Berak di Gunung Adalah Kegiatan Paling Merepotkan bagi Pendaki, Penuh Taktik dan Sangat Memacu Adrenalin

Berak di Gunung Adalah Kegiatan Paling Merepotkan bagi Pendaki, Penuh Taktik dan Sangat Memacu Adrenalin

Berak di Gunung Adalah Kegiatan Paling Merepotkan bagi Pendaki, Penuh Taktik dan Sangat Memacu Adrenalin (Pixabay.com)

Selama ini mendaki gunung selalu lekat dengan keindahan alam seperti sunset, hutan yang asri, dan lautan awan. Setidaknya, beberapa teman pendaki saya selalu memamerkan hal tersebut. Padahal ada satu kegiatan yang menurut saya lebih seru, tapi jarang sekali dipamerkan oleh para pendaki saat di gunung. Kegiatan seru ini adalah berak outdoor.

Bahkan, beberapa teman saya sepakat kalau berak di gunung merupakan pengalaman terbaik, karena kita disuguhkan dengan pemandangan indah dari ketinggian dan hamparan langit yang luas. Makanya, saya pengin menyarankan ke kalian untuk setidaknya mencoba sekali dalam seumur hidup pergi ke gunung. Bahkan, kalau sempat cobalah untuk berak di sana. Saya jamin nggak akan menyesal.

Akan tetapi, di balik keindahan tersebut, ada beberapa hal merepotkan yang harus dipikirkan dan penuh perhitungan saat ingin buang air besar di gunung.

Berak di gunung itu penuh taktik, nggak sembarang orang bisa

Di beberapa gunung memang menyediakan toilet yang bisa digunakan untuk ritual penting ini. Namun, mayoritas gunung yang pernah saya kunjungi tidak menyediakan toilet selain di basecamp. Sehingga perlu keahlian khusus untuk buang air besar saat berada di jalur pendakian dan campground. Keahlian ini meliputi pemilihan lokasi yang strategis, teknik cebok dengan air terbatas, dan kemampuan berkamuflase tingkat tinggi.

Nggak hanya itu, kamu perlu menjadi orang yang adaptif untuk bisa berak di gunung. Menjadi percuma jika kamu menguasai beberapa hal yang saya sebutkan tadi, tapi kamu tetap kekeh bahwa berak harus di ruang yang tertutup. Selamat menyiksa diri sendiri, deh.

Penemuan “harta karun” yang justru membuat pendaki mengumpat

Suatu ketika, saat sedang beristirahat di pos pendakian, saya pernah menemui orang dengan wajah cemberut sambil misuh-misuh pada rombongan temannya. Setelah sedikit menguping, hal ini terjadi lantaran dia menemukan “harta karun” saat sedang menggali tanah di lokasi yang menurutnya strategis dan tersembunyi.

Iya, harta karun yang saya maksud itu kotoran bekas orang lain. Memang kesannya jorok sekali, tapi percayalah kalau hal ini wajar ditemui saat berada di jalur pendakian. Tempat yang tertutup dengan rerumputan tinggi sering kali menjadi lokasi favorit untuk membuang hajat. Makanya nggak usah heran kalau menemukan tai orang lain di sekitar lokasi tersebut, ini perkara toleransi aja.

Baca halaman selanjutnya: Pemandangan indah nggak berpengaruh …

Pemandangan indah nggak berpengaruh banyak terhadap kenyamanan berak di gunung

Meskipun di awal tulisan saya mengatakan kalau berak di gunung itu seru karena mendapat bonus pemandangan, tapi saya harus jujur kalau berak di gunung itu nggak nyaman. Hal-hal klise seperti ketenangan dan mendapat sumber inspirasi saat berak nggak akan kamu rasakan di sini.

Sebaliknya, kamu harus merelakan pantatmu bersentuhan langsung dengan rerumputan sehingga menimbulkan sensasi aneh yang sulit dijelaskan, antara geli dan gatal. Selain itu, kamu juga akan dibuat waswas setiap mendengar langkah kaki yang mendekat. Ketika ini terjadi, yang bisa dilakukan hanyalah menunduk sambil menutupi diri dengan sarung, memikirkan wajah dan titit agar nggak terekspos oleh pendaki lain. Pokoknya nggak tenang banget, deh.

Ketakutan paling traumatis saat berak di gunung

Jujur saja, selama ini saya memiliki ketakutan di mana ketika ini terjadi, pasti saya akan mengalami trauma luar biasa. Saya selalu membayangkan ketika sedang berak, tiba-tiba ada pendaki lain yang nggak sengaja menemukan saya di antara semak-semak, kemudian kami saling tatap mata. Bayangkan, kecanggungan luar biasa pasti terjadi di momen mengerikan ini.

Makanya untuk meminimalisir hal serupa terjadi, saya selalu mengajak seorang teman untuk berjaga. Mengingatkan jika ada pendaki lain yang mengarah ke tempat saya sedang menjalani ritual. Yah, walaupun ketakutan ini nggak hilang, tapi bisa lebih tenang dikit, Gaes.

Meskipun beberapa hal tadi terkesan merepotkan, justru saya merasa di sini letak serunya. Sebab, dari awal mendaki gunung memang kegiatan untuk merepotkan diri sendiri. Tapi, kalau kamu tetap ingin merasakan indahnya naik gunung lengkap dengan pengalaman berak yang nyaman, kamu bisa membeli tenda toilet portable, kok. Minusnya barang bawaanmu jadi lebih berat aja.

Penulis: Dito Yudhistira Iksandy
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA 5 Rekomendasi Gunung di Jawa Barat untuk Pendaki Pemula

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version