Meskipun bukan umat Kristiani, sejak kecil saya selalu “merayakan” indahnya Hari Natal melalui sajian film-film Natal yang disajikan oleh televisi swasta saat liburan Natal. Mulai dari The Polar Express, hingga film legendaris sejuta umat saat Natal tiba, yakni Home Alone. Saya lupa persisnya kapan saya pertama nonton Home Alone, namun Home Alone tidak pernah absen saya tonton ketika film tersebut tayang di televisi saat liburan Natal.
Setelah saya dewasa, saya sadar bahwa Home Alone mungkin terlalu diglorifikasi sebagai film Natal terbaik. Pasalnya, ada film Natal yang jauh lebih baik dibandingkan film tersebut. Baiklah, film tersebut mungkin relate untuk kita yang masih anak-anak. Tapi, untuk orang dewasa, film Natal terbaik saya nobatkan pada Love Actually.
Love Actually adalah film asal Inggris yang disutradarai Richard Curtis. Nggak main-main, film ini dibintangi oleh nama-nama yang tidak asing pada telinga kita semua. Seperti Alan Rickman, Emma Thompson, Hugh Grant, Colin Firth, Liam Neeson, Keira Knightley, Martine McCutcheon, Chiwetel Ejiofor, Andrew Lincoln, Martin Freeman, Laura Linney, Thomas Sangster, hingga Rowan Atkinson.
Jika Home Alone fokus kisahnya adalah tentang hilangnya kehangatan keluarga dari sudut pandang anak kecil yang merasa tidak diperhatikan oleh orang tuanya, Love Actually memiliki kisah yang jauh lebih lengkap. Sebab, film menangkap beragam cerita percintaan dari sejumlah orang yang latar belakang pekerjaan dan usianya sangat berbeda.
Jika Home Alone tokoh utamanya adalah seorang anak yang “ditinggal” sendirian di rumah saat liburan Natal, Love Actually ini sebaliknya. Seluruh tokoh yang ada di film ini adalah tokoh utamanya dalam satu semesta yang sama, yang memiliki kisah cintanya sendiri-sendiri.
Ada kisah cinta antara David (Hugh Grant), seorang Perdana Menteri Inggris yang baru saja dilantik dan langsung naksir asistennya yang bernama Natalie (Martine McCutcheon). Kisah mereka kayak cerita FTV Indonesia pada umumnya, tapi dikemas dengan sangat apik.
Ada juga kisah cinta bertepuk sebelah tangan antara Mark (Andrew Lincoln) yang naksir Juliet (Kiera Knightley) yang merupakan istri sahabatnya sendiri, Peter (Chiwetel Ejiofor). Dari dulu Mark nggak berani mengungkapkan perasaannya pada Juliet karena tidak mau menikung sahabatnya sendiri. Gentle banget sumpah!
Ada juga kisah cinta ngenes yang dialami Sarah (Laura Linney) karena Sarah tidak memiliki waktu luang sebanyak orang lain. Ia harus mengurus adiknya yang memiliki gangguan kejiwaan sehingga ia tidak punya waktu untuk mengurus dirinya sendiri, termasuk untuk cari pacar. Kalau kamu punya hati, kamu pasti nangis ketika nonton adegan ini!
Ada juga kisah cinta suami istri antara Harry (Alan Rickman), Karen (Emma Thomson), dan orang ketiga bernama Mia (Heike Makatsch), sekretarisnya di kantor yang kerap kali menggodanya. Harry sampai betul-betul galau, apakah harus memberikan hadiah Natal untuk istrinya, atau untuk sekretarisnya?
Ada juga kisah cinta seorang penulis bernama Jamie (Colin Firth) yang sedang mengasingkan diri di Prancis supaya bisa fokus menulis. Di sana ia bertemu seorang asisten rumah tangga yang bernama Aurelia (Lucia Moniz). Jamie ini orang Inggris, sedangkan Aurelia ini orang Portugal yang tidak bisa bahasa Inggris. Film ini membuktikan bahwa, cinta itu universal, tidak dibatasi oleh bahasa verbal manusia.
Ada juga kisah cinta monyet antara Sam (Thomas Sangster) dan teman sekolahnya yang bernama Joana (Olivia Olson), yang bikin Sam sampai mengurung diri di kamarnya. Ayah tirinya (Liam Neeson) menyangka Sam masih berkabung atas ibunya yang wafat beberapa waktu yang lalu. Nggak taunya, Sam bilang pada ayah tirinya bahwa ia sedang jatuh cinta pada teman sekolahnya. Ini sukses bikin saya bengong sih, anak sekecil itu terang-terangan bilang jatuh cinta pada ayah tirinya.
Ada juga kisah yang bikin saya tertawa terbahak antara seorang penyanyi nyentrik bernama Billy Mack (Billy Nighy) dan manajernya yang bernama Joe (Gregor Fisher). Cinloknya dua pemain bokep antara Jack (Martin Freeman) dan Jody (Joanna Page). Lalu, kisah Colin (Kris Marshall) yang merasa tidak bisa mendapatkan pasangan di Inggris sehingga ia nekat pergi ke Amerika Serikat cuma buat cari pasangan. Tak ketinggalan, aksi Rufus (Rowan Atkinson), karyawan departemen store yang kocak banget!
Love Actually secara sempurna telah menggambarkan jenis cinta yang berbeda, yang tidak ada batasnya sama sekali. Entah itu cinta monyet antara dua anak usia sekolah, cinta antara suami dan istri yang sudah puluhan tahun menikah, cinta antara kakak kepada adiknya yang difabel, cinta antara dua insan yang beda negara, hingga cinta antara pejabat tinggi negara dan rakyat biasa.
Love Actually pun mengajarkan kita semua akan arti kesetiaan dan harapan akan cinta di tengah-tengah kehangatan momen Natal dan berkata, “Love Actually is all around”, seperti yang dikatakan Hugh Grand pada adegan pembuka film ini, yang pastinya relate untuk semua orang. Sebab, semua orang pasti pernah merasakan berbagai macam bentuk cinta yang digambarkan pada film ini.
Sumber Gambar: Pixabay