Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Profesi

Kerja di Mal Itu Enak, Adem, Banyak Jajan, kecuali Bayar Parkirnya

Putri Ardila oleh Putri Ardila
14 Oktober 2025
A A
Kerja di Mal Itu Enak, Adem, Banyak Jajan, kecuali Bayar Parkirnya

Kerja di Mal Itu Enak, Adem, Banyak Jajan, kecuali Bayar Parkirnya

Share on FacebookShare on Twitter

Dari luar, kerja di mal kelihatannya menyenangkan. Adem, nggak kehujanan, tiap hari ketemu orang rapi, dan setiap istirahat bisa jalan-jalan muter tenant sambil pura-pura mikir, “Nanti gajian beli ini, ah.” Tapi setelah sebulan kerja, saya baru sadar: yang bener-bener bikin kantong kering bukan jajan, tapi bayar parkir.

Setiap kali mesin parkir berbunyi “tuuut”, rasanya kayak dompet juga ikut menjerit pelan. Delapan ribu sekali masuk mungkin kecil buat pengunjung. Tapi buat kami yang gajinya cuma lima puluh ribu per delapan jam, rasanya kayak bayar tol menuju kemiskinan.

Malah bisa kena denda

Saya kerja di mal yang parkirannya luas banget. Kalau musim liburan, mobil-mobilnya kayak parade pengunjung ke konser Coldplay. Tapi di antara semua itu, ada kami—pegawai mal yang motornya diselipin di pojokan, diapit truk logistik dan tong sampah besar. Aman sih, cuma setiap mau keluar harus gotong motor dulu biar bisa nyelip di antara mobil pengunjung yang parkirnya miring.

Yang bikin sakit hati, kami yang kerja tiap hari malah bayar parkir sama kayak pengunjung yang cuma mampir beli minum satu botol. Pernah saya tanya ke petugas, “Pak, pegawai nggak dapat potongan ya?”

Dia cuma senyum, “Nggak, Mbak. Malah kalau hilang STNK, kena denda.”

Dari situ saya sadar, di dunia parkiran, semua orang sama derajatnya. Baik pekerja mal atau pengunjung sultan, semuanya harus bayar di bawah pengawasan mesin parkir otomatis.

Sewa kos malah lebih mahal

Saking capeknya bayar parkir, saya pernah mikir buat nyari kos deket mal biar bisa jalan kaki aja. Tapi setelah lihat harga sewa kos yang lebih mahal dari gaji seminggu, saya langsung sadar: lebih baik parkir daripada ngontrak tenda depan lobi.

Kadang, saya sampai hafal suara tiap tukang parkir. Ada yang teriak “Minggir, Mbak!” sambil peluitnya tiga kali, kayak wasit sepak bola. Ada juga yang tiap kali kasih karcis sambil senyum, seolah mau bilang, “Selamat datang di penderitaan harianmu.”

Baca Juga:

Konten tidak tersedia

Dan yang paling ironis, setiap pengunjung bilang, “Enak ya kerja di mal, adem, banyak jajan.”

Padahal tiap kali istirahat saya cuma duduk di foodcourt bawa bekal sendiri, sambil lihat orang makan burger dua lapis. Saya cuma bisa ngunyah nasi kucing, sambil ngitung sisa uang buat parkir nanti sore.

Kalau mal-malnya bisa ngomong, mungkin mereka bakal bilang, “Tenang, saya jagain motormu dengan aman.” Dan saya bakal jawab, “Iya, tapi kenapa harus saya bayar segitu mahal buat ketenangan itu?”

Kerja di mal harusnya gratis parkir, atau dapat diskon deh

Saya nggak minta parkiran emas, nggak minta valet service. Saya cuma pengin, sekali aja, pegawai mal dikasih parkir gratis. Atau minimal diskon lah, biar nggak terasa kayak kerja cuma buat bayar tempat naruh motor.

Karena sejujurnya, kerja di mal itu udah cukup berat. Tiap hari berdiri, ngeladenin pengunjung yang nanya harga tapi nggak beli, sampai ngatur stok barang yang datangnya kayak rombongan bus pariwisata.

Jadi tolonglah, jangan biarkan kami menutup hari dengan bayaran parkir yang nilainya kayak pajak sepeda motor. Sebab, kami kerja buat hidup, bukan buat nyumbang ke palang parkir.

Penulis: Putri Ardila
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Jadi Penjaga Toilet Mal Nggak Melulu Menyedihkan, Banyak Juga Privilese yang Didapat

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 14 Oktober 2025 oleh

Tags: kerja di malparkir di maltarif parkir di malvalet service
Putri Ardila

Putri Ardila

Mbak-mbak mata minus (katanya sih) penulis yang sering curhat lewat naskah, karena curhat langsung takut Disebut baperan.

ArtikelTerkait

Konten tidak tersedia
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

30 November 2025
Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

1 Desember 2025
Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

1 Desember 2025
Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

30 November 2025
Video Tukang Parkir Geledah Dasbor Motor di Parkiran Matos Malang Adalah Contoh Terbaik Betapa Problematik Profesi Ini parkir kampus tukang parkir resmi mawar preman pensiun tukang parkir kafe di malang surabaya, tukang parkir liar lahan parkir

Rebutan Lahan Parkir Itu Sama Tuanya dengan Umur Peradaban, dan Mungkin Akan Tetap Ada Hingga Kiamat

2 Desember 2025
4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.