Alasan Orang Magelang Ogah Berwisata ke Candi Borobudur

Alasan Orang Magelang Ogah Berwisata ke Candi Borobudur Mojok.co

Alasan Orang Magelang Ogah Berwisata ke Candi Borobudur (unsplash.com)

Candi Borobudur di Magelang salah satu destinasi wisata yang paling banyak diincar di Indonesia. Satu dari tujuh keajaiban di dunia ini menawarkan keindahan candi dan nilai sejarah yang begitu berharga. Tidak heran, banyak wisatawan, baik lokal maupun mancanegara, berbondong-bondong ke candi ini tiap tahunnya. 

Akan tetapi, pesona Candi Borobudur sepertinya tidak lagi menarik di mata salah satu kawan saya yang merupakan warga Magelang. Jarak rumahnya ke Borobudur hanya 20 menit menggunakan kendaraan pribadi. Namun, dia mengaku tidak pernah mengunjungi tempat itu selama 2 tahun menetap di sana. Terakhir dia berkunjung ke situs warisan dunia itu sudah bertahun-tahun silam saat study tour, saat masih duduk di bangku sekolah. 

Ada beberapa alasan yang membuat dia malas berwisata ke Borobudur. Padahal, kalau dilihat dari jarak, sangat mungkin dia mampir setiap hari:

Harga tiket masuk Candi Borobudur cukup mahal, apalagi bagi UMR Magelang

Berdasar berbagai sumber, tiket masuk ke Borobudur terbagi menjadi dua pilihan yakni tiket reguler dan tiket naik borobudur. Perbedaannya, tiket reguler ini hanya memberikan akses sampai plataran Borobudur saja. Sementara, tiket naik borobudur memungkinkan wisatawan naik ke candi. 

Tiket reguler dipatok Rp 50.000 untuk dewasa dan Rp25.000 untuk anak-anak ( usia 3-10 tahun). Tiket naik ke candi dipasang Rp120.000 untuk dewasa dan Rp75.000 untuk anak-anak. 

Sebenarnya, harga itu wajar saja, mengingat candi yang berdiri sekitar 800-an masehi itu memerlukan biaya perawatan yang tidak sedikit. Nominal tersebut jadi memberatkan ketika dibandingkan dengan upah minimum Magelang yang nggak tinggi-tinggi amat. 

Sebagai gambaran, upah minimum Kabupaten Magelang sekitar Rp2,3 juta. Sementara kunjungan ke Borobudur tidak mungkin dilakukan sendiri, apalagi kawan saya ini sudah berkeluarga. Setidaknya perlu mengalokasikan ratusan ribu rupiah untuk sekali wisata ke sana. Jumlah yang membuat orang Magelang berpikir ulang berkali-kali. 

Susah transportasi umum

Mengunjungi Candi Borobudur dari Jogja rasa-rasanya lebih mudah daripada mereka yang tinggal di Magelang. Kalau dari Jogja, ada layanan Bus Damri yang biasanya mengangkut penumpang di titik-titik tertentu. Nah, hal semacam ini sulit teman saya temukan di Magelang. 

Borobudur dari tempat tinggal teman saya tidak begitu jauh. Bisa diakses menggunakan kendaraan pribadi. Hanya saja, alangkah lebih baik kalau tempat wisata itu bisa diakses kendaraan umum. Kendaraan umum akan lebih memudahkan untuk bepergian secara rombongan. 

Baca halaman selanjutnya: Ramai di akhir …

Ramai di akhir pekan dan hari libur panjang

Tempat tinggal kawan saya memang tidak jauh dari Borobudur, tapi sebagai pekerja, teman saya hanya memiliki waktu luang di akhir pekan atau hari libur nasional. Bisa kalian bayangkan sendiri sebuah tempat wisata andalan di waktu-waktu tersebut. Benar, lautan manusia sehingga tidak bisa menikmati tempat wisata dengan maksimal. 

Alasan-alasan itulah yang membuat teman saya malas ke Candi Borobudur walau tempat tinggalnya tidak begitu jauh dari sana. Katanya, banyak tetangganya yang jarang ke tempat wisata primadona itu. Tidak sedikit yang alasannya serupa. 

Penulis: Kenia Intan|
Editor: Kenia Intan

BACA JUGA Alasan Orang Jogja Malas Kulineran di Kopi Klotok

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version