5 Hal yang Perlu Dilakukan Wisatawan sebelum Berkunjung ke Candi Prambanan

5 Hal yang Perlu Dilakukan Wisatawan sebelum Berkunjung ke Candi Prambanan

5 Hal yang Perlu Dilakukan Wisatawan sebelum Berkunjung ke Candi Prambanan (unsplash.com)

Bertandang ke Klaten, Jawa Tengah, rasanya tak cukup lengkap bila tidak ke Candi Prambanan. Di samping menyiapkan ponsel dengan baterai terisi penuh untuk mengabadikan momen melalui jepretan foto, ada beberapa informasi yang sebaiknya wisatawan perlu tahu. Sebab, pemahaman dasar mengenai kompleks candi yang terletak di perbatasan Jogja dan Jawa Tengah ini akan membantu mereka menepis kerugian di lapangan.

Selain itu, melakukan analisa singkat mengenai destinasi wisata yang hendak dituju memengaruhi pengalaman yang nanti dirasakan. Terlebih, Candi Prambanan bukan objek wisata biasa, melainkan sebuah peninggalan budaya yang sarat jejak nilai sejarah. Bukan hanya memperoleh kenangan berkesan, mengerti dan menerapkan aturan menyambangi candi akan menghindarkan seseorang dari julukan turis memalukan.

#1 Sandal jepit dan rok panjang sebaiknya ditinggalkan

Menikmati pesona Candi Prambanan memerlukan pemilihan busana yang tepat, terutama alas kaki dan bawahan. Hamparan pasir yang mendominasi area candi dapat menimbulkan ketidaknyamanan bagi pemakai sandal. Soalnya, kulit kaki akan mengalami gesekan langsung dengan butiran pasir yang dapat menyebabkan iritasi. Ditambah pula, konstruksi tangga candi yang terbuat dari batu berundak dengan lebar pijakan terbatas menuntut alas kaki yang memberikan cengkeraman kuat demi keamanan.

Hal serupa berlaku bagi pengunjung yang memilih mengenakan rok panjang. Pasalnya, bagian belakang rok berisiko terinjak oleh pengunjung lain ketika menaiki tangga candi. Alih-alih menghadapi kesulitan dan membahayakan keselamatan diri, mempertimbangkan kembali jenis pakaian yang akan dikenakan sebelum mengunjungi Candi Prambanan adalah tindakan yang disarankan.

#2 Wisatawan yang fobia ruang sempit dan gelap sebaiknya tidak masuk ke dalam Candi Prambanan

Individu dengan fobia ruang sempit atau klaustrofobia dan kegelapan sebaiknya urungkan keinginan untuk memasuki bagian dalam Candi Prambanan. Ruang interior candi umumnya memiliki dimensi yang terbatas dan minim pencahayaan alami. Bahkan, cenderung gelap karena ketiadaan ventilasi yang memadai.

Kondisi ini diperparah dengan potensi suhu yang meningkat dan udara yang terasa pengap di dalam. Tak ayal, situasi demikian berpeluang memicu respons kecemasan dan sensasi sesak napas bagi penderita fobia tersebut. Mengingat karakteristik ruang interior candi yang demikian, pengalaman di dalamnya berpeluang menimbulkan ketidaknyamanan psikologis yang berujung pada mimpi buruk.

#3 Hindari mengenakan lensa kontak

Penggunaan lensa kontak juga sebaiknya dijauhi. Butiran pasir yang mengelilingi area Candi Prambanan sangat mudah diterbangkan oleh angin. Bila masuk ke mata, pasir halus tadi bisa membuat iritasi hingga menimbulkan infeksi.

Sebagai alternatif yang lebih aman dan praktis, mengenakan kacamata, terutama yang dilengkapi dengan strap tali, sangat dianjurkan. Selain melindungi mata dari debu dan pasir, strap tali akan memastikan kacamata tetap terpasang aman dan tidak mudah terjatuh saat menaiki tangga curam candi yang ramai pengunjung.

#4 Bawa uang pecahan tunai untuk berjaga-jaga

Mempersiapkan sejumlah uang tunai pecahan kecil menjadi langkah tepat saat bertamasya ke Candi Prambanan. Keberadaan penyedia jasa sewa payung dengan tarif Rp10 ribu dapat sangat membantu saat cuaca terik atau hujan tiba-tiba. Selain itu, tawaran ringkasan sejarah dari pemandu lokal amatir seharga Rp5 ribu bisa memperkaya pemahaman akan situs bersejarah ini.

Uang kecil juga akan berguna saat hendak menyenangkan buah hati melalui interaksi dengan rusa. Cukup menukar Rp5 ribu, pengunjung dapat membeli seikat pakan untuk diberikan kepada sekumpulan rusa di dekat gerbang keluar.

#5 Perhatikan etika saat mengambil foto di kompleks Candi Prambanan

Mengabadikan momen di Candi Prambanan adalah hal wajar, tetapi etika berfoto perlu diutamakan. Berpose di area undakan candi, misalnya, dapat menghambat pergerakan pengunjung lain yang ingin masuk dan menikmati situs bersejarah ini.

Bukan hanya itu, tindakan memanjat struktur candi merupakan pelanggaran serius terhadap nilai budaya dan konservasi bangunan kuno. Selain merusak potensi warisan budaya, perilaku tak beradab tersebut juga tampak memprihatinkan di hadapan wisatawan mancanegara yang berada di sana.

Kesimpulannya, memahami aturan tak tertulis saat mengunjungi Candi Prambanan esensinya adalah tentang menghargai. Dengan sedikit kepekaan dan kesadaran, kunjungan ke mahakarya ini tak hanya menjadi sekadar deretan foto indah, melainkan wujud apresiasi terhadap kekayaan budaya bangsa.

Penulis: Paula Gianita Primasari
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Waktu Terbaik Berkunjung ke Candi Prambanan dan Ratu Boko.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version