9 Kuliner Khas Bantul yang Perlu Dicoba

9 Kuliner Khas Bantul yang Perlu Dicoba terminal mojok.co

9 Kuliner Khas Bantul yang Perlu Dicoba (Wikimedia Commons)

Perlu Anda ketahui bahwa Bantul kini tak hanya terkenal dengan Parangtritis dan Mangunan. Ada banyak destinasi wisata lain yang mulai ditawarkan ke wisatawan. Beberapa objek wisata tersebut antara lain, Jurang Pulosari, Kedung Pengilon, Sewu Watu, dan bukit Lintang Sewu. Selain itu, masih banyak lagi destinasi wisata mblusuk yang menyuguhkan keindahan natural. Lokasi-lokasi tersebut memberi bukti bahwa sesungguhnya keindahan lokal lebih menarik daripada objek wisata tematik yang konsepnya meniru objek wisata di luar negeri. 

Meski objek wisata di Bantul menyuguhkan keotentikan. Namun, tak demikian dengan menu kuliner Bantul. Ada beberapa menu kuliner Bantul yang mirip dengan menu kuliner di daerah lain. Meski, harus diakui bahwa orang Bantul memang unggul dalam berkreasi. Walau menu kuliner Bantul mirip dengan kuliner daerah lain, perlu Anda ketahui bahwa cita rasanya sudah mengalami penyesuaian untuk lidah orang Bantul. Tentu saja sebagai warga asli Bantul, saya akan bilang bahwa menu versi Bantul yang ternikmat. 

Berikut ini sembilan menu kuliner yang wajib Anda nikmati untuk kesempurnaan wisata Anda di Bantul Projotamansari.

#1 Geplak

Seperti halnya bakpia yang bertebaran di Jogja, geplak pun sangat mudah ditemukan di kios oleh-oleh. Kudapan ini terbuat dari beras, parutan kelapa, dan gula. Tampilan geplak sangat meriah dengan warna hijau, pink, kuning, dan putih. 

Geplak termasuk dalam warisan budaya tak benda dari Bantul. Namun, ternyata geplak bukan hanya “milik” Bantul, tapi juga merupakan warisan budaya tak benda dari Jakarta. Kudapan ini biasanya disuguhkan saat Lebaran. Tapi, saya perhatikan, semakin lama peminat geplak menurun. Meski manisnya kebangetan, tak ada salahnya untuk mencicipi geplak. Jangan lupa siapkan dulu air putih saat Anda memutuskan untuk mencobanya. 

#2 Adrem

Kudapan berbahan baku tepung beras dan gula merah ini punya dua nama, adrem dan tolpit. Adrem memiliki rasa manis dan legit. Walau ia memiliki dua nama, adrem dan tolpit, lebih baik Jamaah Mojokiyah menyebutnya adrem saja. Penamaan tolpit terjadi karena cara membentuk kudapan ini adalah dengan menjepit adonan menggunakan bilah bambu saat adonan digoreng. 

Namun, di masyarakat nama “tolpit” dikaitkan dengan bentuk kudapan ini karena katanya mirip dengan area genital perempuan. Saya memilih menyebutnya adrem, daripada jadi nggak enak dimakan karena teringat guyon seksis yang sama sekali nggak lucu itu.

#3 Kethak Manis 

Kethak manis punya wujud yang sama sekali nggak manis. Ia berbentuk bulat, berwarna hitam, dan kadang agak berminyak. Kethak manis atau kethak blondo banyak diproduksi di desa Mangiran, Bantul. Meski, kethak manis juga diproduksi di daerah lain seperti Kulonprogo dan Solo. 

Kethak manis dibuat dari ampas minyak kelapa yang ditambah dengan gula merah. Dulu, kethak manis dibungkus memakai daun pisang yang sudah dikeringkan. Sedangkan saat ini, kebanyakan kethak manis dibungkus menggunakan plastik. Apa pun bungkusnya, menurut saya kethak manis adalah kudapan tradisional terenak di Bantul yang Jamaah Mojokiyah wajib coba. 

#4 Gudeg Manggar

Bagi penyuka cita rasa gurih dan nggak suka sama dengan gudeg Jogja yang kebangetan manisnya, cobalah gudeg manggar. Gudeg manggar biasa ditemukan sebagai salah satu menu saat Lebaran. Namun kini, sudah banyak warung makan yang menyajikan menu gudeg manggar khas Bantul. 

Manggar adalah bunga kelapa. Untuk membuat gudeg manggar yang enak, bunga kelapa yang dipilih adalah bunga kelapa yang masih muda. Rasanya sedap luar biasa. Penyajiannya makin sempurna ditemani nasi hangat, sambal krecek, dan telur gudeg. 

#5 Peyek Mbok Tumpuk

Kudapan berupa peyek sebenarnya mudah ditemukan di mana saja. Nggak hanya di Bantul, di seluruh pulau Jawa pasti kenal dengan rempeyek atau peyek. Namun, peyek Mbok Tumpuk ini istimewa dan ikonik. 

Peyek Mbok Tumpuk terbuat dari adonan tepung kanji, terigu, dan tepung beras dengan kacang yang sangat melimpah. Istimewanya, warna adonan tepung pada peyek Mbok Tumpuk berwarna putih dan tebal, bukan coklat dan tipis seperti peyek pada umumnya. Saking enaknya peyek Mbok Tumpuk, bahkan versi remuknya pun punya penggemar tersendiri, lho. 

#6 Mi Pentil

Mi pentil merupakan sajian kuliner berupa mi yang dibuat dari tepung tapioka. Ia memiliki rasa gurih dan bertesktur kenyal dengan warna yang sangat khas, yaitu putih dan kuning. Mi ini dapat dijumpai pada pagi hari di pasar-pasar tradisional seperti Pasar Imogiri, Pasar Niten, Pasar Bantul, dan lain-lain. 

Mi pentil nikmat dimakan sebagai menu sarapan bersama dengan aneka jajan pasar lain. Biasanya, mi pentil dibungkus dengan daun pisang. Sebagai pelengkap, penjual mi pentil akan menaburkan bawang goreng di atas mi dan memberi sedikit sambal. 

#7 Mi Lethek

Mi lethek merupakan mi berpenampilan coklat keabu-abuan. Warna mi yang berkesan suram dan tidak memberi dampak sparkling joy ini tercipta dari bahan utama mi lethek, yaitu gaplek dan tepung singkong. Mi lethek menjadi terkenal karena dalam proses pembuatanya menggunakan tenaga sapi untuk menarik alat penggiling adonan mi. Mi ini banyak diproduksi di Kecamatan Srandakan. 

Saat ini, mi lethek sudah banyak dijual dalam kemasan siap masak. Jika Jamaah Mojokiyah menginginkannya, bisa cek di lokapasar Shopee, Tokopedia, Lazada, dan lain-lain. Namun, jika berkunjung ke Bantul, lebih baik beli dalam wujud sudah matang saja. Kini, beberapa warung makan bakmi Jawa sudah menyediakan mi lethek sebagai salah satu menu andalan di warungnya. 

#8 Mangut Lele pasar

Bantul dikenal dengan hidangan mangut lele asap. Kebanyakan wisatawan kenal menu ini berkat warung dengan konsep open kitchen milik Mbah Marto di Kelurahan Panggungharjo, Kecamatan Sewon. 

Ada sih, warung penyedia mangut lele lainnya, tapi yang paling legendaris ya warung mangut lele Mbah Marto. 

Padahal, sesungguhnya menu mangut lele asap khas Bantul itu mudah ditemukan di pasar-pasar tradisional. Hampir di semua pasar di Bantul memiliki penjual mangut lele asap dan rasanya pun lezat. Menu mangut lele Bantul agak berbeda jika dibandingkan dengan menu mangut ikan asap khas Pati. Cita rasa pedas, gurih, sedikit manis dan aroma asap dari lele sungguh sempurna untuk dinikmati bersama sepiring nasi hangat. 

#9 Ingkung

Menu yang satu ini sebaiknya tak dilewatkan saat Anda mampir ke Bantul. Saran saya, pilihlah ingkung sebagai menu santap siang karena satu set menu ini sangat mengenyangkan. Ingkung disajikan lengkap dengan nasi gurih, sambal, taburan kacang dan kedelai, serta sambal krecek kering. Jika dirasa masih kurang lengkap, Jamaah Mojokiyah bisa menambahkan sayur oseng daun singkong. 

Dulu, sentra kuliner ingkung berada di Kecamatan Pajangan. Namun, kini Anda dapat lebih mudah menemukan restoran dengan menu utama ingkung ayam. Tak hanya di Pajangan, di Sewon, Banguntapan, Kasihan, dan kecamatan-kecamatan lain pun menu ingkung mudah dicari. 

Nah, demikianlah sembilan menu kuliner Bantul penyempurna wisata Anda di Bantul. Jadi, kapan nih kamu mau dolan ke sini?

Penulis: Butet Rachmawati Sailenta Marpaung
Editor: Audian Laili

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Exit mobile version