Pembangunan GOR Bung Karna Situbondo sudah dimulai. Ground breaking sudah digelar pertengahan Juni lalu dan tiang-tiang pancang gedung sudah terpasang. GOR yang berlokasi di Lapangan Terminal Dusun Bataan, Desa Kilensari, Kecamatan Panarukan ini memang terdengar seperti angin segar. Fasilitasnya lengkap dan bisa menampung hingga 3.000 penonton. Namun, itu hanya dipermukaan saja. Kenyataannya, gedung yang diberi nama sesuai nama Bupati Situbondo itu penuh dengan polemik.Â
Iya, kalian nggak salah dengar, gelanggang olahraga yang ditatgetkan selesai pada bulan Desember itu diberi nama sesuai dengan bupati Situbondo yang masih menjabat saat ini, tidak lain dan tidak bukan, Karna Suswandi. Padahal, aturannya, nama rupa bumi atau ikon daerah sebaiknya tidak menggunakan nama orang yang masih hidup. Nama seseorang boleh dipakai kalau sudah meninggal dunia setidaknya 5 tahun yang lalu.
Entah apa motif di balik gedung yang masih menggunakan nama pejabat yang masih sehat walafiat itu. Alasan inilah yang sedang hangat diperbincangkan warga Situbondo. Warga wajib tahu urgensi pemberian nama GOR dengan nama pejabat saat ini, mengingat pembangunannya menggunakan duit rakyat. Berbagai berita menyebut, pembangunan fasilitas ini diperkirakan mencapai Rp30 miliar.Â
Selain penamaan yang problematik, pembangunan GOR Bung Karna juga cacat hukum. Asal tahu saja, keputusan pembangunan gedung yang ditargetkan selesai pada Desember 2024 ini sama sekali tidak melibatkan DPRD. Sudah tentu para wakil rakyat itu muntab hingga melayangkan gugatan ke pemimpin eksekutif petahana. Selain dari kalangan elit, pembangunan GOR Bung Karna sebenarnya juga mendapat penolakan dari masyarakat. Sesekali mereka membahasnya di tongkrongan. Namun, tidak sedikit pula yang secara aktif menolak, cara yang saya lakukan melalui tulisan ini adalah salah satunya.Â
Penolakan menyerang dari berbagai penjuru, hebatnya pembangunan GOR Bung Karna tetap berlanjut. Kalau masih punya muka, saya rasa, siapa saja yang menginisiasi proyek ini seharusnya evaluasi diri sih.
GOR Bung Karna seharusnya belajar GOR Baluran Situbondo
GOR Baluran adalah gelanggang olahraga yang sudah lama ada di Situbondo. Lokasi pastinya di Karangasem, Patokan, Situbondo. Nasib fasilitas publik ini kini nggak optimal dan sering melencerng dari fungsi utamanya. Sudah jelas namanya gelanggang olahraga, seharusnya GOR menjadi pusatnya olahraga atau kegiatan lain yang bikin bugar. Namun, GOR lawas ini malah lebih sering digunakan untuk acara pernikahan, kontes sepeda modifikasi, konser musik, pentas seni dan kegiatan random lainnya. Bahkan, GOR Baluran juga terkenal juga dengan aktivitas supranaturalnya. Benar, ini tempat jadi angker dan konon ada penunggunya karena saking seringnya warga yang beraktivitas di sini.
Kalau pemerintah benar-benar perhatian pada daerah yang dipimpinnya, pasti menyadari kondisi ini. Bukannya membangun gedung baru, mereka pasti memilih untuk memaksimalkan fasilitas yang sudah, yang lebih menghemat dana. Saya jadi curiga, jangan-jangan pembangunan ini memang bukan berorientasi pada kebutuhan rakyat, tapi gensi. Mengapa saya curiga demikian? Karena GOR Bung Karna berlokasi nggak terlalu jauh dari GOR Baluran Situbondo. Bukankan pembangunan fasilitas yang sia-sia?
Baca halaman selanjutnya: Daerah barat dan timur …