Sebagai manusia normal, sejak lahir hingga meninggoy, kita pasti membutuhkan dan “merepotkan” orang lain. Nggak mungkin kita bisa hidup sendiri. Pasti kita membutuhkan orang lain untuk berkomunikasi, berinteraksi, bersosialisasi satu sama lain. Hal ini membuktikan manusia memang homo socius atau makhluk sosial.
Salah satu medium untuk bersosialisasi adalah masuk atau bergabung dalam sebuah komunitas yang terbentuk karena kesamaan kebutuhan atau hobi terhadap barang atau kegiatan yang sama. Tak heran, komunitas-komunitas bermunculan seperti jamur di musim hujan. Mulai dari komunitas batu akik, burung perkutut, gowes sepeda, mobil, dan lain-lain.
Sungguh membahagiakan jika menemukan anggota yang loyal dan gercep membantu member lainnya. Tak hanya waktu yang mereka alokasikan, tenaga dan dana pun tak sayang mereka korbankan demi keutuhan komunitas. Sepertinya niat mereka jadi member memang ingin dapat sahabat, bahkan saudara baru. Tak heran di luar kegiatan komunitas, saya dan model member seperti itu suka bertemu dalam forum arisan atau pengajian.
Namun, meski disatukan hobi yang sama, nggak mungkin kalau setiap member memiliki sifat dan karakter yang sama. Rambut boleh sama hitam, pikiran bisa beda. Begitu pula dalam sebuah komunitas mobil di mana saya “pernah” menjadi bagian di dalamnya. Di dalam komunitas tersebut, ada juga tipe member komunitas yang nyebelin.
#1 Member stiker
Member stiker saya letakkan di urutan pertama tipe member yang nyebelin. Biasanya setelah mendapatkan atribut komunitas berupa nomor member, kaos, dan penempelan stiker mobil secara seremonial oleh pengurus komunitas, si member baru ini biasanya pasif—baik di grup WhatsApp maupun pertemuan rutin komunitas. Makanya, ia diberi gelar member stiker.
Saat ada stiker baru, yang bersangkutan baru muncul, yakni saat ada stiker nasional. Tapi, masa cuma butuh stiker masuk komunitas, Ngab? Memang, sih, iuran anggota menjadi salah satu unsur berdenyutnya roda komunitas, tapi interaksi member di komunitas adalah bukti komunitas ada dan bergerak, nggak hanya berdenyut.
#2 Member tukang BC isu politik
Isu politik memang selalu seksi dan menarik untuk diperbincangkan. Tapi, hambok nggak usah di-broadcast (BC) ulang ke grup WhatsApp komunitas mobil. Sudah banyak grup sejenis lainnya yang dimiliki member. Kita tahu isu politik ini rentan jadi biang ribut tak berkesudahan. Masing-masing member komunitas berangkat dari latar belakang politik yang berbeda. Nah, masuk member komunitas mobil untuk berbagi hal positif tentang mobil dan pernak-perniknya sekaligus mendapatkan sahabat baru, bahkan keluarga baru. Lah, ini ketemu lagi dengan BC politik di grup komunitas mobil. Bikin muntab! Please, stop it, Bro!
#3 Member berjiwa pedagang
Selanjutnya, ada pula member yang setelah masuk grup WhatsApp langsung membagi promo dagangannya. Yang dipromosiin banyak, mulai dari makanan hingga baju. Lama-lama isi grup WhatsApp penuh dengan gambar dagangan. Monmaap, ini grup member komunitas mobil atau grup komunitas pedagang Tenabang?
Sebenarnya kita juga maklum namanya usaha, tapi hambok jangan keseringan. Saran saya, sih, sebaiknya cukup kasih linktr.ee produk dagangan saja, nggak perlu semua foto dagangan dipromosikan dan dishare di grup. Menuh-menuhi memori HP. Hadeeeh.
Kecuali aksesori mobil dan kebutuhan mobil memang menjadi salah satu tujuan bergabung dalam member komunitas mobil. Walaupun kadang-kadang kebanyakan aksesori mobil bikin “racun”. Ya, “racun” penggoda belanja, wqwqwq. Kudu nego ke pasangan kalau nggak punya “uang lelaki” alias pegangan/alokasi sendiri.
#4 Member spesialis event
Tipe keempat dinamai member spesialis event. Ciri member ini adalah muncul hanya pas event-event besar komunitas. Padahal, kan, komunikasi adalah core of the core sebuah relasi dalam komunitas. Nah, salah satu medium komunikasinya adalah grup WhatsApp. Artinya harus seimbang antara komunikasi dan eksistensi nyata di tiap event komunitas. Tanpa komunikasi, komunitas bagaikan tubuh yang penuh kolesterol dalam darah. Macet dan nggak sehat.
#5 Member oportunis
Terakhir adalah member tipe opportunis. Tipe satu ini biasanya hanya muncul di grup WhatsApp dan pertemuan rutin saat ada voucher diskonan cuci atau servis mobil dari bengkel mitra komunitas. Atau ada pula member yang suka (maaf) pinjam duit dalam jumlah nggak sedikit. Saya pikir, member jenis ini bakal ditemukan nggak hanya komunitas mobil. Tipe begini biasanya menyebalkan apalagi kalau nggak menepati janjinya, atau pas ditagih malah jadi nyebelin.
Demikianlah 5 tipe member komunitas mobil yang pernah saya jumpai, Mylov. Tapi, member-member ini jangan bikin kalian takut gabung jadi member komunitas juga, ya. Banyak juga, kok, manfaat lainnya dengan menjadi member komunitas mobil, misalnya saat mobil kita tengah mengalami masalah mesin atau mogok di tengah jalan, pertolongan biasanya datang dari komunitas mobil sejenis di daerah di mana kita mengalami musibah. Salam 1 aspal!
BACA JUGA Toyota Corolla DX, Mobil Tua Idaman Generasi Muda dan tulisan Suzan Lesmana lainnya.