Kreatif sih Boleh-boleh Aja, tapi Bikin Puding Lele Itu Agak Ngelunjak!

Kreatif sih Boleh-boleh Aja, tapi Bikin Puding Lele Itu Agak Ngelunjak!

Kreatif sih Boleh-boleh Aja, tapi Bikin Puding Lele Itu Agak Ngelunjak! (Unsplash.com)

Beberapa waktu lalu, viral sebuah makanan yang nggak bisa kita katakan unik, melainkan sudah sangat jauh. Ibaratnya, makin ke sini makin ke sana. Makanan tersebut adalah puding lele. Iya, kalian nggak salah baca. Puding lele. Silakan googling sendiri, niscaya tampil makanan yang akan menyakiti mata kalian itu.

Secara tampilan, makanan ini amat mengerikan. Pernah melihat puding bening yang di dalamnya ada biskuit atau buah? Nah, mirip begitu, tapi puding yang ini isinya ikan lele. Sungguh di luar nalar. Setelah tahu resepnya, saya menyimpulkan satu hal. Makanan ini adalah bentuk kreativitas yang melampaui batas.

Puding lele bikin mual dan nggak nafsu makan

Suwer deh, melihat penampilannya saja saya sampai mual. Daging lele yang sudah dipotong menjadi beberapa bagian itu terjebak dalam adonan lembut dan kenyal puding yang entah rasanya tawar atau apa pun itu.

Lebih lagi ketika harus melihat kepala ikan lele dengan mulut menganga dan mata terbuka itu. Bahkan ekspresi si lele seolah menyiratkan ketidakpercayaannya karena takdir sial yang harus ia alami. Alih-alih digoreng atau dibakar dan dinikmati dengan sambal di warung pecel lele, dia malah terjebak dalam puding bening.

Membayangkan gambar puding lele yang berseliweran di media sosial membuat nafsu makan saya hilang. Bahkan saya kena mental ketika melihat makanan di meja makan. Apalagi kalau melihat puding, duh, yang terbayang kini langsung penampakan puding lele.

Faktanya, puding nggak selalu manis

Biasanya kalau saya makan puding, rasanya manis. Entah rasa cokelat atau rasa buah-buahan seperti puding mangga, puding stroberi, dll. Melihat puding lele, saya jadi bertanya-tanya, jangan-jangan sebenarnya ada juga puding yang kayak gitu alias memakai daging sebagai bahan utamanya.

Ternyata, ada, Gaes. Puding yang saya maksud berasal dari Eropa, yang mana orang sana menggunakan istilah “pudding” untuk makanan yang disajikan dengan cara dibungkus. Bukan dibungkus kresek ya, melainkan dibungkus dengan makanan lain. Rasa puding ini nggak manis dan mengarah ke rasa gurih, namanya suet pudding.

Suet pudding ini nggak kenyal, namun lebih mirip pai yang berisikan daging. Mungkin masih satu keluarga sama kue lava yang biasanya berisikan cokelat meleleh itu, tapi kalau suet pudding ini isinya daging cincang yang sudah dibumbui.

Bentuk kreativitas yang melampaui batas

Saya percaya bahwa kreativitas itu wajib hukumnya dalam dunia memasak. Kadang kala, sesuatu yang enak jika dibuat gitu-gitu aja tanpa ada inovasi akan membuat kita merasa bosan. Termasuk soal puding. Saya percaya kuliner satu ini juga perlu improvisasi. Tapi masalahnya, puding lele ini agak ngelunjak.

Saya nggak bisa membayangkan tekstur puding yang lembut ketika digigit berpadu dengan daging lele yang lembek dan mudah hancur itu. Walaupun sudah dicuci agar bau amisnya hilang, nggak bisa dimungkiri hal ini bikin siapa pun mual.

Yakin, deh, orang luar pasti terheran-heran melihat kreasi puding ini. Bahkan trio chef tersohor tanah air, Chef Juna, Chef Arnold, dan Chef Renatta, juga pasti menolak melahap makanan itu. Puding lele mungkin nggak bisa disebut penistaan makanan karena ada unsur kebebasan juru masaknya, tapi bolehlah kita sebut makanan ini melampaui batas.

Saya jadi teringat dengan kreasi puding lain yang sempat viral juga, yakni puding seblak yang dibikin Mamang Rafael. Saya nggak menyebut puding ini sebagai kreasi yang bagus, tapi bisa dikatakan mendingan. Setidaknya nggak bikin saya mual duluan. Paling cuma bergumam betapa anehnya makanan ini.

Lha, puding lele? Ya ampun. Agaknya BPOM perlu menguji makanan ini jikalau ada orang yang beneran menjual menu ini.

Penulis: M. Guntur Rahardjo
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Saya Orang Lamongan, dan Saya Tetap Makan Lele.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version