis manusia berkumpul dan merayakan waktu luang mereka dengan cara sendiri. Tak terkecuali para wibu.

Bagi para wibu, Blok M bukan hanya sekadar tempat nongkrong biasa. Tempat ini, punya makna tersendiri bagi mereka. Sebab, bagi mereka, tempat ini adalah miniatur Tokyo. Tempat yang memberi para wibu suasana (tiruan) Jepang, bagi yang tak akan pernah bisa menggapainya.

Sedikit tentang Blok M

Kawasan Blok M sendiri adalah area pertokoan dan kompleks perbelanjaan yang terletak di Jl. Melawai V, Melawai, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Lokasinya juga berada di sekitaran Terminal Blok M. Denyut eksistensinya sudah hidup di nadi masyarakat sejak medium tahun 1990an hingga 2000an dan menjadi ruang berekspresi yang digandrungi masyarakat khususnya anak-anak muda di era itu untuk berwisata, berbelanja, ataupun sekadar merehatkan diri dari jeratan kepenatan kota.

Kawasan Blok M ini jugalah yang berperan jadi saksi bisu dari pagelaran atau festival anime dan kebudayaan Jepang; festival yang digadang-gadang sebagai yang terbesar di Indonesia, yaitu festival Ennichisai. Dari sini mulai lahirlah impresi bahwa area Blok M dikukuhkan sebagai tempat sakral bagi penggemar anime dan cosplay.

Sejarah Ennichisai

Ennichisai merupakan festival seni, kebudayaan, dan kuliner Jepang yang digelar tiap tahun di kawasan Blok M sejak tahun 2010. Acara ini dilangsungkan oleh komunitas orang Jepang yang berada di Indonesia serta diluncurkan sebagai ucapan terima kasih kepada masyarakat Indonesia lewat sebuah festival Jepang tahunan yang diadakan selama dua hari berturut-turut. Acara yang disokong oleh Kedutaan Besar Jepang, Japan Foundation, dan berbagai organisasi lainnya ini senantiasa berjaya memikat banyak massa.

Ennichisai dikenal juga dengan festival kebudayaan Jepang terbesar di Indonesia. Jumlah pengunjung acara ini bisa mencapai puluhan ribu hingga ratusan ribu orang per tahunnya. Festival ini juga disemarakkan oleh ratusan stan/kios makanan-minuman, pernak-pernik Jejepangan seperti anime dsb.

Mengapa harus di Blok M?

Bisa dibilang, kawasan Blok M adalah wilayah yang cocok dijadikan tempat berkumpulnya orang-orang untuk menikmati dan merasakan atmosfer festival jejepangan. Kawasan Blok M sendiri sangat mudah dijangkau—letaknya ada di jantung titik keramaian Jakarta Selatan—Kebayoran Baru—area yang terkenal elite sejak dahulu.

Kawasan Blok M juga tidak begitu sukar diakses dengan beraneka ragam moda transportasi umum. Selain itu, kawasan Blok M sendiri memancarkan nuansa distrik-distrik kecil ala kota-kota di Jepang. Persis seperti yang saya jelaskan tadi di awal.

Tempat sakral bagi para penggemar anime

Selama bertahun-tahun, Acara Ennichisai ini bagaikan bel pulang sekolah yang selalu ditunggu-tunggu kehadirannya. Ennichisai memiliki reputasi yang masyhur sebagai pergelaran budaya yang dapat dinikmati oleh segenap kalangan, baik itu dari pengunjung umum, cosplayer, komunitas-komunitas, wibu, sampai wota. Lewat promosi yang begitu mahir di media daring dan luring, acara ini mampu mendapatkan tempat di benak masyarakat.

Acara ini mampu memancing daya tarik pengunjung dari area Jakarta, Bodetabek, maupun dari luar daerah sekalipun. Ini menunjukkan bahwa minat para pengunjung untuk menyambangi acara ini bisa dibilang tidak main-main. Mereka rela memintasi jarak yang jauh demi merasai sensasi/suasana jejepangan yang meriah dan mengukir warna-warna kenangan di sana.

Atmosfer kewibuan pun dapat begitu mudah dijumpai di acara ini. Cosplayer memakai kostum yang mencolok, meriahnya musik J-Pop yang menyelimuti udara, kios-kios penjual pernak-pernik anime, warna-warni kuliner khas Jepang, dan para sobat wibu yang hilir-mudik dengan tujuannya masing-masing.

Saya pribadi menyebut tanggal diselenggarakannya Ennichisai sebagai “lebaran wibu” karena persis seperti lebaran umat muslim; diadakan dua kali setahun dan mengundang animo yang besar. Sebagai pencinta dan penggemar setia anime sejak kecil dahulu, Ennichisai mampu menjelma magnet.

Penulis: Dimas Eka Ramadhan
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA 5 Tempat Makan Paling Oke di Blok M

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version