5 Tempat di Jogja yang Sebaiknya Tidak Dikunjungi

5 Tempat di Jogja yang Sebaiknya Tidak Dikunjungi terminal mojok.co

Berbicara soal Jogja, tentu banyak hal menarik selain pembahasan tentang angkringan, romantisme, dan pendidikan. Kota yang sangat kental dengan masyarakatnya yang narimo ing pandum ini juga menyajikan beberapa tempat wisata yang sangat menarik. Seperti misalnya Bukit Paralayang yang nggak jauh dari Pantai Parangtritis hingga Wisata Bukit Klangon yang dapat melihat secara langsung Gunung Merapi dari jarak dekat.

Di samping itu, sebenarnya ada beberapa tempat yang cukup menarik. Namun, saya sarankan sebaiknya pikir-pikir dulu sebelum mengunjunginya. Berikut 5 tempat di Jogja yang saya sarankan sebaiknya tidak dikunjungi karena mitos-mitosnya.

#1 Rumah Pocong Sumi

Terletak di kawasan Kotagede, tempat ini hanya untuk orang-orang yang memang bernyali besar dan dapat menjaga sikap dan perkataan. Banyak kasus kesurupan yang sering terjadi di tempat ini. Saya sarankan untuk orang yang masih tidak bisa menjaga perkataan dan menjaga sopan santun agar tidak mengunjungi tempat ini. Saya mempunyai teman akrab yang rumahnya terletak di belakang tempat ini. Ia sangat sering menceritakan kepada saya tentang apa saja kejadian yang sering ia alami. Apa saja kejadian anehya? Silakan Anda cari tahu sendiri.

#2 Alun-alun Utara Yogyakarta

Untuk siapa saja, entah wisatawan lokal maupun turis, saya menyarankan agar tidak mengunjungi tempat ini. Pasalnya, Alun-alun Utara sudah tidak seperti dulu lagi. Saat ini, Alun-alun Utara sudah dipasangi pagar pembatas supaya tidak ada orang yang dapat menikmati luas dan suasana spiritual di tengah alun-alun yang ada pohon beringinnya tersebut. Selain itu, di atas jam sepuluh malam kita juga sudah mulai diusir oleh bapak-bapak satpol PP, dengan alasan PSBB tentunya. Saya lebih menyarankan untuk nongkrong di luar area pagar alun-alun. Pasalnya, di sana banyak bermacam angkringan dan kafe.

#3 Candi Prambanan

Tempat wisata yang satu ini sebenarnya masih aman-aman saja untuk dikunjungi bersama keluarga. Akan tetapi, hati-hati bagi para pasangan yang masih menjalani hubungan dengan status berpacaran. Konon menurut warga sekitar, bagi para kaum pacaran yang nekat mengajak pasangannya ke tempat ini, hubungannya akan berakhir sampai di tengah jalan. Iya, mereka nggak sampai menikah. Seperti saya yang mengalaminya. Namun, ya begitu, ini cuma mitos. Anda nggak percaya, juga nggak apa-apa.

#4 Candi Ratu Boko

Mitos yang ada di tempat ini hampir sama dengan apa yang ada di Candi Prambanan, yaitu tentang masalah asmara yang kandas. Selain itu, ada juga mitos bahwa perempuan yang masih sendiri alias jomblo, agar tidak mengunjungi tempat ini sendirian. Pasalnya, hal tersebut akan membuat si perempuan yang datang sendirian ke tempat tersebut akan mendapat kesialan berupa telat menikah. Mungkin, ini terdengar tidak masuk akal. Ya, namanya juga mitos. Siapa tahu, malah kalau datang sendiri ke tempat ini malah dapat jodoh.

#5 Wisata Jogja Rasa Ubud

Nggak. Lebih baik jangan mengunjungi tempat ini. Berdasarkan tulisan dari Mas Prabu Yudianto tentang Jogja Rasa Ubud, ini ada benarnya juga. Dan saya rasa, hal ini akan mengurangi kepuasan wisatawan dalam merasakan jati diri Yogyakarta. Jogja ya Jogja, Ubud ya Ubud. Biarkan kita menunjukkan jati diri kita masing-masing. Kalau ingin ramai seperti Ubud, ya lebih baik yang dicontoh adalah cara pengelolaan dari tempat tersebut. Bukan malah menjadikan Jogja sebagai tempat yang mempunyai rasa tempat lain. Ini Jogja, lho. Harusnya wisatawan diarahkan untuk lebih mengenal apa yang menjadi ciri khas Jogja. Klitih, gudeg, atau angkringan, misalnya.

Itulah 5 tempat yang sebaiknya tidak dikunjungi, meskipun kalau pengin dikunjungi juga nggak apa-apa. Siapa saya yang berani-beraninya ngelarang Anda? Btw, tempat-tempat di atas juga punya tempat yang cukup luas, jadi di masa pandemi seperti ini bakal lebih aman untuk didatengin.

Lantas, di antara kelima tempat tersebut, mana yang justru bikin Anda penasaran untuk didatangi?

Sumber Gambar: Unsplash

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Exit mobile version