Batas Usia Masuk Kuliah Adalah Aturan Paling Nggak Masuk Akal yang Dibuat oleh Kampus!

Batas Usia Masuk Kuliah Adalah Aturan Paling Nggak Masuk Akal yang Dibuat oleh Kampus!

Batas Usia Masuk Kuliah Adalah Aturan Paling Nggak Masuk Akal yang Dibuat oleh Kampus! (Pixabay.com)

Beberapa kampus atau perguruan tinggi di Indonesia, terutama yang negeri, menerapkan batas usia masuk kuliah. Perguruan tinggi tersebut, hanya memperbolehkan fresh graduate SMA, SMK, MA, atau sederajat minimal lulusan 3 tahun ke belakang.

Ini artinya, batas usia calon mahasiswa yang boleh mendaftar hanya sampai 21 tahun saja. Karena pada umumnya, anak SMA lulus di usia 18 tahun.

Jujur saja, saya tidak mengerti mengapa sebagian PTN negeri di Indonesia membuat aturan seperti itu. Mengapa mau daftar saja harus dibatasi usia? Sungguh, kebijakan ini sangat sulit dimengerti.

Meskipun sudah di atas 21 tahun, kami tetap mau kok bersaing

Usia 21 tahun memang bukan remaja lagi. Namun meski begitu, kami tetap mau bersaing secara sehat kok dengan adek-adek yang baru lulus sekolah.

Nggak masalah tidak melalui jalur nilai rapor, jalur tes pun kami siap ikut. Kami nggak masalah harus berjuang lagi untuk bisa kuliah di kampus impian. Yang penting itu loh, kasih kesempatan daftar dan ikut tes.

Perkara lolos atau tidak lolos, itu sudah urusan belakang. Kalau lolos itu rejeki, kalau tidak lolos berarti belum rejeki. Nggak perlu pakai batas usia masuk kuliah segala, kami nggak takut bersaing!

Padahal Pemerintah menjamin hak pendidikan

Tentu kita semua tahu, kalau beberapa pasal pada UUD 1945 berbunyi setiap warga negara berhak mendapat pendidikan (Pasal 31 Ayat 1 UUD 1945). Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh persen dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional. (Pasal 31 Ayat 4 UUD 1945)

Dari dua isi UUD 1945 tersebut, sudah sangat jelas frase “semua warga negara” berhak mendapatkan pendidikan, bukan warga negara dengan usia tertentu. Berarti seharusnya, berapa pun usia kita boleh dong kalau mau kuliah?

Negara sudah menjamin, bahkan ada alokasi anggaran khusus untuk pendidikan. Eh, pihak perguruan tinggi malah mengubur mimpi dengan menerapkan batas usia. Nggak masuk di nalar.

Harusnya berapa pun usia seseorang, mau muda kek udah lanjut usia, sudah seharusnya diberikan jalan. Bukan malah menutup jalan tersebut.

Jadi buat apa dibuat aturan kalau tidak ditaati? Secara tidak langsung, pembatasan usia pendaftar calon mahasiswa baru merupakan pelanggaran terhadap UUD 1945.

Baca halaman selanjutnya

Tua dikit tetap kuat kuliah

Batas usia masuk kuliah tetap absurd, tua dikit tetap kuat kuliah!

Okelah, kalau memang perguruan tinggi nggak mau menerima pendaftar dari semua usia. Tapi, paling nggak, orang-orang yang masih berusia 30 tahun nggak ada salahnya diberikan kesempatan untuk mendaftar.

Mungkin memang benar orang-orang yang sudah berusia senja akan kesulitan mengikuti perkuliahan. Tetapi, orang-orang yang masih berusia di bawah 30 ini masih tergolong muda. Jelas, mereka masih mampu dan kuat menjalani perkuliahan.

Jangankan di bawah 30 tahun, 30-35 tahun pun sebenarnya masih tergolong prima. Entah mengapa, perguruan tinggi hanya mau menerima orang yang berusia 18-21 tahun saja.

Batas usia masuk kuliah itu merugikan!

Kuliah merupakan salah satu jalan menuju gerbang kesuksesan di masa depan. Banyak orang yang rela mencari uang siang dan malam demi bisa menjadi mahasiswa dan mendapatkan gelar sarjana. Nggak bisa dimungkiri, meski tak jadi jaminan, gelar sarjana memberi keuntungan untuk meraih masa depan yang lebih baik. Setidaknya, kemungkinannya jadi lebih besar.

Apakah kampus-kampus tersebut tidak sadar dengan adanya mimpi-mimpi tersebut? Memang kuliah bukan satu-satunya jalan untuk mendapatkan pekerjaan layak. Namun, tidak bisa dimungkiri bahwa banyak lowongan kerja yang memberikan syarat pelamar minimal harus S1.

Maka dari itu, saya menyarankan stop buat aturan batas usia masuk kuliah untuk mahasiswa baru. Ageism, dilihat dari sisi mana saja, nggak masuk akal!

Penulis: Firdaus Deni Febriansyah
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Pengalaman Saya Kuliah di UT, Kampus Fleksibel buat Ibu Rumah Tangga

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version