UIN itu nggak buat semua mahasiswa. Ibarat buah durian, ada orang yang cocok dan cinta mati pada buah berduri tersebut. Ada pula yang dilahirkan bukan untuk mengganyang durian.
Sebagai lulusan UIN, tentu saya cukup paham jenis mahasiswa yang kurang cocok di kampus ini. Lha gimana, mantan mahasiswa si paling organisatoris UIN yang sering nginep di kampus ogg. Ditambah saya juga lulus di waktu yang tepat, alias nggak lulus tepat waktu hehe.
Di sini saya mau menjabarkan jenis mahasiswa yang kurang cocok masuk ke kampus ini. Biar adik-adik calon mahasiswa nggak ada yang “tersesat” di jalan yang benar (UIN).
#1 Nggak bisa Bahasa Arab
Buat kamu yang pengetahuan Bahasa Arab-nya nol besar, baiknya kubur keinginanmu untuk kuliah di UIN. Pasalnya, di sini ada mata kuliah wajib Bahasa Arab. Jangan sampai ketika kamu kuliah di sana nggak lulus-lulus mata kuliah tersebut. Jadi, nggak bisa meraih gelar sarjana, dong.
Bukan hanya itu saja. Di beberapa UIN mewajibkan lulus ujian TOAFL/IMKA sebelum diwisuda. FYI, TOAFL/IMKA itu semacam tes TOEFL-nya Bahasa Arab. Saya dan sebagian teman angkatan harus beberapa kali tes hanya untuk lulus TOAFL/IMKA. Padahal, saya sudah les TOAFL/IMKA selama 2 sampai 3 bulan.
Nggak terbayang nasib mahasiswa yang nggak bisa Bahasa Arab. Mesti amsyong banget kalau masuk UIN. Ketika mata kuliah Bahasa Arab, cuma bisa ngang ngong ngang ngong doang.
Baca halaman selanjutnya: Mahasiswa UIN wajib moderat. Kalau kamu nggak, jangan kuliah di sini.