5 Istilah Gim yang Sering Digunakan tapi Jarang Diketahui Artinya

5 Istilah Gim yang Sering Digunakan tapi Jarang Diketahui Artinya

5 Istilah Gim yang Sering Digunakan tapi Jarang Diketahui Artinya (pixabay.com)

Dengan semakin banyaknya judul video gim yang ada di pasaran saat ini, kita cenderung tidak berhenti hanya pada satu judul saja. Kecenderungan seperti ini tidak hanya terjadi pada satu dua individu saja. Hampir semua gamer dewasa ini, pasti memiliki satu judul gim alternatif yang dimainkan. Maka dari itu, tidak heran apabila komunitas satu dengan yang lain seringkali berbagi pengetahuan serupa, misalnya daftar istilah gim.

Istilah “GG” misalnya, merupakan singkatan dari “Good Game” yang biasanya digunakan untuk mengungkapkan respek atau mengakui keunggulan lawan di akhir pertandingan. Di game DOTA 2, istilah ini bahkan menjadi mekanik yang cukup unik, karena mengetik “GG” di kolom percakapan turnamen akan otomatis mengakhiri pertandingan untuk kemenangan lawan. Tidak hanya DOTA 2, komunitas gim-gim lain, seperti League of Legends dan Counter Strike: Global Offensive, juga sering menggunakan istilah ini.

Selain “GG”, ada juga istilah “GLHF” yang merupakan singkatan dari “Good Luck Have Fun”. Berbanding terbalik dengan “GG” yang digunakan di akhir pertandingan, “GLHF” biasanya digunakan pemain untuk memberi semacam “Assalamu’alaikum” di awal pertandingan. Meski masih cukup populer digunakan oleh pro player, di ranah komunitas akar rumput, penggunaannya sangat jarang ditemui. Saya sendiri pernah iseng-iseng mengetik “GLHF” di Mobile Legends dan mendapatkan “bacot” sebagai balasannya lengkap dengan huruf kapital.

Selain “GG” dan “GLHF”, masih banyak istilah gim lain yang sering digunakan oleh banyak orang. Berikut ini merupakan daftar istilah video gim yang sering digunakan tapi jarang diketahui artinya.

#1 Smurf

Istilah “smurf” merujuk pada seseorang yang menggunakan akun kedua yang rank-nya masih rendah. Banyak alasan mengapa orang melakukan “smurfing”, misalnya bermain dengan teman yang memiliki rank rendah atau bermain dengan pacar.

Bagaimana hal itu bisa disebut “smurf”, yang notabene identik makhluk komikal kecil dan lucu berwarna biru? Untuk perkara tersebut kita dapat berterima kasih kepada dua Abang Jago: Geoff “Schlongor” Frazier, dan teman kosnya, Greg “Warp” Boyko.

Singkat cerita, dengan masifnya gim Warcraft di akhir tahun 90-an, Schlongor dan Warp masyhur di kalangan komunitas karena jago bermain gim tersebut. Hal ini justru menjadi bumerang. Sebab saking jagonya, pemain-pemain lain justru enggan bermain melawan mereka berdua. Kesal karena tidak kunjung mendapatkan lawan bermain, mereka akhirnya membuat akun baru sebagai penyamaran dengan nama “papasmurf” dan “smurfette”. Dari situlah istilah “smurfing” muncul.

#2 Git Gud

“Bagaimana cara biar jago?”

“Simpel. Git gud.”

Meski terdengar mengesalkan, istilah gim “git gud” punya sejarah panjang dengan franchise Dark Souls yang terkenal dengan tingkat kesulitannya yang waduhai. Tak ayal, istilah ini berkonotasi dengan rasa frustrasi dan depresi berlebih.

Istilah “git gud” sebenarnya berangkat dari kata “get good” yang dapat dimaknai “berusahalah sekeras mungkin”. Tapi pada praktiknya, istilah ini justru mempertebal gambaran rasa frustasi karena kalah, kalah, dan kalah terus, sampai pada titik, tidak sanggup mengeja frasa sederhana seperti “get good” dengan benar.

Kalau dilihat penggunaannya, istilah “git gud” memang tidak terlalu populer digunakan oleh komunitas gaming Indonesia secara luas. Sebab, istilah ini lebih dekat dengan gim single-player yang kurang banyak peminatnya di Indonesia. Tapi di kalangan komunitas Genshin Impact, istilah ini seringkali digunakan oleh para pejuang Spiral Abyss yang tengah berada di titik darah penghabisan.

#3 META, buffs, dan nerfs

Dalam konteks video gim bergenre MOBA (Multiplayer Online Battle Arena), istilah “META”, “buffs”, dan “nerfs” merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Sebuah “META” berkaitan dengan “buffs” dan “nerfs”. Sebaliknya “buffs” dan “nerfs” dapat membolak-balik “META”. Apasih arti “META”, “buffs”, dan “nerfs”?

Istilah gim “META” merupakan kepanjangan dari Most Effective Tactics Available yang dapat diartikan sebagai strategi yang paling efektif untuk meraih objektif dalam video gim kompetitif. Dalam konteks gim MOBA, Istilah ini mengacu pada hero atau komposisi hero yang paling sering digunakan sekaligus memiliki potensi kemenangan yang tinggi, misalnya Paquito di Mobile Legends.

Sementara itu, “buffs” merupakan istilah yang digunakan untuk merujuk pada peningkatan atribut atau statistik oleh developer video gim. Peningkatan atribut dapat berupa peningkatan damage, pengurangan cooldown skill, dsb yang ditujukan untuk menaikkan kemampuan suatu hero atau item. Sebaliknya, “nerfs” merupakan pengurangan dari aspek-aspek di atas.

Maka dari itu, pembentukan “META” sangat berkaitan dengan “buffs” atau “nerfs” yang diluncurkan oleh developer. Bisa jadi hero yang menjadi “META” saat ini jadi jelek setelah mendapatkan “nerfs” dan hero yang semula dipandang sebelah mata jadi bagus setelah mendapatkan “buffs”.

#4 Wombo combo

Pada awal kemunculannya, istilah “combo” lekat kaitannya dengan genre gim tarung, seperti Super Smash Bros, Street Fighter, Tekken, dan Mortal Kombat. Namun, seiring dengan perkembangan gim dewasa ini, istilah ini “bocor” dan menjamur di genre lain.

Istilah gim “combo” sendiri merujuk pada aksi ofensif beruntun yang dapat menyebabkan lawan tidak sanggup melakukan serangan balasan hingga akhir hayatnya. Di Mobile Legends, “combo” yang sesuai dengan definisi ini adalah “combo” legendaris bin menyebalkan bin hina: Johnson-Odette.

Lalu dari mana istilah “wombo”?

Istilah “combo wombo” merupakan permainan asonansi yang digunakan oleh caster Super Smash Bros., antara lain: Brandon “HMW” Collier, Josep “Mango” Marquez”, dan Phil “Phil” DeBerry di ajang SCSA West Coast Circuit pada 6 Desember 2008. Istilah ini mereka gunakan untuk menggambarkan serangan kombinasi dadakan antara Jeff “SilentSpecter” Leung dan Mitchell “Tang” Tang sekaligus mengakhiri perjalanan lawan mereka saat itu, Julian “Zhu” Zhu, pada semifinal turnamen tersebut.

#5 Barbar

Tank barbar? MM barbar? Assasin barbar? Gameplay barbar? Barbar nggak ada otak? Seberapa sering Anda mendengar istilah “barbar” dalam kehidupan gaming anda sehari-hari?

Istilah gim “barbar” ditujukan kepada seorang pemain yang memiliki teknik atau cara bermain eksplosif, tidak beraturan, dan terkesan spontan. Di Indonesia, istilah ini dipopulerkan oleh pensiunan pro player Mobile Legends, Yurino “Donkey” Wijaya. Ia dikenal sebagai pemain tank lihai yang selalu mengganggu lawan bahkan hingga ke base mereka.

Meski demikian, di konteks komunitas yang lebih luas, istilah “barbar” ternyata memiliki hubungan paralel dengan meme legendaris, “Leeroy Jenkins”.

Meme “Leeroy Jenkins” berangkat dari video berjudul “A Rough Go” yang diupload ke internet pada 2005. Video tersebut menceritakan sekelompok pemain World of Warcraft yang sedang merencakan serangan kepada sebuah boss. Di tengah-tengah diskusi, tiba-tiba karakter milik Ben “Leeroy” Schulz, merangsek masuk ke dalam ruangan boss sambil meneriakkan sebuah nama “Leeroy Jenkins”, menyebabkan rekan satu timnya musnah begitu saja.

Saking ikoniknya meme tersebut, tidak ada definisi yang lebih paripurna daripada definisi yang dilansir dari dictionary.com. Istilah “Leeroy Jenkins” digunakan kepada “orang yang menyebabkan kekacauan dengan penuh gaya”.

Penulis: Imron Amrulloh
Editor: Rizky Prasetya

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Exit mobile version