Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Derita Hidup di Daerah Transmigrasi Musi Rawas Sumatera Selatan yang Nggak Bakal Dipahami oleh Orang Kota 

Cicilia Putri Herlinda oleh Cicilia Putri Herlinda
7 Oktober 2024
A A
Derita Hidup di Daerah Transmigrasi Musi Rawas Sumatera Selatan yang Nggak Bakal Dipahami oleh Orang Kota  Mojok.co

Derita Hidup di Daerah Transmigrasi Musi Rawas Sumatera Selatan yang Nggak Bakal Dipahami oleh Orang Kota  (wikipedia.org)

Share on FacebookShare on Twitter

Hidup di daerah transmigrasi tidak selalu enak, lebih banyak tantangannya. Setidaknya itulah yang saya rasakan di daerah Musi Rawas Sumatera Selatan. Kalian dapat dengan mudah menemukan orang Jawa di kabupaten ini karena program transmigrasi yang dilakukan pemerintah bertahun-tahun lalu. 

Transmigrasi merupakan program pemerataan penduduk di wilayah baru yang masih minim pemukiman. Ada beberapa alasan seseorang memilih bertransmigrasi. Salah satunya, ingin terhindar dari hiruk pikuk kota. Selain itu, kebanyakan dari transmigran ingin memulai kehidupan baru. 

Itu mengapa, tidak sedikit dari transmigran yang berharap kehidupannya akan lebih baik daripada ketika hidup di kota. Namun, itu sepertinya sulit terwujud, apalagi di Musi rawas Sumatera Selatan. Selain soal adaptasi, faktor-faktor di bawah ini menjadi keluh kesah penduduk transmigrasi.

#1 Musi Rawas Sumatera Selatan sering ada konflik batas wilayah

Sebagai salah satu warga Musi Rawas, saya kerap menemukan penduduk yang mempermasalahkan batas wilayah. Tidak jarang persoalan ini berujung konflik berkepanjangan. Mereka mengeluh lelah berurusan dengan permasalahan semacam ini. Belum lagi setiap ada pembangunan, konflik soal batas-batas ini sudah menjadi hal yang pasti mereka alami.

Adanya konflik soal batas wilayah menjadi salah satu tekanan hidup di wilayah transmigrasi. Hal ini nyata terjadi di Musi Rawas. Bagaimana tidak? Konflik ini bisa saja berkelanjutan hingga menciptakan hubungan yang tak lagi harmonis. Situasi seperti ini tentu membuat beberapa transmigran merasa terasing. 

#2 Perekonomian sulit, harga bahan pangan melejit

Wilayah transmigrasi yang rata-rata berada di pelosok kabupaten membuat transmigran kesulitan mencari pekerjaan. Kalau di daerah saya, kebanyakan bekerja sebagai petani karet. Namun, pekerjaan ini tidak menjamin kehidupan yang sejahtera. Itu mengapa tidak sedikit orang tetap merantau ke kota terdekat untuk bekerja. 

Di sisi ekonomi sulit, harga pangan pun menjadi masalah bagi para transmigran. Kenaikan bahan pangan yang tak sebanding dengan pendapatan warga menciptakan sebuah tekanan. Apalagi belum lama ini sempat ada kenaikan bahan pangan seperti beras dan minyak. Harga Rp10.000 per 1 kilogram karet nggak menjamin kehidupan para transmigran terpenuhi.

#3 Kecemburuan sosial penduduk setempat

Keberadaan masyarakat transmigrasi kadang kala menciptakan kecemburuan sosial. Kecemburuan ini biasa dipicu pembangunan yang dianggap lebih banyak dilakukan di wilayah transmigrasi. Penduduk setempat justru menilai kesempatan dan peluang lebih besar diberikan kepada warga transmigran, sehingga masyarakat asli merasa tertinggal. Akan tetapi, pada hakikatnya wilayah transmigrasi adalah wilayah pembangunan. Kecemburuan inilah yang membuat transmigran seakan kehadirannya salah di mata penduduk setempat.

Baca Juga:

Tinggal di Pelosok Sumatera Selatan Cuma Bikin Menderita, Warga Pilih Merantau karena Nggak Ada Perubahan

Aturan Tidak Tertulis Berwisata di Palembang, Saya Tulis supaya Kalian Tidak Kapok

Tidak hanya itu. Fanatisme kedaerahan juga dirasakan oleh penduduk transmigrasi di Musi Rawas. Adat dan budaya yang dimiliki para transmigran kadang kala berbanding terbalik dengan adat dan budaya setempat. Situasi seperti ini menciptakan anggapan bahwa kebiasaan adat para transmigran justru menyinggung kebiasaan adat penduduk setempat. Tak ayal, anggapan seperti ini bisa berujung percekcokan. Penduduk transmigran selain merasa terintimidasi mereka juga tidak mendapatkan pengakuan.

Penulis: Cicilia Putri Herlinda
Editor: Kenia Intan

BACA JUGA Mengenal Stasiun Kertapati Palembang, Stasiun Unik yang Terlupakan

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 7 Oktober 2024 oleh

Tags: Musi RawasMusi Rawas Sumatera Selatansumatera selatantransmigrantransmigrasi
Cicilia Putri Herlinda

Cicilia Putri Herlinda

Perempuan Jawa penyuka sastra.

ArtikelTerkait

pringsewu

Pringsewu: Kabupaten di Lampung yang Isinya Jawa Banget

24 April 2020
Aturan Tidak Tertulis Berwisata di Palembang, Saya Tulis supaya Kalian Tidak Kapok Mojok.co

Aturan Tidak Tertulis Berwisata di Palembang, Saya Tulis supaya Kalian Tidak Kapok

31 Desember 2024
Langkat, Kabupaten di Sumatera Utara yang Masyarakatnya Fasih Berbahasa Jawa Mojok.co

Langkat, Kabupaten di Sumatera Utara yang Masyarakatnya Fasih Berbahasa Jawa

6 November 2023
Tinggal di Pelosok Sumatera Selatan Cuma Bikin Menderita, Warga Pilih Merantau karena Nggak Ada Perubahan

Tinggal di Pelosok Sumatera Selatan Cuma Bikin Menderita, Warga Pilih Merantau karena Nggak Ada Perubahan

20 Agustus 2025
Undang DJ Saat Hajatan di Sumatera Selatan: Keluarga Dapat Nama, Tetangga Dapat Getahnya

Undang DJ Saat Hajatan di Sumatera Selatan: Keluarga Dapat Nama, Tetangga Dapat Getahnya

22 April 2024
Derita Tinggal di Kayuagung Sumatera Selatan (Unsplash)

Penderitaan yang Saya Rasakan ketika Tinggal di Kayuagung, Sumatera Selatan

23 April 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Alasan Orang Jepara Malas Liburan di Daerah Sendiri dan Memilih Plesir ke Kudus Mojok.co

Alasan Orang Jepara Malas Liburan di Daerah Sendiri dan Memilih Plesir ke Kudus

10 Desember 2025
Trotoar Sepanjang Jalan Cikini Raya Harusnya Jadi Standar Seluruh Trotoar di Jakarta agar Berpihak kepada Pejalan Kaki

Trotoar Sepanjang Jalan Cikini Raya Harusnya Jadi Standar Seluruh Trotoar di Jakarta agar Berpihak kepada Pejalan Kaki

9 Desember 2025
5 Penderitaan Abadi yang Dirasakan Penghuni Rumah di Pinggir Jalan: Jadi Sasaran Kejahatan dan Kena Polusi Suara Tanpa Henti! rumah pinggir jalan raya

Suka Duka Tinggal di Rumah Pinggir Jalan Raya Utama: Buka Usaha Mudah, tapi Susah untuk Hidup Tenang

9 Desember 2025
Promo Pelanggan Baru Melimpah, Pelanggan Lama Cuma Jadi Figuran

Promo Pelanggan Baru Melimpah, Pelanggan Lama Cuma Jadi Figuran

9 Desember 2025
Lontong Kupang Tidak Cocok untuk Lidah Saya yang Terlampau Agraris

Lontong Kupang Tidak Cocok untuk Lidah Saya yang Terlampau Agraris

10 Desember 2025
Alasan Orang Lamongan Lebih Sering Healing ke Tuban daripada Gresik

Alasan Orang Lamongan Lebih Sering Healing ke Tuban daripada Gresik

9 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Pilu di Balik Atraksi Topeng Monyet Ekor Panjang, Hari-hari Diburu, Disiksa, hingga Terancam Punah
  • Borobudur Moon Hadirkan Indonesia Keroncong Festival 2025, Rayakan Serenade Nusantara di Candi Borobudur
  • Kuliah di Universitas Terbaik Vietnam: Biaya 1 Semester Setara Kerja 1 Tahun, Jadi Sarjana Susah Kerja dan Investasi Gagal Orang Tua
  • Pilih Tidak Menikah demi Fokus Bahagiakan Orang Tua, Justru Merasa Hidup Lebih Lega dan Tak Punya Beban
  • Pengalaman Saya Tinggal Selama 6 Bulan di Pulau Bawean: Pulau Indah yang Warganya Terpaksa Mandiri karena Menjadi Anak Tiri Negeri Sendiri
  • Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.