Selama 3,5 tahun menjadi mahasiswa Ilmu Komunikasi, saya punya satu keresahan yang sampai sekarang masih saja menghantui. Entah di media sosial atau di dunia nyata, saya itu cukup sering menemui orang-orang memakai istilah dalam Ilmu Komunikasi, tapi sebenarnya masih salah mengartikannya. Ada yang menganggap istilah A maknanya selalu buruk, ada pula yang menganggap istilah B dan C maknanya sama.
Dan sialnya, fenomena sok tahu semacam itu tak hanya muncul dari pikiran orang-orang biasa atau mahasiswa di luar jurusan Ilmu Komunikasi saja. Teman-teman saya yang satu jurusan pun sangat sering gagal paham dengan istilah-istilah dalam Ilmu Komunikasi. Ya kalau istilahnya agak rumit sih, masih wajar. Lha pasalnya beberapa istilah yang sering disalahartikan ini sangat umum, nggak seharusnya sampai salah mengartikannya.
Meski terkesan sepele, tapi perihal istilah ini saya pikir nggak bisa disepelekan. Acara diskusi atau bahkan percakapan biasa bisa-bisa nggak efektif jika ada satu istilah saja yang kadung disalahartikan. Maka dari itu, mumpung sekarang mahasiswa baru, khususnya jurusan Ilmu Komunikasi, masih baru akan menjalani semester pertamanya, berikut saya paparkan beberapa istilah dalam Ilmu Komunikasi yang masih sering kali disalahartikan.
Daftar Isi
- Retorika yang maknanya selalu terkesan buruk
- Komunikasi verbal: antara nonvokal dan vokal
- Komunikasi periklanan dan pemasaran yang definisinya sering disamakan
- Komunikasi massa yang berbeda tipis dengan komunikasi publik
- Terbaliknya definisi komunikasi intrapersonal dan interpersonal
- Misinformasi dan disinformasi: kembar, tapi tak sama
Retorika yang maknanya selalu terkesan buruk
Biasanya, istilah retorika ini maknanya terkesan buruk. Sangat lekat dengan pembohong, omong kosong, bahkan penghasut. Seolah-olah pengertian retorika adalah cara berbohong dengan berkata-kata; dengan memilih diksi-diksi yang membuat pendengar terbuai lalu tersesat.
Dalam beberapa kasus, pengertian itu memang ada benarnya. Tapi bukan berarti maknanya selalu buruk. Kalau nggak percaya, Anda boleh cari tahu pengertiannya dalam buku karya siapa pun yang membahas retorika. Tapi yang jelas, definisinya pasti nggak jauh-jauh dari ilmu yang berkaitan dengan penggunaan bahasa secara efektif.
Tujuan utama retorika (sebenarnya) juga simpel dan mulia, yaitu untuk menciptakan pesan atau argumen agar lebih mudah dipahami oleh audiens. Sudah, titik. Soal pesan atau argumennya menyesatkan, itu lain soal; tergantung si komunikator atau bahkan kapasitas berpikir komunikan.
Komunikasi verbal: antara nonvokal dan vokal
Dalam Ilmu Komunikasi, ada 2 bentuk penyampaian pesan, yaitu komunikasi verbal dan nonverbal. Untuk kedua istilah ini sebenarnya sudah banyak orang paham bahwa komunikasi verbal adalah komunikasi menggunakan kata-kata, dan komunikasi nonverbal tanpa kata-kata; seperti menggunakan ekspresi wajah atau bahasa tubuh.
Tapi kadang kala orang mulai bingung ketika memahami istilah “komunikasi verbal” dengan hanya merujuk pada KBBI. Sebab di KBBI, penjelasan istilah itu memang kurang lengkap; hanya menjelaskan komunikasi lisan sebagai komunikasi verbal. Sehingga orang pun bingung soal apa sebutan untuk aktivitas komunikasi yang dilakukan hanya dengan menulis kata-kata tanpa suara.
Saya nggak tahu perihal KBBI ini salah siapa. Tapi yang jelas, kalau merujuk pada buku-buku ensiklopedia komunikasi, komunikasi verbal adalah aktivitas berkirim pesan melalui kata-kata, baik itu secara lisan maupun tertulis. Untuk membedakan antara lisan dan tertulis, biasanya ada yang menyebut komunikasi verbal nonvokal (tertulis), dan komunikasi verbal vokal (lisan).
Komunikasi periklanan dan pemasaran yang definisinya sering disamakan
Selain di jurusan ekonomi & bisnis, istilah periklanan dan pemasaran juga ada di jurusan Ilmu Komunikasi. Hanya saja, kalau di jurusan Ilmu Komunikasi, di depannya ada tambahan kata “komunikasi”. Dan kedua istilah inilah salah satu yang sering kali disalahartikan.
Banyak orang bahkan mahasiswa Ilmu Komunikasi sendiri, kadang menyamakan arti komunikasi periklanan dan komunikasi pemasaran. Seolah-olah, definisi kedua istilah itu sama-sama merupakan proses penyampaian pesan dari suatu produk agar dikenal dan dibeli oleh banyak orang.
Padahal, perbedaan dari keduanya sangat kentara. Definisi komunikasi periklanan sesimpel penyampaian pesan kepada khalayak melalui media, yang tujuannya untuk mengenalkan citra suatu produk. Sudah, titik. Kata kuncinya pada “media” dan pengenalan citra produk, bukan penjualan.
Sementara komunikasi pemasaran, itu scope-nya lebih besar, lebih bersifat strategis terhadap suatu penjualan, di dalamnya juga termasuk komunikasi periklanan. Maka kurang lebih komunikasi pemasaran bisa dimengerti sebagai seluruh proses komunikasi kepada konsumen secara langsung maupun tidak, yang tujuannya untuk mempengaruhi keputusan pembelian.
Komunikasi massa yang berbeda tipis dengan komunikasi publik
Saya yakin, di setiap kampus yang ada jurusan Ilmu Komunikasi, pasti ada mata kuliah bernama komunikasi massa. Mata kuliah ini biasanya ada di awal-awal semester, karena termasuk mata kuliah paling dasar dalam Ilmu Komunikasi. Tapi meski paling dasar, sialnya masih banyak teman-teman satu jurusan yang masih gagal paham sama istilah “komunikasi massa”.
Kebanyakan mahasiswa mengira komunikasi massa adalah aktivitas komunikasi atau berbicara kepada banyak orang. Mereka kira aktivitas macam pidato, ceramah, atau orasi, itu semua adalah contoh komunikasi massa. Pengertian itu tentu saja keliru. Kelirunya pun amat sangat tipis. Dan tipisnya kekeliruan itu biasanya karena mahasiswa tak paham bahwa ada istilah komunikasi publik.
Betul, ada beda antara komunikasi massa dan komunikasi publik. Bedanya, komunikasi massa adalah penyampaian pesan kepada banyak orang melalui media massa macam radio, televisi, atau film. Sementara komunikasi publik, itu penyampaian pesan kepada banyak orang tanpa memakai media massa. Kata kuncinya cuma satu: media massa.
Terbaliknya definisi komunikasi intrapersonal dan interpersonal
Terus terang saja, sampai sekarang saya nggak tahu, kenapa masih ada yang nggak paham perbedaan antara komunikasi intrapersonal dan interpersonal. Ini terbukti pada teman-teman mahasiswa satu jurusan ketika nongkrong, tanya-tanya soal skripsian.
Kebanyakan dari mereka, mengira komunikasi intrapersonal adalah ketika bercakap-cakap dengan satu-dua orang atau lebih. Sementara komunikasi interpersonal, malah dikira komunikasi dengan diri sendiri macam introspeksi diri atau kontemplasi. Lalu apa yang benar? Yang benar ya pengertiannya dibalik. Ghibah adalah komunikasi interpersonal, dan merenung akibat pinjol adalah komunikasi intrapersonal.
Kalau ditanya apa bedanya komunikasi interpersonal dengan komunikasi publik? Bedanya kalau komunikasi interpersonal selalu dengan orang yang dikenal. Sedangkan komunikasi publik tidak selalu dengan orang yang dikenal.
Misinformasi dan disinformasi: kembar, tapi tak sama
Lalu istilah yang terakhir, biasanya muncul ketika ada orang yang tertipu atas suatu informasi. Orang itu kadang disebut telah menerima misinformasi, ada juga yang bilang dia mendapat disinformasi. Lantas apakah keduanya beda?
Tentu saja. Keduanya kembar, tapi tak sama. Misinformasi itu adalah informasi keliru/bohong/tidak akurat yang disebarkan secara tidak sengaja. Sementara disinformasi adalah informasi serupa tapi disebarkan secara sengaja. Apa tujuan disinformasi?
Nggak tahu, tanya aja sama Pak Jokowi, mungkin beliau paham. Yang pasti, jangan serampangan mengecap orang terkena misinformasi atau disinformasi. Dan semoga saja penjelasan beberapa istilah umum di atas bisa membantu, terutama untuk kalian mahasiswa baru Ilmu Komunikasi. Sebab sangat fatal jika kalian mengambil jurusan Ilmu Komunikasi, tapi gagal paham sama setidaknya 6 istilah umum tadi.
Penulis: Achmad Fauzan Syaikhoni
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA 4 Salah Kaprah tentang Jurusan Ilmu Komunikasi yang Telanjur Dipercaya