Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Anggapan Mahasiswa Rajin ke Perpustakaan Pasti Pintar Itu Sama Sekali Nggak Benar

Firdaus Al Faqi oleh Firdaus Al Faqi
24 Januari 2021
A A
pergi ke perpustakaan ilmu perpustakaan mojok

ilmu perpustakaan mojok

Share on FacebookShare on Twitter

Sebenarnya, ini mengarah pada pengalaman ketika saya lagi menempuh semester dua saat kuliah. Di semester ini, saya memang lagi sering-seringnya belagak ngajak diskusi teman yang sudah lebih lama memulai aktivitas baca buku. Ya, teman saya ketika baru masuk kuliah ini, sudah gandrung sama buku kira-kira saat SMA.

Ketika diskusi, oleh karena saya nggak punya dasar dan pengetahuan yang banyak, saya hanya manggut-manggut saja mendengarkan. Lantaran nggak mau terlalu jauh ketinggalan, saya akhirnya nanya, gimana sih caranya biar punya banyak pengetahuan? Lalu, si teman saya ini nyaranin untuk sering-sering baca buku. Oke. Saya setuju.

Tak lama setelah saran tersebut diberikan, hampir setiap hari, selepas kuliah, saya langsung menuju perpustakaan. Mau ada tugas atau nggak, bodo amat. Yang penting saya mau ke perpustakaan dulu. Dengan niat teguh, saya langsung masuk setelah KTM di scan dan menaruh tas saya di tempat penitipan yang disediakan.

Nah, masalah muncul di sini. Setelah saya sampai ke dalam perpustakaan, saya nggak tahu tentang buku apa yang harusnya saya baca. Kalaupun ada buku yang kepengin saya baca, saya juga nggak tahu d imana letak raknya. Bisa sih langsung nyari di komputer yang menyediakan informasi letak buku, tapi masalahnya, ketika sebelum dan setelah berada di dalam perpustakaan, saya nggak pernah tahu buku apa yang akan dibaca.

Lantaran nggak mau terlalu lama membusuk dalam kebingungan, ya sudah. Saya pokoknya jalan dan cari-cari dulu. Setelah agak lama nyari-nyari dan sepertinya pengawas perpustakaan melihat saya kebingungan, ia langsung menghampiri saya dan menanyakan tentang buku apa yang saya cari. Biar nggak kelihatan konyol, ya udah, saya pilih saja buku terdekat.

Kebetulan dan masih saya ingat hingga saat ini, buku yang saya ambil adalah salah satu bagian tetralogi Buru karya Pramoedya. Saya mengambil buku Anak Semua Bangsa yang merupakan buku kedua dari tetralogi Buru. Setelah mengambilnya, saya langsung saja ke tempat duduk dan langsung membacanya.

Di sini, nggak tahu kenapa, rasanya nggak pengin berhenti baca buku itu. Salah satu sebabnya ya saking bagusnya penulisnya mendeskripsikan kecantikan Annelies. Setelah membacanya, saya malah sering nanya, apa mungkin ya ada orang secantik gambaran Annelies itu. Saking senangnya, saya langsung saja nuntasin buku tersebut.

Ketika buku itu saya bawa ke tempat biasa saya diskusi, teman saya kebetulan juga sudah membacanya. Setelah tahu ini, dia menyarankan untuk sekalian baca buku ketiga dan keempatnya. Untuk buku pertama yang Bumi Manusia itu, di perpustakaan saya nggak ada. Nggak tahu kenapa. Saya membaca buku bagian pertama, baru beberapa tahun belakangan ini, dan bukunya pun beli sendiri.

Baca Juga:

Jurusan Ilmu Perpustakaan: Kuliahnya Gampang, Nyari Kerja Juga Gampang, Gampang Ditolak Maksudnya

4 Perpustakaan Gunungkidul yang Layak Dikenal Lebih Banyak Orang, biar Mainnya Nggak ke Pantai Melulu

Kegiatan baca buku pun berlanjut hingga buku ketiga dan keempatnya selesai saya tamatkan. Dan, inilah awal mula saya telah salah langkah. Bukannya membaca buku yang serius-serius, malah keseringan baca buku cerita. Setiap buku cerita habis dibaca, pokoknya saya harus langsung ke perpustakaan dan meminjam buku baru. Pokoknya buku cerita.

Lantaran sering ada di perpustakaan, tak jarang, saya ketemu dengan teman sefakultas dan juga teman sekelas. Yang saya heran, teman-teman sekelas saya ini, saat di perpustakaan, mesti kebetulan melihat saya lagi nyari-nyari dan sok serius dalam memilih buku. Dan, mereka nggak pernah melihat keseharian saya yang keseringan nggak ngapa-ngapain hanya ngopa-ngopi saja.

Mereka seringkali menyapa saya saat lagi bingung-bingungnya memilih buku. Dan, setelah urusan mereka selesai, ya mereka pergi. Sedangkan saya masih setia memandangi dan milih buku apa yang pas untuk saya nikmati sambil ngopi.

Masalah muncul ketika saya belagak menjawab pertanyaan dari dosen. Tapi jujur, setelah mengingatnya, jawaban saya itu benar-benar ngawur. Dan, saya baru tau kesalahannya sesaat setelah nyoba baca buku-buku pak kos saya yang seorang guru besar ekonomi tempat saya kuliah, dosen manajemen pula.

Lantaran keseringan njawab ngawur dan nggak ada yang mengkritik sedikitpun, teman-teman sekelas sering menjadikan saya sebagai rujukan utama dalam bertanya. Kalau masalah A, gimana. Masalah B, bagaimana. Dst. dst. Di sini yang bikin saya bingung, jujur, teman-temanku sekalian, saya nggak pernah mengerti itu semua. Soalnya, yang sering kalian lihat tentang saya itu nggak sepenuhnya benar.

Saya pergi ke perpustakaan, itu bukan untuk baca dan nyari buku-buku mata kuliah. Melainkan hanya sekadar buku cerita. Kalau kalian tanya strategi apa yang tepat agar produktivitas karyawan meningkat, paling mentok, kepala saya hanya bisa berpikir, “Kalau ia seorang lelaki, berilah ia wanita cantik, kaya, dan baik hati yang mau menerima lelaki tersebut apa adanya. Kalau ia seorang perempuan, berilah ia seorang laki-laki idamannya”.

Jika itu telah dilakukan, keadaan kantor kerjamu akan penuh dengan kasih sayang. Setelah ruang kerja penuh dengan kasih sayang, energi positif akan menyelimuti. Energi positif itulah yang akan melecut semangat karyawan dalam bekerja. Hanya itu yang bisa saya jawab.

Kalau kalian tanya gimana cara menghitung laba-rugi, paling mentok yang bisa saya ingat adalah kalimat, “Bagi saya, cinta itu tak perlu menghitung laba rugi. Kalau cinta ya cinta saja, jangan mengharap untung atau berpikir rugi-nya saat ia di dalam cinta.” Ya, hanya itu.

Apalagi pas mata kuliah akuntansi. Jangan tanya cara menyeimbangkan neraca pembayaran. Saya bisanya hanya menjawab bahwa hidup itu seperti menaiki sepeda. Agar tetap seimbang, kau hanya perlu bergerak. Ya, hanya itu yang nancep di kepala saya. Masalah-masalah gimana bikin usaha, meningkatkan kinerja karyawan, menghitung rugi/tidaknya suatu investasi, menghitung agar perusahaan tak kehabisan bahan untuk produksi, forecast penjualan, mengerti siklus hidup suatu produk, dan lainnya, saya nggak ngerti.

Dan juga, kalau presentasi jangan letakkan saya sebagai ujung tombak. Saya hanya bisa menjelaskan mata kuliah dengan model mendongeng. Kalau memang butuh rujukan dari teman, carilah teman yang memang derajat kecerdasan mata kuliahnya itu nggak kayak saya. Jarang baca buku, jurnal, dan banyak hal yang berbau ilmiah.

Dan juga, ingin saya katakan lagi. Please, bagi yang di luar sana, jangan pernah menganggap bahwa orang yang sering pergi ke perpustakaan itu pintar mata kuliah. Kejadian seperti saya bisa saja banyak yang mengalami. Dan, itu juga menjadi beban tambahan bagi penyuka buku cerita macam saya ini. Bukannya fokus untuk baca cerita, malah harus membagi waktu untuk untuk belajar hal yang tidak terlalu saya suka, yakni mata kuliah.

BACA JUGA Apa yang Dipikirkan Penulis Pemula Saat Menulis Esai untuk Media Online? dan tulisan Firdaus Al Faqi lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 24 Januari 2021 oleh

Tags: Perpustakaan
Firdaus Al Faqi

Firdaus Al Faqi

Sejak lahir belum pernah pacaran~

ArtikelTerkait

Alasan Saya Kecewa dengan Perpustakaan UI, Jam Operasional Nggak Jelas hingga Koleksi Ilang-ilangan Mojok.co

Alasan Saya Kecewa dengan Perpustakaan UI, Jam Operasional Nggak Jelas hingga Koleksi Ilang-ilangan

13 Mei 2024
Cara Saya Berdamai dengan Antrean Peminjam Buku iPusnas yang Tidak Masuk Akal Mojok.co

Cara Saya Berdamai dengan Antrean Peminjam Buku iPusnas yang Tidak Masuk Akal

24 November 2023
Beberapa Kegiatan Aneh yang Dilakukan Siswa di Perpustakan Sekolah

Beberapa Kegiatan Aneh yang Dilakukan Siswa di Perpustakaan Sekolah

30 April 2020
Perpustakaan Harusnya Jadi Contoh Baik, Bukan Mendukung Buku Bajakan

Perpustakaan Harusnya Jadi Contoh Baik, Bukan Mendukung Buku Bajakan

12 Oktober 2024
4 Perpustakaan Gunungkidul yang Layak Dikenal Lebih Banyak Orang, Biar Mainnya Nggak ke Pantai Melulu Mojok.co

4 Perpustakaan Gunungkidul yang Layak Dikenal Lebih Banyak Orang, biar Mainnya Nggak ke Pantai Melulu

11 Mei 2025
iPusnas Justru Bikin Saya Malas Baca karena Antrean Peminjamnya sampai Ribuan!

iPusnas Justru Bikin Saya Malas Baca Buku karena Antrean Peminjamnya sampai Ribuan!

20 November 2023
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Logika Aneh di Balik Es Teh Solo yang Bikin Kaget (Unsplash)

Logika Ekonomi yang Aneh di Balik Es Teh Solo, Membuat Pendatang dari Klaten Heran Sekaligus Bahagia

30 November 2025
Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang Mojok.co

Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang

2 Desember 2025
5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

29 November 2025
5 Hal yang Jarang Diketahui Orang Dibalik Kota Bandung yang Katanya Romantis Mojok.co

5 Hal yang Jarang Diketahui Orang di Balik Kota Bandung yang Katanya Romantis 

1 Desember 2025
Angka Pengangguran di Karawang Tinggi dan Menjadi ironi Industri (Unsplash) Malang

Ketika Malang Sudah Menghadirkan TransJatim, Karawang Masih Santai-santai Saja, padahal Transum Adalah Hak Warga!

29 November 2025
Madiun, Kota Kecil yang Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya Mojok.co

Madiun, Kota Kecil yang Sudah Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya

2 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.