5 Hal yang Harus Diingat Saat Terjun ke Dunia Saham

investor kaya hanya modal rebahan trading forex platform investasi dunia saham tips investasi binomo trading trader forex saham mojok

tips investasi binomo trading trader saham mojok

Akhir-akhir ini, rasanya semakin banyak masyarakat negeri ini yang mulai melek finansial dan ngomongin dunia saham. Pandemi memang membuat kita banyak merenungi kehidupan, termasuk kondisi finansial kita. Sebagai manusia yang merasakan dahsyatnya digembleng pandemi, sudah selayaknya kita banyak belajar.

Salah satu isu yang jadi sering dibahas yakni tentang saham. Investasi saham, rasanya sedang hits belakangan ini.

Banyak jalan yang bisa ditempuh untuk berinvestasi. Kita bisa berinvestasi melalui emas, properti, obligasi, deposito, reksa dana, dan pastinya saham. Di antara sekian instrumen investasi yang telah disebutkan, saham merupakan investasi yang berisiko tinggi, meski di sisi lain juga berpotensi untuk mendapat keuntungan yang tinggi.

Pemahaman tentang risiko perlu diketahui oleh para investor, terutama saham angkatan pandemi yang sudah merasakan nikmatnya cuan dari saham. Pelajari yang betul tentang berbagai risiko investasi, jangan sampai menyesal di akhir.

Selain itu, perhatikan juga hal-hal di bawah ini.

Influencer bukanlah manajer investasi

Jika kalian tertarik masuk dalam dunia saham karena bujuk rayu dari influencer, maka ingatlah bahwa mereka bukan manajer investasi. Mungkin kita bisa melihat postingan mereka tentang saham apa yang mereka beli, namun ingatlah bahwa belum tentu saham tersebut cocok untuk kita. Lagi pula, mereka bukan pihak resmi yang boleh memberikan rekomendasi untuk kita.

Saya sengaja meletakkan hal ini di poin pertama sebab rasanya banyak orang yang mudah sekali terpengaruh influencer, bahkan untuk hal sekrusial finansial.

Perhatikan fundamental perusahaan

Sebenarnya, membeli saham bisa berarti dua hal, untuk investasi dan untuk trading (diperjual-belikan dalam waktu dekat). Untuk poin ini, lebih mengarah pada tujuan investasi.

Saham adalah bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Sebagai calon “pemilik”, sudah seharusnya kita tahu apa yang hendak kita miliki. Bagaimana cara melihat suatu perusahaan baik atau buruk? Ah, rasanya di zaman sekarang sudah banyak media untuk belajar tentang hal tersebut. Kita bisa belajar dari berbagai situs atau media sosial (yang terpercaya). Laporan keuangan perusahaan publik pun bisa kita akses secara online.

Selain itu, banyak membaca berita terkait pasar saham dan perusahaan terkait juga jadi hal penting. Intinya, jangan malas membaca ya!

Ingat, kita masih di tengah pandemi

Dampak pandemi belum usai, perekonomian kita belum sepenuhnya kembali ke masa sebelum pandemi. Berbagai kebijakan dan pembatasan masih hilir mudik di telinga kita. Masuk ke dunia saham di tengah berbagai gejolak, berarti kita harus siap mengikuti gejolak tersebut. Naik-turunnya harga saham saat muncul sebuah kebijakan baru terkait pandemi, jangan sampai membuat kita syok.

Siapkan mental Anda

Telah dijelaskan di awal bahwa saham memiliki risiko yang tinggi sebagai instrumen investasi (terlebih untuk trading, banyak sekali risikonya). Jadi, jika kita mau nyemplung, pastikan bahwa kita berpotensi untuk tenggelam jika tidak waspada.

Mental yang stabil sangat diperlukan ketika kita masuk ke dunia saham. Jangan terlalu senang ketika portofolio hijau, dan jangan depresi ketika portofolio merah membara.

Dan untuk kalian yang tertarik masuk ke dunia saham karena efek drama Korea, ingatlah kembal rumus klasik yang berkata bahwa “hidup tak selalu seindah drama”.

Jangan pakai uang panas!

Nah ini! Ada kalanya, trading saham membuat seseorang kebanjiran cuan. Selanjutnya, bisa jadi ada orang yang meniru, meski tak memiliki uang dingin untuk membeli saham.

Apa yang dimaksud uang dingin dan panas? Uang dingin yakni uang yang tidak akan dipergunakan untuk berbagai kebutuhan, bukan juga dana darurat. Bisa dibilang, itu memang dana di luar kebutuhan kita dan sah-sah saja jika kita investasikan.

Uang panas, yakni uang yang sebenarnya akan kita gunakan, misalnya dana pendidikan anak yang semester depan harus dibayarkan. Contoh lain yang terlihat lebih ekstrem yakni uang utang, uang hasil menggadaikan aset, dan uang arisan ibu-ibu kompleks yang sebenarnya tak boleh kita sentuh untuk kebutuhan kita.

Membeli saham dengan uang panas—biasanya dengan dalih mengejar keuntungan dalam kurun waktu tertentu—merupakan hal yang sangat berisiko dan sebaiknya kita hindari. Ingat kembali, harga saham tak selalu naik!

Yaps, lima poin tersebut merupakan hal yang bisa saya sarankan. Selamat memasuki dunia saham, semoga konsisten sesuai tujuan dari investasi atau trading kalian. Selalu jaga kesehatan, termasuk kesehatan mental.

BACA JUGA 5 Tips Investasi Aman untuk Pemula agar Nggak Boncos dan tulisan Nursyifa Afati Muftizasari lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.
Exit mobile version