5 Motor Matic yang Meresahkan di Jalanan dan Sering Dihujat, Awas Panas!

Yamaha Aerox, Motor yang Aneh, Mahal, dan Suspensi kayak Batu (Unsplash) motor matic

Yamaha Aerox, Motor yang Aneh, Mahal, dan Suspensi kayak Batu (Unsplash)

Dulu, kalau orang ditanya motor apa yang paling meresahkan, jawabnya biasanya berkutat pada RX King atau Satria FU. Wajar, dua motor ini memang kerap jadi simbol maskulinitas konyol yang diperagakan dengan cara berkendara yang sruntal-sruntul di jalanan. Tapi, jika pertanyaan yang sama diulang pada masa kini, jawabannya pasti motor matic.

Kenapa bisa begitu, ya sebenarnya masuk akal sih. Motor matic kini merajai jalanan. Pengguna FU dan RX King bisa jadi beralih ke motor jenis ini untuk kegiatan harian. Nahasnya adalah, mereka juga membawa cara berkendara ini meski sudah beralih kendaraan.

Makanya, pertanyaan baru muncul gara-gara hal tersebut: motor matic mana yang paling menyebalkan di jalanan? Dan tanpa berlama-lama, akan saya jawab pertanyaan tersebut.

Motor matic paling meresahkan pertama, Yamaha Aerox

Motor matic dengan konsep sporty yang sedap dipandang mata ini sering kali menjadi bahan hujatan orang-orang. Letak hujatannya terletak pada sistem pengeremannya. Ya, motor matic 155 cc berpendingin cairan ini masih menggunakan jenis rem tromol pada rem belakangnya. Sejak generasi Aerox paling awal hingga sekarang ini, Yamaha masih mempertahankan rem tromolnya.

Hal ini bertentangan terhadap konsep sporty yang dibawa oleh Aerox. “Kalau konsepnya sporty, ya harusnya pake rem cakram dong,” Begitulah kira-kira hujatan yang diterima oleh matic ini. Namun, berdasarkan pengalaman pribadi, meskipun rem belakangnya masih tromol, kekuatan pengeremannya masih mumpuni dan pakem kok, apalagi Aerox versi tertinggi yang mempergunakan rem ABS.

Tidak sampai di situ, Aerox juga dihujat karena kelakuan oknum pemakai-nya yang suka membawa motor ini secara ugal-ugalan dan menggunakan knalpot brong yang memekakkan telinga. Tipikal pengendara Aerox seperti ini seringkali saya temukan di jalan dan bagi saya cukup meresahkan karena cara membawa motor dengan ugal-ugalan dapat menyebabkan kecelakaan.

Lalu, mengenai knalpot brong, sudah dapat dipastikan bahwa pengendara lain tidak akan suka dengan suaranya. Mungkin oknum ini akan menganggap dirinya keren dengan suara knalpot seperti itu. Tetapi nyatanya malah jadi bahan hujatan dan berakhir mendapat surat cinta dari polantas.

Honda Vario

Tidak salah dengar, motor matic andalan pabrikan sayap ini pun turut menjadi bahan hujatan dari para warganet. Ada beberapa poin yang menjadikan Vario seringkali mendapat hujatan, salah satunya ialah terkait pengereman. Sejak Vario generasi kedua (Vario Techno 110), sistem pengeremannya telah disematkan teknologi yang disebut dengan Combi Brake System (CBS). Sistem rem CBS ini berfungsi saat kita menekan tuas rem belakang, maka rem depan juga akan berfungsi, tetapi porsi rem belakang dalam pengereman lebih besar.

Namun, nyatanya banyak orang yang mengeluhkan sistem rem CBS ini. Misalnya pada saat hujan, rem CBS kurang bisa berfungsi secara optimal. Selain itu, ada pengendara yang mengeluhkan bahwa dengan rem CBS ini ban depannya malah mengunci sehingga ia hampir jatuh. Dan, yang paling parahnya lagi ketika turunan curam dan panjang, rem dengan sistem CBS ini seringkali blong sehingga tidak jarang terjadi kecelakaan. Menurut saya sih, masalah ini ngeri-ngeri sedap ya, soalnya rem ini berkaitan dengan keselamatan kita. Solusi yang bisa dilakukan adalah menonaktifkan fitur CBS atau upgrade sistem pengereman.

Selain sistem pengeremannya, hujatan lain yang ditujukan kepada Vario ialah bagian penggerak CVT-nya yang seringkali berbunyi gredek, baik itu motornya sudah lama atau masih baru. Suara gredek dari CVT-nya ini akan hilang setelah diservis, tetapi nggak lama bakalan muncul lagi. Meskipun gredek ini bisa dihilangkan total dengan cara upgrade komponen CVT, tetapi stigma gredek pada Vario ini telah mengakar kuat.

Berikutnya, hujatan terakhir yang ditujukan kepada Vario (terutama produksi atau keluaran terbaru) ialah posisi spakbor belakangnya yang nggak pernah simetris dengan ban belakang. Alhasil, orang-orang jadi mempertanyakan bagaimana QC (Quality Control) dari pabriknya.

Honda Scoopy

Dan, akhirnya motor saya sendiri alias Scoopy juga termasuk dalam daftar motor yang sering kena hujat. Sudah pernah saya tuliskan sebelumnya di tulisan-tulisan saya yang lalu, bahwa motor matic dengan desain retro-klasik bermesin 110 cc ini memiliki lampu yang sangat terang sehingga akan memudahkan pengendaranya dalam berkendara di malam hari.

Namun, akibat lampu LED yang besar dan terang inilah yang menyebabkan Scoopy dihujat karena seringkali menyilaukan mata pengendara lain yang berpapasan dengannya. Apalagi kalau lampu jauhnya dinyalakan, makin silau dah, seakan-akan kayak kena flashbang!

Hujatannya tidak sampai situ saja. Bodinya yang seperti cangkang keong dengan mesin 110 cc sering kali dijuluki sebagai motor yang tidak bertenaga, lemot, atau pelan. Ya, saya selaku penggunanya tidak ambil pusing dengan hujatan “keong lemot” ini karena Scoopy sendiri memang tidak dirancang buat kebut-kebutan. Ia dirancang untuk jalanan perkotaan yang macet. Kalau mau dibuat kencang, tinggal otak-atik saja dapur pacunya.

Yamaha Mio M3

Ada dua poin mengapa motor matic 125 cc dari Yamaha ini sering mendapat hujatan. Pertama, desain velg-nya yang tidak pernah berubah sejak Mio generasi pertama (2003). Entah Yamaha-nya yang malas buat desain baru atau tidak, tetapi istilah “Velg Majapahit” dikenakan kepada matic yang satu ini.

Kedua, mesinnya yang terkenal dengan sebutan “Vampir Oli” karena seringkali menguras oli mesin dalam waktu yang cepat. Dinding diasil pada mesinnya itulah penyebabnya. Selain vampir oli, suara mesin dari Mio M3 ini terdengar sangat kasar sehingga mendapat julukan “Mesin Jahit”. Parah sih!

Motor matic meresahkan sekaligus paling konyol, Suzuki Avenis 125

Terakhir, yaitu Suzuki Avenis 125. Desainnya yang aneh banget ini jelas jadi hujatan utamanya. Kalau dilihat dari depan, kayak wajah keledai. Asli, memang seaneh itu. Tetapi, di balik keanehan desainnya, mesin 125 cc-nya terkenal halus dan nyaman untuk dikendarai. Namun, kembali lagi, orang Indonesia cenderung melihat desain ketimbang mesin sehingga Avenis menjadi kurang populer. Ditambah lagi, harganya juga cukup mahal untuk motor yang hanya bermesin 125cc, yaitu sekitar 30 juta rupiah.

Demikianlah penjelasan tentang motor matic yang sering kena hujat. Tidak perlu menanggapi dengan serius tentang hujatan-hujatan ini. Sebagai pengguna dari motor yang dihujat, saya sih santai saja. Nggak perlu ambil pusing. Yang penting motornya sehat dan enak buat dipakai sehari-hari. Setuju?

Penulis: Muhammad Arifuddin Tanjung
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Apa Motor yang Paling Tidak Nyaman di Dunia dan Kenapa Jawabannya Honda ADV 160?

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version