Alasan Saya Bertahan dengan Mesin Cuci 2 Tabung di Tengah Gempuran Mesin Cuci yang Lebih Modern 

Alasan Saya Bertahan dengan Mesin Cuci 2 Tabung di Tengah Gempuran Mesin Cuci yang Lebih Modern Mojok.co

Alasan Saya Bertahan dengan Mesin Cuci 2 Tabung di Tengah Gempuran Mesin Cuci yang Lebih Modern (unsplash.com)

Di tengah gempuran mesin cuci otomatis dan front loading muncul, saya masih bertahan dengan mesin cuci dua tabung. Selain belum ada fulus untuk upgrade, mesin cuci yang saya miliki benar-benar bisa diandalkan. 

Kebanyakan orang menganggap mesin cuci 2 tabung ini sebelah mata. Padahal, pengalaman saya justru menunjukkan yang sebaliknya. Alat rumah tangga satu ini nggak rewel dan bisa diandalkan tiap cucian menumpuk. 

Orang lain boleh memuja mesin cuci otomatis, front loading, atau jenis modern lain. Tapi, bagi saya, mesin cuci 2 tabung milik saya masih yang terbaik. Sekalipun suaranya kadang mengganggu, tapi performanya masih bisa diandalkan.   

Harga mesin cuci 2 tabung lebih terjangkau, perawatan lebih mudah dan murah

Kalau bicara harga, mesin cuci 2 tabung amatlah terjangkau. Apalagi dibandingkan dengan seri yang lebih modern yang harganya bisa setara handphone mid-range, bahkan bisa lebih mahal lagi. Selain itu, perawatannya cenderung simpel dan murah. 

Karet sobek? Bisa langsung ganti dengan harga murah. Dinamo mati, ya tinggal beli? Selang rembes? Tinggal beli di toko bangunan terdekat. Tukang servis bisa bereskan tanpa drama sparepart indent 2 minggu. Semua komponen gampang ditangani. Tidak ada istilah teknisi datang terus bilang, “Part-nya harus dipesan dulu, Pak/Bu,” lalu menunjukkan nota servis yang bikin nyesek itu.

Dan, soal ketahanan, alat rumah tangga ini sudah seperti mitos turun temurun. Ada keluarga yang menggunakan alat yang sama sampai 10 tahun lebih. Padahal, dipakai setiap hari tanpa ampun, tetap kuat. Ada juga yang ditaruh di teras rumah, kena panas hujan, tetap menyala gagah berani. Mesin cuci model modern mungkin unggul soal fitur dan teknologi, tapi untuk urusan tahan banting, mesin dua tabung benar-benar berada di kelas lain.

Drama pindah tabung yang sebenarnya bisa teratasi kalau kalian lebih rajin 

Selain kuno, orang-orang ogah bertahan dengan mesin cuci 2 tabung karena repot. Pengguna memang harus memindahkan cucian dari tabung cuci ke tabung pengering. Padahal, kalau pengguna sedikit lebih rajin, hal itu tidak akan jadi masalah.

Energi dan waktu untuk memindahkan cucian itu tidak banyak kok. Paling 10-15 detik saja. Ya satu menit kalau lagi santai.

Sebenarnya simpel. Tidak ada prosedur ala-ala NASA. Tapi entah kenapa, generasi sekarang merasa itu sebagai tugas super berat yang menghabiskan energi kehidupan.

Ironisnya, orang yang mengeluh soal memindahkan cucian itu biasanya adalah orang yang bisa scroll TikTok satu jam. Bisa rebahan dari siang sampai petang. Bisa binge-watching drama Korea sampai keesokan hari.

Di balik “keribetan” yang dikeluhkan itu, ada keuntungan besar yang justru dimiliki mesin cuci dua tabung yakni kita bebas mengatur ritme mencuci. Mau pakaian lebih bersih? Bilas sekali lagi. Mau putaran pengering lebih lama? Tinggal tambah waktu. Mau hentikan sementara karena listrik mati? Tidak masalah, proses mencuci tidak kacau. 

Kadang kita lupa bahwa sedikit effort dalam pekerjaan rumah tangga itu membuat hasilnya lebih maksimal. Pakaian lebih bersih, lebih wangi, lebih awet.

Di era teknologi serba modern, orang selalu menganggap yang baru pasti lebih baik. Padahal kenyataannya tidak selalu begitu. Mesin cuci dua tabung memang tidak tampil dengan layar digital dan suara melodinya saat selesai mencuci, tapi ia menang dalam hal ketahanan, biaya operasional, dan fungsionalitas jangka panjang.

Penulis: Budi
Editor: Kenia Intan 

BACA JUGA AQUA Adalah Merek Mesin Cuci Terbaik Sohib Receh

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version