5 Rekomendasi Stand Up Comedy Special di Netflix yang Bikin Harimu Nggak Garing!

Tidak bisa dimungkiri jika kesenian stand up comedy telah banyak dikenal oleh banyak orang. Namun, terkadang referensi mereka sebatas stand up yang disuguhkan oleh komika lokal Indonesia. Padahal kesenian ini sendiri lebih dulu populer di luar negeri sebelum masuk ke Indonesia. Maka dari itu, dalam artikel ini saya akan memberikan rekomendasi beberapa pertunjukan stand up comedy special oleh komika luar, yang bisa kita nikmati di Netflix.

Sebagai catatan, rekomendasi ini murni berdasarkan opini pribadi saya, berdasarkan dari kacamata seorang penikmat kesenian ini.

#1 Judah Friedlander: America is the Greatest Country in the United States

Mungkin ketika kita menonton special yang satu ini, akan terasa sangat biasa. Dengan tampilan yang hitam putih dan hanya dibuat di sebuah comedy club, membuat kita akan berpikir, “Nih orang niat nggak sih bikin special?” Apalagi special ini tidak dilakukan secara utuh, melainkan kumpulan dari beberapa show yang digabungkan menjadi satu. Namun, hal tersebut justru membuat saya sangat menyukainya karena dalam show ini ekspektasi awal saya terlampaui.

Dalam special ini, berisi mengenai bagaimana menjadi orang Amerika, serta kelebihan negara ini dibanding negara lain. Hal yang menarik dari special ini adalah konsep show yang jarang saya lihat. Di sini, Judah akan melempar premis kepada penonton, lalu penonton yang menentukan objek apa yang akan dibahas, baru nantinya punchline tercipta langsung di panggung. Hal ini akan terasa menyenangkan karena membuat kita seperti menonton langsung dan terlibat dalam show tersebut. Pasalnya, interaksi terhadap penonton terjadi dengan sangat intens.

#2 Bill Burr: Paper Tiger

Mungkin nama Bill Burr tidak sementereng Dave Chappelle, Kevin Hart, atau komedian terkenal lainnya. Namun, salah satu stand-up special-nya berjudul Paper Tiger, adalah special yang membuat saya terkesan dengan komika ini. Ia membahas mengenai isu yang sedikit sensitif seperti feminisme, konspirasi, dan, male sexual harassment, tapi dibalut dengan gaya komedy sarkastik dan tajam. Ini membuatnya cocok untuk kalian yang suka genre komedi satir.

Salah satu joke brilian dari special ini yaitu joke tentang Stephen Hawking. Di mana Bill Burr mengatakan jika dia senang orang tercerdas di dunia itu meninggal. Sebab selama hidupnya nggak ada ucapannya yang positif. Ketika Stephen ditanya mengenai apa yang akan terjadi di masa depan, Stephen Hawking menjawab, “Pada 2035 tidak akan ada lagi apel”. Lalu apa solusinya. Stephen menjawab, ” Itu sudah terlambat, seharusnya kita melakukannya 40 tahun lalu”. Dengan gaya Bill Burr yang ngomel-ngomel, joke ini sangat kocak bagi saya.

#3 Chris Rock: Tamborine

Untuk special Chris Rock yang satu ini, mungkin banyak orang yang menilai tidak sebaik special dia yang sebelumnya. Di sini, Chris Rock tidak membicarakan terlalu banyak mengenai ciri khasnya yang membicarakan soal isu kulit hitam dan politik Amerika. Justru dalam special ini Chris Rock menunjukkan sisi lain dari dirinya yang lebih personal, seperti membahas soal keluarga, relationship, dan menjadi ayah. Bagi saya hal ini malah membuat pertunjukan ini terasa sangat spesial.

Salah satu bit yang paling ngena dari special ini yaitu tentang anaknya Chris Rock, yang ia didik untuk tidak merasa istimewa dan harus kuat menghadapi setiap bully yang akan ia terima. Pasalnya, bagi Chris Rock sendiri, bagaimanapun bully itu dibutuhkan. Ia menganalogikannya dengan pembentukan berlian. Berlian tercipta karena tekanan bukan pelukan. Chris juga bilang, mungkin Facebook tercipta ketika ada seseorang, “Smack in the face with a book,” di wajah Mark Zuckerberg.

#4 Anthony Jeselnik: Fire in The Maternity Ward

Untuk komedian yang satu ini, mungkin akan cocok untuk orang-orang penggemar genre dark comedy terkhusus pengikut dari Coki Pardede. Namun, apabila Anda adalah orang yang mudah tersinggung, saya tidak menyarankan kalian untuk menontonnya. Dalam special yang berjudul Fire in The Maternity Ward ini, bisa dikatakan seluruh joke yang disajikan oleh Jeselnik adalah joke yang offensive. Walaupun offensive, tapi saya sebagai penikmat komedi masih bisa menerimanya.

Dalam special ini, Jeselnik membicarakan isu-isu yang sangat sensitive, seperti aborsi, suicide, agama, dan banyak isu yang jika dilempar di masyarakat masih dinilai tabu. Dibawakan dengan gaya tenang dan lebih banyak menggunakan teknik one liner. Menonton show ini saya rasa akan membawakan sensasi dan warna yang berbeda dalam menonton komedi.

#5 Jim Jefferies: Intolerant

Dalam special ini, Jim Jefferies menceritakan keresahannya karena menderita lactose intolerant, yang membuat dirinya mudah buang air besar ketika mengonsumsi lactose berlebih. Selain itu, Jim juga menceritakan mengenai relationship dengan pacarnya yang seorang milenial, dan keresahannya mengenai hal itu. Hal tersebut membuat special ini cukup relate dengan kita para milenial. Dibawakan dengan gaya story telling, membuat kita lebih mudah memahami setiap joke yang ia lontarkan.

Sebenarnya masih banyak lagi komedian lain yang special-nya harus ditonton. Seperti special dari nama-nama besar macam Dave Chappelle, Ricky Gervais, Louis CK, Kevin Hart, Jerry Seinfield yang dalam artikel ini tidak saya sebutkan. Pasalnya, tujuan dari artikel ini adalah untuk menambah referensi stand up comedy special yang bisa membuat harimu nggak garing lagi.

BACA JUGA Jadi Seorang Komika Indonesia Itu Nggak Mudah, Berikut Tantangannya! dan tulisan Kuncoro Purnama Aji lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.
Exit mobile version