Sebelum membahas hal ini sampai selesai, baiknya saya sampaikan bahwa tidak ada maksud untuk menjatuhkan merek tertentu atas tujuan tertentu. Saya juga tidak di-endorse air kemasan merek lain dalam hal ini. Semuanya murni opini saya secara subyektif.
Di Indonesia, kita mengenal ada banyak sekali varian Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) yang juga melabeli diri mereka sebagai air mineral. Padahal spesifikasinya agak sedikit berbeda. Air mineral adalah air yang memiliki kandungan mineral lebih tinggi dibanding air lain. Contohnya seperti minuman elektrolit untuk atlet yang mengandung air mineral lebih tinggi dibanding air lainnya. Nah, tidak semua AMDK yang ada di Indonesia itu bermineral tinggi.
Namun, tidak bisa dimungkiri bahwa banyak sekali masyarakat yang menggeneralisasi semua air kemasan menjadi air mineral. Ya, walau sebenarnya pemikiran seperti ini harus diluruskan, tapi ya sudahlah, ya.
Apakah air mineral memiliki rasa?
Rasa pada air mineral umumnya dipengaruhi dari mana air tersebut diambil, dengan kata lain, dari sumber airnya. Rasa ini bisa dibilang berkaitan dengan mineral yang larut dalam air. Karena itulah biasanya ada istilah “ppm” yang tercantum di botol air mineral. Ppm adalah “Parts per Millions” yang maksudnya adalah seberapa banyak mineral tertentu terkandung dalam volume air tertentu.
Mineral-mineral yang terdapat dalam air inilah yang memengaruhi persepsi rasa yang biasa kita kecap saat meminum air mineral kemasan. Yang harus diingat adalah tidak semua mineral yang ada dalam air bisa terdeteksi rasanya oleh indera pengecap manusia.
Air mineral diyakini mengaktivasi persepsi rasa asam manusia. Bagi manusia, saat mencecap rasa asam maka bagian otak yang teraktivasi adalah amygdala. Area ini terlibat dalam pemrosesan emosi dan memori kerja.
Jadi, sebenarnya rasa dan sensasi dalam mulut yang kita rasakan saat meminum air tersebut bisa saja benar-benar subyektif. Air yang saya rasa pahit, belum tentu pahit juga bagi kalian. Begitupun sebaliknya. Air yang terasa asam di mulut kalian, bisa saja menjadi tawar bagi saya.
Dari beberapa jenis air minum dalam kemasan yang sudah pernah saya coba, saya menyimpulkan ada merek-merek tertentu yang rasanya kurang pas di lidah. Ya, lidah saya tentunya. Bukan lidah kalian. Bukannya tidak enak, hanya sensasi yang muncul setelah meminumnya itu yang kadang terasa agak aneh. Maka dari itu, bila memang masih ada pilihan air jenis dan merek lain, mungkin saya tidak akan memilih merek-merek yang saya sebutkan di bawah ini. Kalau sudah kepepet, itu lain cerita.
#1 Cleo
Sejak pertama muncul dengan kemasan botolnya yang anti-mainstream itu, bagi saya Cleo memiliki rasa yang unik, kalau tidak bisa disebut aneh. Rasanya seperti meminum air rebusan logam. Walau memang rasa logam ini cukup tipis, tapi tetap terasa asing di lidah saya. Kesan yang timbul adalah air ini pahit. Dan bukan hanya sekadar pahit, pahitnya bisa sampai kayak bikin leher sakit gitu lho. Duh, maaf maaf ngomong nih ya, Cleo. Tapi ini saya mencoba jujur.
#2 Club
Banyak yang bilang bahwa merek Club ini rasanya menyegarkan, fresh, enak di mulut. Tapi, tidak demikian bagi saya. Setiap habis minum air ini, rasanya seperti ada yang menyangkut di tenggorokan. Seperti mau sendawa, tapi tidak bisa. Kan kesel, ya. Bukannya bikin tenggorokan plong, malah langsung berasa pengin digebuk punggungnya kenceng-kenceng supaya yang nyangkut itu bisa buruan turun. Nggak jauh beda kayak ada tulang ayam yang nyantol.
#3 Aqua
Ini, nih, merek legendaris sejuta umat. Tunggu dulu, tidak semua air kemasan bermerek Aqua saya tolak. Saya hanya tidak bisa menerima rasa Aqua yang ada di area rumah saya, alias Jawa Timur. Saat saya tinggal di Jakarta dan Bogor, saya fine-fine saja tuh dengan rasa air ini di sana. Saya sempat membaca tulisan yang ada di botolnya, dan ternyata memang benar bahwa sumber air berpengaruh besar pada rasanya. Aqua di Jawa Timur mayoritas mengambil airnya dari wilayah Pasuruan. Sedangkan kalau tidak salah ingat, sumber air Aqua untuk wilayah Jakarta dan Jawa Barat itu ada di wilayah Subang.
Bagi saya, air dari Subang ini terasa jauh lebih ringan dan segar sekali saat diminum. Bahkan bila kondisinya tidak dingin sekalipun. Sementara, yang ada di sini, airnya terasa aneh, ada rasa asam yang bila kita minum saat sedang tidak enak badan, maka akan membuat mual.
#4 Crystalline
Pahit. Mungkin ini yang bisa saya simpulkan saat meminum air merek Crystalline. Desain botol dan warnanya, sih, cakep. Tapi, dari segi rasa sangat-sangat kurang bagi saya. Saat diminum tuh rasanya pengin segera minum air lain yang memiliki rasa lebih kuat seperti teh manis atau kopi, untuk menghilangkan rasa pahit tersebut. Dan yang lebih bikin kesal, sensasi rasa pahit ini seperti menempel di lidah dan gusi. Ya Allah….
#5 Cheers
Rasa air dengan merek Cheers ini bagi saya mirip dengan air isi ulang yang tidak ada mereknya itu, lho. Ada sensasi manisnya walau tipiiisss banget, tapi bukan manis yang akhirnya menjadi enak. Justru terasa agak asing dan terasa tidak menyegarkan sama sekali. Seperti ada campuran, entah apa.
Itu tadi 5 merek air kemasan yang bagi saya rasanya cukup aneh atau kurang pas di lidah. Kalian boleh protes, boleh tidak terima. Saya cuma mencoba jujur memberikan ulasan tanpa ada campur tangan dari pihak tertentu.
Eh, penasaran nggak, menurut saya air mineral di Indonesia yang rasanya top of the best apaan? Tak lain dan tak bukan, ya tentu saja Nestle Purelife. Menyegarkan, jernih, netral, ringan, tidak ada sensasi macam-macam di lidah, mulut, dan tenggorokan. Aman tentram terkendali.