Eksistensi air minum gelas kemasan cup selalu disandingkan dengan sedotan. Tujuannya untuk memudahkan kita menikmati isi air gelas cup tanpa harus bersusah payah menyobek tutupnya. Lantaran fungsinya yang penting, keberadaan air gelas kemasan mestinya nggak boleh dipisahkan dengan keberadaan sedotan.
Memang ada banyak cara yang bisa kita lakukan untuk menikmati air kemasan dalam gelas tanpa perlu mengandalkan sedotan, seperti yang ditawarkan Mas Dhimas Raditya Lustiono dalam tulisannya yang berjudul Benda-benda yang Bisa Digunakan untuk Melubangi Air Mineral Cup selain Sedotan.
Dalam tulisan itu, blio menawarkan beragam benda yang bisa kita manfaatkan sebagai pengganti sedotan. Mulai dari tusuk gigi, pulpen, pengait jam tangan, kunci motor, jarum pentul atau peniti, hingga tusuk sate.
Namun, memanfaatkan benda-benda itu tak semudah yang kita bayangkan. Maksud saya kondisinya itu loh, kadang memunculkan kesan kurang estetis pas kita lagi berada di lingkungan yang berisi orang-orang asing seperti pada momen-momen pesta pernikahan. Bukan hanya kurang estetis, bahkan nggak jarang bisa memunculkan kesan komikal bagi orang-orang yang menyaksikan kita pas lagi gagal atau kurang sempurna saat melubangi air mineral cup dengan menggunakan benda-benda selain sedotan. Hal semacam ini sering saya saksikan, bahkan sialnya saya pernah ngalamin sendiri. Saya masih ingat beberapa waktu yang lewat saat berada di acara pesta pernikahan seorang kawan (di daerah saya, selama pandemi pesta pernikahan hanya diperbolehkan berlangsung pada siang hari).
Sehabis makan, saya kemudian mengambil air gelas kemasan cup yang sudah disediakan dengan penataan berbentuk piramid itu. Sialnya, tak ada satu pun sedotan yang terlihat di sekitar tempat air minum gelas kemasan cup itu berada. Meski, saya sudah memindainya sejeli mungkin.
Bisa saja saya membuka air gelas cup itu dengan memanfaatkan salah satu benda seperti yang ditawarkan oleh Mas Dhimas dalam tulisannya itu, dengan digigit langsung, atau paling nggak memanfaatkan benda yang berada di sekitar saya. Namun, awalnya saya agak ragu juga kebersihan dari benda-benda itu terjamin, begitu pun dengan permukaan air gelas cup itu jika harus digigit secara langsung. Siapa tahu aja kan, sudah ada sekumpulan bakteri dan virus yang nongkrong pada permukaan benda-benda itu.
Akan tetapi, karena tenggorokan saya yang terasa semakin kering akibat sisa makanan yang masih menempel. Saya kemudian terpaksa membuka air gelas kemasan itu menggunakan ekor sendok yang sudah saya pakai untuk makan sebelumnya.
Pada percobaan pertama saya gagal, mungkin disebabkan karena kemasan plastik gelas cup-nya yang terlampau lentur. Pada percobaan kedua, dengan menggunakan tenaga yang lebih mantap saya akhirnya berhasil. Namun, entah mengapa airnya ikut melompat dan merembes ke pakaian saya.
Kondisi-kondisi semacam itu sih nggak masalah jika berlangsung di tempat sepi atau bersama orang-orang yang sudah kita kenal baik. Namun, yang jadi masalah kalau kondisi itu berlangsung di ruang publik. Misalnya, pada acara pesta di mana orang-orang yang hadir, tampil sebaik dan sekalem mungkin demi menjaga image mereka. Tentu ini bisa bikin malu.
Bukannya saya lebay dan terlalu mendramatisir segalanya lantas ngomong jika membuka kemasan air gelas cup itu ribet. Yang harus Anda pahami, kita nggak boleh mengabaikan fakta jika membuka air gelas kemasan dengan cara digigit langsung atau memanfaatkan benda-benda lain, bisa membebaskan kita dari kemungkinan-kemungkinan masuknya bakteri dan virus ke dalam tubuh kita. Kita harus ingat, sekarang masih dalam suasana pandemi corona, kita harus sepreventif mungkin. Tau sendiri kan, itu virus mudah nyebarnya apalagi eksistensinya kian hari kian kolosal.
Nah, karena sebegitu pentingnya peran sedotan saat pengin minum air dalam kemasan gelas cup, saya titip pesan bagi Anda-anda yang sedang menyelenggarakan acara. Tolong, Anda periksa atau jangan pisahkan air minum kemasan cup dengan sedotannya. Supaya kami-kami yang akan minum nggak merasa repot. Dan juga nggak khawatir akan keberadaan beragam bakteri dan virus yang bisa saja masuk ke dalam tubuh kami, saat kami menikmati isi air kemasan cup tanpa menggunakan sedotan.
BACA JUGA Sedotan Ramah Lingkungan yang Diperdebatkan dan tulisan Munawir Mandjo lainnya.