8 Rekomendasi Kuliner Bandung yang Patut Dicoba kalau Lagi ke Sana

8 Rekomendasi Kuliner Bandung yang Patut Dicoba kalau Lagi ke Sana terminal mojok.co

Selain aa-aa kasep dan teteh-teteh geulis, Bandung juga dikenal sebagai gudangnya kuliner. Dari mulai kuliner yang harganya bikin kering dompet, sampai kuliner-kuliner legendaris yang punya nilai historis tersendiri. Pada 2016 aja, tercatat terdapat 795 restoran di Bandung. Gimana tahun ini coba? Pasalnya, semakin banyak orang-orang yang buka usaha makanan. Hal ini belum termasuk jumlah PKL yang juga sama-sama menjadi ciri khas kuliner Bandung.

Dari ratusan bahkan ribuan restoran dan PKL di Kota Bandung yang pasti nggak bakal bisa kalian coba satu-satu, saya mencoba merangkum ke dalam 8 rekomendasi kuliner Bandung kalau kalian bertandang ke sana. Berikut rekomendasi dari saya.

#1 Batagor Kingsley

Kalau kebanyakan orang Bandung pasti ngerekomendasi batagor paling enak ke temen non-Bandung tuh batagor H. Ihsan, atau batagor Serayu, menurut saya batagor paling enak di Bandung tuh Batagor Kingsley.

Batagor Kingsley ini punya cita rasa yang unik, apalagi si rasa tahunya tuh konsisten. Maksudnya konsisten, ia nggak tiba-tiba hambar, terus besoknya jadi enak. Soalnya yang kadang saya temuin di tukang batagor lain, si tahunya kadang-kadang enak, kadang-kadang asem.

Tapi, Batagor Kingsley ini, rasa tahunya konsisten. Tahu sangat penting di dalam dunia Batagor. Karena tanpa tahu, batagor hanyalah bakso yang digoreng~

Bagi kamu yang bosen dengan batagor H. Ihsan atau Serayu, Batagor Kingsley patut menjadi pilihan alternatif yang pasti memuaskan lidah kalian.

#2 Steak Cilaki

Selain menawarkan kuliner khas pedagang kaki lima pada umumnya, PKL di Cilaki juga ada yang menjajakan steak. Steak Cilaki ini adalah pilihan utama bagi para mahasiswa atau orang-orang pacaran yang terhegemoni budaya dan film barat, tapi duit nggak mampu bicara banyak.

Meskipun harganya murah, cita rasa dari Steak Cilaki ini bisa dibilang 11-12 sama Suis Butcher, lah. Apalagi rasa sausnya yang bersahabat dengan lidah orang Indonesia, utamanya urang Sunda. Menjadi semakin ciamik ketika ditambah alunan musik dari pengamen jalanan. Sungguh, memberikan kesan cinematik dalam berpacaran. Ulala!

#3 Bebek Ali Borme

Kalau Madura punya Bebek Sinjay, Bandung punya Bebek Ali Borme atau Bebek Borromeus. Bebek ini bukanlah franchise dari rumah sakit Borromeus Bandung, tapi karena letak lapaknya di dekat rumah sakit Borromeus dan buka setiap sore.

Selain melapak di daerah Borromeus dengan tenda khas PKL, Bebek Ali Borme juga berlokasi di daerah Dipatiukur. Lokasinya yang berdekatan dengan berbagai kampus, membuat bebek ini menjadi pilihan mahasiswa. Apalagi, harganya juga ramah dengan dompet.

#4 Tahu Susu Lembang

Kalau kalian mau main ke daerah utara Bandung atau ke Tangkuban Parahu, mampir-mampirlah ke Tahu Susu Lembang. Tempat ini bakalan kalian lewatin kalau mau ke Tangkuban Parahu. Pasalnya, tempat ini ditandai dengan bangunan yang menyerupai pom bensin, tapi diganti nama dengan Tahu Susu Lembang. Selain tempatnya yang menarik, tahunya juga nggak kalah sama tahu Sumedang. Saya nggak bisa berkata-kata lagi, kalian harus nyobain sendiri.

#5 Perkedel Bondon

Dalam bahasa Sunda, Bondon itu memiliki arti Pekerja Seks Komersial (PSK). Bukan, perkedel ini bukan sebuah ejekan pada PSK, bukan pula PSK memiliki pekerjaan sampingan membuat perkedel. Namun, karena awalnya perkedel ini memang dijajakan di malam hari, dan banyak PSK/bondon yang membeli perkedel di situ. Lalu malam demi malam, perkedel di daerah Stasiun Bandung ini berubah nama menjadi Perkedel Bondon.

#6 Cendol Elizabeth

Nama minuman ini bukan karena ratu Elizabeth pernah minum cendol di Bandung. Bukan pula karena konspirasi bahwa cendol adalah berasal dari Inggris. Namun, cendol ini bernama Elizabeth karena pedagang cendolnya dulu suka jualan di depan toko Elizabeth. Jadi, kalau ada yang nanya tentang sejarah cendol Elizabeth, jangan dipelintir lagi, yak!

#7 Roti Gempol

Tempat ini adalah tempat yang sering saya kunjungi karena rumah teman saya di daerah gempol. Roti yang ada di restoran ini sangat cocok untuk menemani sarapan di pagi hari ditambah varian rasanya yang bermacam-macam. Selain menawarkan roti, restoran kecil ini juga menjual yamin bakso yang cocok banget dengan suasana Gempol yang adem ayem di siang hari atau pas hujan. Beuh!

#8 Sate dan Mamang Cuanki di daerah Gedung Sate

Sejak saya SMP, tempat nongkrong saya biasanya berada di daerah gedung sate. Daerah ini merupakan titik poin yang paling adil dan imbang kalau saya ingin bertemu dengan teman-teman saya yang tinggal di berbagai belahan ujung Bandung. Selain lokasinya yang bisa dibilang di tengah Bandung, kawasan di daerah Gedung Sate ini juga dipenuhi berbagai kuliner yang bermacam-macam. Lantaran keterbatasan uang, saya dan teman-teman kadang lebih memilih kuliner pinggir jalan.

Uniknya, kuliner di daerah Gedung Sate ini memiliki dagangan yang mirip dan cita rasanya mirip. Bakso cuanki (akronim dari cuma jualan jalan kaki) dan sate di daerah sini adalah dua macam kuliner yang memiliki cita rasa yang mirip. Siapa pun penjualnya, rasa makanannya sama-sama enak dan sama-sama ngangenin.

Kira-kira itulah 8 rekomendasi kuliner Bandung dari saya. Ketimbang jauh-jauh ke Bandung terus makannya McD lagi, KFC lagi, nggak ada salahnya makan makanan di pinggir jalan. Kalau prinsip saya sih, kalau pergi ke suatu daerah yang baru, usahakan cicipi dulu kuliner khasnya yang nggak ada di daerah kita. Itu kalau prinsip saya, loh, ya.

Sumber Gambar: Unsplash.com

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Exit mobile version