Bakuchiol, Bahan Skincare Newbie Pengganti Retinol yang Minim Efek Samping

Bakuchiol, Alternatif Pengganti Retinol yang Minim Efek Samping terminal mojok

Perkembangan skincare di Indonesia sangat pesat beberapa tahun belakangan ini. Setiap saat pasti ada produk skincare baru yang diharapkan bisa memecahkan permasalahan kulit para warga +62. Inovasi demi inovasi terus dilakukan yang bikin pilihan skincare jadi semakin beragam. Salah satu inovasi yang mulai hangat dibicarain akhir-akhir ini adalah serum bakuchiol.

Nama bakuchiol mungkin belum terlalu dikenal secara luas di Indonesia. Saya pun baru pertama kali mendengar istilah “bakuchiol” dari Mbak saya yang punya kerja sambilan jualan skincare. Nyatanya, bahan vegan yang didapatkan dari tumbuhan Babchi atau Psoralea corylifolia ini lagi naik daun, lho. Banyak muncul pula penelitian terkait bakuchiol karena bahan ini digadang-gadang bisa melengserkan tahta retinol yang selama ini sangat agung di dunia per-skincare-an. Sebenarnya, kenapa sih bakuchiol begitu disanjung-sanjung sementara retinol mulai ditinggalkan?

Retinol yang merupakan derivatif vitamin A ini sering banget direkomendasikan untuk digunakan oleh orang-orang berusia 20 tahunan ke atas karena dianggap bisa menstimulasi kolagen, menguatkan skin barrier, sampai menghilangkan garis kerutan dan tanda-tanda penuaan di wajah. Efeknya menggiurkan banget, kan? Retinol juga gampang dicari di banyak jenis skincare, termasuk di dalam serum, eye cream, dan pelembab. Tapi pemakaian retinol ini bikin dilema, terutama bagi pemilik kulit sensitif lantaran berpotensi menyebabkan iritasi, kemerahan, hingga kulit kering. Duh.

Bagi kalian yang pengin merasakan kehebatan retinol, tapi nggak mau mengalami risiko yang mungkin mencelakakan kulit, tenang saja… Sekarang sudah ditemukan skincare dengan kandungan bakuchiol yang cara kerja dan efeknya mirip-mirip sama retinol. Retinol ini kudu berhati-hati dengan si bakuchiol yang sama-sama punya efek menjanjikan, tapi dengan efek samping yang sangat minim.

Bakuchiol sebenarnya bukan pertama kali ini dipakai secara topikal di kulit manusia karena pengobatan tradisional di Tiongkok dan India sudah lebih dulu memakai tumbuhan ini. Di industri dan pasar skincare dunia pun bakuchiol sudah dipakai sejak tahun 70-an. Jadi, dia bukan lagi pendatang baru, Mylov.

Berdasarkan jurnal berjudul Prospective, Randomized, Double-blind Assessment of Topical Bakuchiol and Retinol for Facial Photoageing yang diteliti dan ditulis oleh Dhaliwal, dkk. ditemukan bahwa bakuchiol dan retinol sama-sama bisa menyamarkan kerutan dan hiperpigmentasi di kulit secara signifikan. Akan tetapi, pengguna retinol dilaporkan mengalami perih dan pengelupasan pada kulitnya, berbanding terbalik dengan pemakai bakuchiol yang merasakan bahwa bahan tersebut jauh lebih gentle saat diaplikasikan ke kulit. Bakuchiol juga memaksimalkan pergantian sel di kulit yang kemudian bakal mendorong produksi kolagen dan mengurangi tanda-tanda penuaan.

Siapa saja yang boleh pakai skincare dengan bahan dasar bakuchiol? Untuk kalian yang punya masalah berupa kulit sensitif dan/atau berjerawat, skincare ber-bakuchiol boleh banget masuk ke dalam wishlist. Kandungan anti-inflamasi dan anti-bakteri bisa mengurangi dan menenangkan kemerah-merahan pada kulit sensitif. Jerawat yang meradang juga insya Allah bisa terhempas pakai skincare ber-bakuchiol. Begitu juga dengan pemilik kulit dengan eczema dan dermatitis, boleh lho ikutan menjajal.

Bagi ibu hamil dan menyusui juga bisa pakai skincare dengan kandungan bakuchiol. Saya tahu kalau bumil dan busui di luar sana harus selektif banget cari skincare yang aman karena Mbak saya juga mengalami hal ini. Retinol juga biasanya dihindari oleh para bumil dan busui karena zat vitamin A dan turunannya berisiko menggangu tumbuh kembang janin di dalam kandungan, ancaman kecacatan pada bayi saat lahir, hingga kelainan tulang belakang pada janin. Tapi no worries, bakuchiol bisa ibu-ibu gunakan karena lebih gentle dan nggak membahayakan si jabang bayi.

Saya bukan agen dari brand tertentu yang baru saja merilis serum bakuchiol atau dapat komisi dari mereka karena udah nge-spill kebaikan-kebaikan bahan skincare satu ini di sini. Tapi kalau dari hasil penelitian saja sudah ngasih tahu semua kehebatan bakuchiol, siapa yang nggak ngiler coba? Dari bahan vegan alami, nir efek samping, cobain kuy, Say!

BACA JUGA Kontroversi Skincare Ber-Paraben, Kepriben Iki? dan tulisan Noor Annisa Falachul Firdausi lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.
Exit mobile version