Alasan Kita Suka Nonton Video Reaction YouTube yang Unfaedah Itu

Alasan Kita Suka Nonton Video Reaction YouTube yang Unfaedah Itu terminal mojok.co

Alasan Kita Suka Nonton Video Reaction YouTube yang Unfaedah Itu terminal mojok.co

Dari semua jenis video di YouTube, saya paling heran dengan video reaction YouTube. Cuma nonton sesuatu dan berekspresi dengan lebay, tapi kok ya bagus juga, ya? Iya, kayak munafik gitu, heran tapi kok ya menikmati.

Makanya biar saya nggak heran berlama-lama, saya mencoba membedah kenapa kita (saya, khususnya) demen banget nonton video reaction. Berikut adalah hasil analisis saya.

#1 Menambah hype tontonan

Entah itu reaction lagu, trailer, atau serial, semuanya akan menjadi lebih menarik setelah kita melihat reaction orang. Misal kayak pas Attack on Titan kemarin, pas saya nonton episode kematian Sasha, bagi saya nggak ada sedih-sedihnya sama sekali. Musik latarnya biasa saja dan kurang dramatis. Namun, karena kematian Sasha trending di Twitter, saya jadi penasaran buat nonton ulang episode itu. Bukan nonton ulang secara langsung, tapi malah nonton video reaction YouTube.

Melihat reaksi para YouTuber yang sedih dan terpukul atas kematian Sasha, bahkan ada yang nangis, hebatnya kok saya jadi ikutan sedih, ya? Momen kematian Sasha yang awalnya flat banget, mendadak lebih berkesan dan bisa membuat saya mbrebes mili. Duh Dek Sasha, istirahat dengan tenang, ya.

#2 Menyamakan reaksi dengan kita

Pas kita nonton, kadang kita heboh sendiri kalau ada adegan seru. Trailer Justice League Snyder’s Cut kemarin saya hampir teriak pas Joker versi Jared Leto muncul dengan versi yang jauh lebih keren daripada pas dia muncul di Suicide Squad. Apalagi dia ngomong, “We live in society,” kayak di meme-meme yang merajalela di dunia maya.

Nah, karena saya berharap banyak yang heboh kayak saya, makanya saya menonton video reaction YouTube adalah langkah yang tepat. Saya melihat ada yang lompat-lompat, teriak-teriak, bahkan gebrak-gebrak meja pas adegan Joker itu muncul. Saya yang merasa relate dengan reaksi itu, cuma bisa mesem-mesem sambil sesekali cekikikan. Antara ikut heboh bareng mereka, sama ngegguyu reaksi para YouTuber yang heboh gitu. Saya, sih, ya emang heboh, tapi nggak sampai teriak-teriak segitu keras. Bisa digebuki tetangga kos saya kalau sampai bereaksi seheboh itu.

Lagian kayaknya para YouTuber itu dibikin-bikin, deh. Masa iya bisa senatural itu reaksinya. Pasti mereka udah nonton baik-baik, terus merencanakan akan beraksi gimana di adegan-adegan seru. Baru setelah semuanya siap, mereka mulai ngerekam. Halah, sudah tau semuanya palsu, tetep aja saya tonton.

#3 Mencari detail yang kita lewatkan

Kadang saya nonton video reaction YouTube itu juga buat nyari detail yang terlewatkan. Biasanya orang yang bikin reaction pasti sebisa mungkin nyari detail buat dikomentarin. Makanya saya banyak dapat detail baru kalau nonton reaction.

#4 Mencari detail yang dilewatkan YouTuber

Ini kebalikan dari poin sebelumnya. Yang ini, setelah yakin nonton dengan detail, terus kita mau ngetes apakah orang lain juga sedetail kita apa nggak. Misalnya si YouTuber melewatkan detail yang bagi kita menarik, pasti kita bakal mencak-mencak dan kasih komen tentang detail apa aja yang dia lewatkan. Pokoknya model yang sok tau gitu, lah.

#5 Nggak nonton videonya, tapi bacain komentarnya

Bagian komentar adalah lahan menarik dari sebuah video. Kadang kalau video reaction YouTube tersebut biasa aja, bagian komen justru seru banget. Ada yang menghujat YouTubernya, ada yang komen detail-detail penting yang kelewatan dibahas kayak poin di atas itu tadi. Bahkan ada juga yang malah promosi produk. Hashhh.

BACA JUGA Belajar Coding Melalui Lima Channel YouTube Berikut dan tulisan Doni Erfin Rukiawan lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.
Exit mobile version