Berapa sih Penghasilan Ideal untuk Hidup Nyaman di Jawa Tengah? Sini Saya Beri Hitungannya

Berapa sih Penghasilan Ideal untuk Hidup Nyaman di Jawa Tengah? Sini Saya Beri Hitungannya

Berapa sih Penghasilan Ideal untuk Hidup Nyaman di Jawa Tengah? Sini Saya Beri Hitungannya

Jawa Tengah, sebagai salah satu provinsi terpadat di Indonesia punya penduduk yang sangat heterogen dari sisi kondisi sosial dan ekonominya. Meski banyak yang bilang, “daerah Jawa Tengah banyak yang cocok buat slow living”. Tapi pada kenyataannya, penduduk di dalamnya masih banyak yang kesusahan untuk bertahan dan berjuang dengan berbagai cara agar tetap hidup layaknya manusia.

Bicara soal menjalani hidup, setiap orang pasti ingin punya kualitas hidup yang layak dan ideal. Terminologi kedua, yaitu “ideal” bagi setiap orang tentu punya definisi dan tolok ukur masing-masing. Tapi, saya ingin menyamakan pandangan tentang tolok ukur kehidupan ideal, yaitu ideal ini sekrupnya ditinjau dari aspek materi, khususnya pendapatan.

Nah sekarang pertanyaannya, berapa penghasilan yang ideal untuk meraih kehidupan nyaman ketika hidup di Jawa Tengah? Sementara di sisi lain, UMP Jawa Tengah pada tahun 2025 telah ditetapkan sebesar Rp2.169.349. Dengan Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) tertinggi adalah Kota Semarang sebesar Rp3.243.969, dan UMK terendah adalah Kabupaten Banjarnegara sebesar Rp2.038.005. Ideal apa tidak dengan nominal segitu?

Biar argumen saya tentang penghasilan ideal di Jawa Tengah ini punya landasan dan nggak asal ngomong doang kayak para buzzer, saya coba bedah dimulai dengan berpegang pada regulasi yang berlaku.

Kriteria pemenuhan kebutuhan masyarakat Indonesia telah dituangkan dalam bentuk UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang membahas tentang Kebutuhan Hidup Layak (KHL). UU tersebut kemudian diperjelas oleh Permenaker Nomor 18 Tahun 2022 yang didalamnya menyebutkan 7 komponen dari KHL, yaitu pangan (makanan dan minuman), perumahan, sandang, kesehatan, pendidikan, transportasi, serta rekreasi dan tabungan.

Berdasarkan kesepakatan Dewan Pengupahan Nasional, di dalam 7 komponen tersebut terdapat total setidaknya 78 item yang harus terpenuhi. Jadi secara garis besar menurut regulasi, seseorang bisa dikatakan hidupnya layak atau bisa kita sebut ideal apabila pendapatannya dapat memenuhi ketujuh komponen tersebut. Saya coba bahas satu per satu.

Biaya pangan di Jawa Tengah

Dalam menghitung kebutuhan pangan, umumnya kita mengacu pada angka kecukupan gizi berdasarkan anjuran dari Permenkes, yaitu 2.100–2.500 kkal. Kebutuhan tersebut tentu didapatkan dari nasi, lauk-pauk, sayur, buah, dan jajanan pendukung. Pengeluaran untuk tiap kebutuhan tersebut kalau diakumulasikan secara harian di daerah Jawa Tengah sekitar Rp30-60 ribu per hari.

Itu dengan asumsi batas bawahnya adalah Rp10 ribu x 3 kali makan/minum = Rp30 ribu. Sementara untuk batas teratasnya Rp20 ribu x 3 kali makan/minum = Rp60 ribu. Apabila dikalikan 30 hari, total pengeluarannya per bulan adalah Rp900-1,8 juta. Jadi itulah total pengeluaran untuk biaya makan-minum di Jawa Tengah. Sudah habis lebih dari separuh UMK tertinggi (Kota Semarang) Jawa Tengah.

Biaya perumahan di Jawa Tengah

Biaya perumahan di sini maksudnya adalah mencakup biaya sewa kosan, rumah, apartemen, atau bahkan angsuran rumah itu sendiri, air, listrik, perawatan, kebersihan, internet, dan lain sebagainya. Rent biaya sewa kosan atau apartemen yang fasilitasnya sudah mencakup fasilitas pendukungnya itu berkisar Rp500 ribu-1.5 juta per bulan. Nominal batas bawah (Rp500 ribu) biasanya terletak di daerah non perkotaan, sementara di atasnya biasanya berlaku di kawasan perkotaan seperti Semarang.

Berarti estimasi biaya perumahan di Jawa Tengah per bulannya Rp500 ribu – Rp1.5 juta? Eitss bentar dulu. Komponen perumahan ini juga mencakup kebutuhan rumah tangga seperti sabun mandi, cuci piring dan baju, sikat gigi, parfum, bumbu masak, alat masak, dan masih banyak lagi. Mungkin untuk alat masak, tidak perlu diestimasikan per bulan tapi untuk lainnya, tentu harus diestimasikan. Paling tidak Rp200 ribu per bulan. Jadi total per bulannya berkisar Rp700 ribu-1.7 juta per bulan

Sandang

Komponen sandang di sini maksudnya adalah pakaian kerja, main, dan rebahan. Kemudian ada alas kaki. Nah karena komponen ini tidak harus jadi kebutuhan yang harus dibeli per bulan, maka cukup menyisihkan pendapatanmu berdasarkan dari nilai penyusutannya. Misalnya cukup sisihkan Rp50 ribu per bulan.

Kesehatan

Komponen selanjutnya adalah tentang kesehatan. Nah seseorang bisa mengalokasikan komponen kesehatan ini untuk beli vitamin, skincare, pelangsing tubuh (kalau ingin kurus), ngegym, dan obat-obat ringan sekitar Rp300 ribu. Selain itu ada iuran BPJS yang harus ditanggung. Kalau kelas 1 ya Rp150 ribu. Total pengeluaran bulanannya mencapai Rp450 ribu.

Pendidikan (pekerjaan)

Kemudian untuk komponen pendidikan di Jawa Tengah. Kalau seseorang masih single, belum ada tanggungan anak dan istri, maka komponen pendidikan ini bisa dialihkan untuk pengeluaran untuk kebutuhan pekerjaan. Beberapa di antaranya seperti biaya pelatihan atau sertifikasi, alat kerja khusus untuk pekerjaan tertentu macam arsitek dan sejenisnya, peralatan teknis lainnya termasuk laptop atau software pendukung.

Pengeluaran untuk kebutuhan ini sebenarnya tidak selalu per bulan, tapi memang perlu tetap diestimasikan setidaknya Rp100 ribu-200 ribu per bulannya.

Biaya transportasi di Jawa Tengah

Tidak kalah penting adalah mengestimasikan biaya transportasi, baik itu berupa kendaraan pribadi maupun umum. Ini mau di Jawa Tengah atau mana saja harusnya sama sih. Kalau biaya transportasi pribadi, maka yang perlu dikalkulasikan adalah biaya bahan bakar dan perawatannya. Pengisian bahan bakar 1 liter = Rp10 ribu (pertalite) digunakan untuk 1-2 hari. Maka dalam 30 hari pengeluarannya diestimasikan Rp200 ribu. Tentu itu bisa lebih.

Kemudian biaya perawatan seperti service dan ganti oli kalau dilakukan dua bulan sekali, maka paling tidak butuh biaya Rp150.000 (tolok ukur biaya service dan ganti oli di Ahass Honda). Jadi per bulannya adalah Rp 75 ribu. Jadi total pengeluaran untuk kendaraan motor sekitar Rp275 ribu per bulan.

Rekreasi dan Tabungan

Komponen terakhir menghitung penghasilan ideal di Jawa Tengah adalah dana rekreasi dan tabungan. Saya rasa dana rekreasi ini bisa dijadikan satu dengan tabungan atau investasi. Kalau begitu, maka yang perlu dialokasikan adalah dana tabungan yang di dalamnya bisa berupa dana investasi, asuransi, dana darurat, dan dana pensiun. Umumnya, alokasi dana tabungan ini berkisar 20 persen dari pendapatan. Kalau mau disederhanakan paling tidak Rp200-300 ribu per bulan.

Setelah mengetahui estimasi pengeluaran dari masing-masing komponen, maka selanjutnya hitunglah akumulasinya, yaitu biaya pangan + perumahan + sandang + kesehatan + pendidikan/pekerjaan + transportasi + tabungan, maka hasilnya untuk biaya ideal batas bawah adalah Rp2.675.000 per bulan, sementara batas ideal atas adalah Rp4.775.000.

Kalau dilihat dari perhitungan di atas berdasarkan komponen KHL, maka setidaknya untuk mendapatkan kehidupan ideal di Jawa Tengah, seseorang harus punya penghasilan setidaknya Rp3,5 juta (sedikit di atas UMK Semarang). Paling tidak dengan penghasilan segitu, seseorang sudah bisa memenuhi pengeluaran idealnya dengan biaya batas bawah yaitu Rp2.675.000 per bulan. Yah paling nggak kehidupannya nggak ngenes-ngenes banget gitulah.

Penulis: Muhamad Iqbal Haqiqi
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Hidup Layak di Semarang dengan Gaji UMK itu Bukan Angan Belaka, Asalkan Mentalmu Sekuat Gatotkaca 

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version